Untuk mengatasi pandemi COVID-19, sebagian negara di seluruh dunia kini menjalankan program vaksinasi. Bagi sebagian orang vaksin COVID-19 ini bisa menghasilkan efek samping yang ringan mulai dari demam sampai rasa nyeri.
Hal ini disebut ahli wajar terjadi dan merupakan tanda bahwa tubuh sedang merespons vaksin. Demam, nyeri, atau mungkin kelelahan yang dirasakan nantinya akan hilang sendiri dalam beberapa hari.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Amerika Serikat (CDC) menyarankan beberapa tips yang bisa dicoba untuk mengatasi efek samping vaksin COVID-19 tersebut. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari situs resmi CDC:
1. Gunakan kompres dingin
Gunakan kompres dingin pada area penyuntikan yang mungkin terasa sakit. Tujuannya untuk mengurangi efek peradangan pada area tersebut.
CDC menyarankan agar memakai kain bersih yang dibasahi.
2. Gerakkan tangan
CDC menyarankan agar orang-orang berolahraga ringan atau minimal rajin menggerakkan tangan bila ingin mengurangi rasa nyeri. Aktifitas fisik dapat memperlancar aliran darah dan mengurangi peradangan pada area penyuntikan.
3. Minum air
Untuk menghadapi efek samping demam, CDC menyarankan orang-orang menjaga cairan tubuh dengan rutin minum air. Pasalnya demam dapat membuat seseorang mudah berkeringat dan terserang dehidrasi yang akan membuat tubuh semakin tidak terasa nyaman.
4. Gunakan pakaian longgar
Pakaian longgar memastikan sirkulasi udara yang lebih baik untuk tubuh. Sehingga tubuh bisa jadi lebih nyaman saat mudah berkeringat karena demam.
5. Obat nyeri
Beberapa obat yang dijual bebas mulai dari aspirin, ibuprofen, atau antihistamin lainnya dapat digunakan untuk meredakan nyeri. Hanya saja CDC menyarankan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu bila ingin mengonsumsi obat-obat tersebut.
https://nonton08.com/movies/the-other-side/
Demi Valentine Aman, Kota San Fransisco Sarankan Bercinta Kilat
Jelang perayaan hari Valentine atau Valentine's Day, Dinas Kesehatan (Dinkes) di Kota San Fransisco, Amerika Serikat (AS), memperbarui panduan bercinta yang aman di tengah pandemi COVID-19. Panduan ini dikeluarkan karena bercinta termasuk aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang bisa jadi risiko penularan.
Dalam panduan dijelaskan bahwa hal-hal yang biasa dilakukan saat bercinta dengan pasangan berisiko menularkan COVID-19. Oleh sebab itu pasangan disarankan bercinta lebih aman dengan menjaga mulut dan hidung, serta buat waktunya jadi sesingkat mungkin.
"COVID-19 menyebar saat kita mengeluarkan napas, terutama saat batuk, bersin, dan bahkan bernyanyi. Ketika pernapasan menjadi cepat, misalnya saat terengah-engah, mendesah, atau berteriak, apa yang dikeluarkan dari mulut juga akan meningkat sehingga berisiko menyebarkan COVID-19," tulis panduan yang diperbarui 9 Februari 2021 tersebut.
"Lebih cepat bisa jadi lebih baik. Karena semakin lama kamu berada dalam jarak 2 meter dengan seseorang, semakin tinggi risiko penularan," lanjut panduan seperti dikutip dari situs resmi Dinkes San Fransisco, Minggu (14/2/2021).
Studi sudah menemukan jejak-jejak virus COVID-19 pada cairan organ intim. Namun, sejauh ini belum terbukti adanya kasus penularan langsung karena hal tersebut.
Menurut ahli biasanya orang-orang tertular saat bercinta karena aktivitas berciuman yang melibatkan air liur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar