Jumat, 19 Februari 2021

Mending PCR atau Rapid Test Antigen? Ini Pertimbangan Memilih Tes Corona

 Bebagai jenis tes Corona saat ini mudah sekali diakses, dua yang cukup populer adalah RT PCR (real time polymerase chain reaction) dan rapid test antigen. Nah, bagaimana cara menentukan harus pakai yang mana?

Dokter spesialis mikrobiologi klinik dari Intibios Klinik, dr Enty, SpMK, menjelaskan ada kondisi tertentu yang membuat orang perlu memilih melakukan tes PCR atau antigen.


Dengan hasil yang lebih akurat, PCR disarankan untuk orang-orang yang tidak mengalami gejala, namun sempat bertemu dengan pasien COVID-19 yang sudah dinyatakan positif dalam 2 pekan terakhir.


Pasalnya, PCR lebih sensitif membaca virus. Orang yang terinfeksi virus namun tanpa gejala kemungkinan memiliki jumlah virus yang sedikit di tubuhnya. Dengan sensitivitas PCR, harusnya virus yang berjumlah sedikit tersebut bisa terdeteksi sehingga potensi hasil meleset bisa diminimalkan.


"PCR itu ibaratnya 10 copy saja bisa terdeteksi. Kalau antigen, dia butuh 1.000 - 10.000 copy baru bisa terdeteksi. Ada banyak faktor kenapa orang butuh PCR, atau butuhnya antigen. Pada orang yang tidak bergejala, antigen kurang tepat," terang dr Enty saat ditemui detikcom di Jakarta, Kamis (18/2/2021).


Meski begitu, orang yang mengalami gejala pun tetap disarankan untuk memilih tes Real Time PCR. Namun, memang pada kebanyakan kasus pasien bergejala, Rapid Test Antigen pun sudah mampu mendeteksi adanya virus pada tubuh.


"Apakah pada orang bergejala boleh dilakukan pemeriksaan PCR? Jawabannya tentu boleh, bahkan dianjurkan. Kenapa antigen jadi pilihan? Satu, dia cepat. Kedua, pada orang bergejala dia bisa punya sensitivitas tinggi. Tapi pada orang tidak bergejala, sensitivitasnya tidak setinggi pada orang yang bergejala," imbuhnya.

https://kamumovie28.com/movies/au-dela-de-la-peur/


Kabar Baik, Vaksin Corona Pfizer Mulai Diuji Coba pada Bumil!


Kabar Baik, Vaksin Corona Pfizer Mulai Diuji Coba pada Bumil!

[Vaksin Corona Pfizer memulai uji coba pada ibu hamil dengan melibatkan 4 ribu sukarelawan untuk melihat keamanan dan efektivitasnya.]


Vaksin Corona Pfizer-BioNTech memulai uji coba pada ibu hamil dengan melibatkan 4 ribu relawan, untuk melihat keamanan dan efektivitas vaksin pada ibu hamil yang sehat.


Hasil uji coba rencananya baru bisa keluar pada kuartal keempat tahun 2021. Hal ini diungkap Dr William Gruber, wakil presiden senior penelitian dan pengembangan klinis vaksin Corona Pfizer.


Seperti diketahui, ibu hamil termasuk dalam kelompok yang berisiko mengalami infeksi COVID-19 parah. "Data sejauh ini menunjukkan bahwa wanita hamil dengan COVID-19 memiliki tingkat penyakit parah yang lebih tinggi," sebut Gruber.


"Mereka juga memiliki tingkat komplikasi kehamilan yang lebih tinggi, seperti kelahiran prematur, dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak terinfeksi virus Corona," lanjutnya, dikutip dari Reuters.


Bagaimana studinya?


Studi baru ini akan menguji wanita hamil berusia 18 tahun ke atas di Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Brasil, Chili, Mozambik, Afrika Selatan, Inggris, dan Spanyol.


Ibu hamil nantinya akan menerima vaksin Corona Pfizer selama minggu ke 24-34 kehamilan, mendapatkan dua suntikan dengan jarak 21 hari, rejimen yang sama digunakan dalam uji klinis yang lebih besar.


"Tak lama setelah melahirkan, peserta yang mendapat plasebo dalam uji coba akan diberi kesempatan untuk mendapatkan vaksin yang sebenarnya, sambil tetap menjadi bagian dari penelitian," kata perusahaan tersebut.


Uji coba vaksin Corona Pfizer pada ibu hamil juga nantinya akan menilai apakah mereka yang divaksinasi bisa juga memberikan antibodi pada bayi mereka.


Pekan lalu, Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat juga mendesak agar wanita hamil dan menyusui lebih banyak dimasukkan dalam penelitian vaksin COVID-19. Sementara itu, Pfizer-BioNTech menyebut wanita hamil di Amerika Serikat telah menerima dosis pertama mereka.

https://kamumovie28.com/movies/la-peur-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar