Senin, 01 Februari 2021

Tim WHO Kunjungi Pasar Wuhan, Tempat Virus Corona Dilaporkan Pertama Kali

 Tim ahli yang dipimpin World Health Organization (WHO) yang menyelidiki asal-usul COVID-19 di kota Wuhan China mengunjungi pasar Huanan pada Minggu malam (31/1/2021), pusat grosir makanan laut yang menjadi lokasi awal terdeteksinya virus Corona.

Mengutip dari laman Reuters, akses publik ke pasar kini sangat dibatasi sejak ditutup pada awal tahun lalu. Pasar tersebut dibarikade dengan penjaga yang bertugas sepanjang waktu.


Sebelum ditutup, pasar Huanan merupakan pasar yang ramai yang terdiri dari ratusan kios yang dibagi menjadi beberapa bagian untuk makanan laut, daging, dan sayuran.


Beberapa diplomat China dan media pemerintah mengatakan, mereka percaya pasar bukanlah asal (virus), dan telah memberikan dukungan di balik teori bahwa virus tersebut berpotensi berasal dari negara lain.


Pada 31 Desember 2019 lalu, setelah empat kasus pneumonia misterius dikaitkan dengan pasar, pasar tersebut ditutup dalam semalam. Pada akhir Januari, Wuhan dikunci selama 76 hari.


Para ahli pun mengatakan pasar Huanan masih berperan dalam melacak asal-usul virus, sejak kelompok kasus pertama teridentifikasi di sana.


Setelah karantina selama dua minggu di kota yang berakhir pada Kamis lalu, tim WHO diharapkan mengunjungi laboratorium, pasar, dan rumah sakit di Wuhan.


Penyelidikan yang dipimpin WHO di Wuhan sempat tertunda akibat kekhawatiran atas akses dan pertengkaran antara China dan Amerika Serikat, yang menuduh China menyembunyikan sejauh mana wabah awal dan mengkritik ketentuan kunjungan, di mana para ahli China melakukan tahap pertama penelitian.


Tim itu dijadwalkan tiba di Wuhan pada awal Januari, dan penundaan kunjungan China mengundang kritik publik yang jarang dari kepala WHO, yang dituduh oleh mantan Presiden AS Donald Trump sebagai "China-sentris".

https://kamumovie28.com/movies/brian-banks/


2 Vaksin Ini Diuji ke Varian Baru Corona Afsel, Bagaimana Hasilnya?


Data awal dari dua uji coba vaksin virus Corona menunjukkan kurang efektif dalam melindungi dari varian virus Corona Afrika Selatan.

Data uji klinis menunjukkan bahwa vaksin Novavax dan Johnson & Johnson kurang efektif dalam mencegah virus Corona pada peserta uji coba di Afrika Selatan. Kedua perusahaan vaksin melakukan perbandingan antara negara-negara yang kurang tersebar varian Afrika Selatan dan di Afrika Selatan di mana varian baru menyebar luas.


Dikutip dari laman The Guardian, Novavax melaporkan bahwa hasil dari uji coba menunjukkan vaksinnya memiliki kemanjuran 50 persen secara keseluruhan dalam mencegah COVID-19 di antara orang-orang di Afrika Selatan. Sementara di hasil tahap akhir dari Inggris, vaksin tersebut memiliki kemanjuran hingga 89,3 persen.


Pada Jumat (29/1/2021), Johnson & Johnson mengatakan satu suntikan vaksinnya memiliki kemanjuran 66 persen, dilihat dari uji coba skala besar yang mencakup tiga benua. Di AS, kemanjuran vaksin mencapai 72 persen, tetapi hanya 57 persen di Afrika Selatan, di mana varian baru merupakan 95 persen kasus virus korona dalam uji coba.


Hasil uji coba tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai kemanjuran vaksin yang beredar saat ini, seperti Pfizer/BioNTech yang telah didistribusikan di Inggris. Sementara vaksin menunjukkan kemanjuran tinggi, uji coba sebagian besar dilakukan sebelum varian Afrika Selatan menyebar luas.

https://kamumovie28.com/movies/wrongfully-accused/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar