Program vaksinasi Corona di DKI Jakarta sudah memasuki tahap III untuk kelompok sasaran masyarakat rentan. Untuk memperluas cakupan vaksinasi COVID-19 di DKI, Kementerian Kesehatan memberikan izin untuk memberikan vaksin ke masyarakat umum usia 18 tahun ke atas.
"Sudah mulai (untuk) di atas 18 usia 18 tahun. Menggunakan AZ (AstraZeneca)," kata juru bicara vaksinasi Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi detikcom, Kamis (9/6/2021).
Belum ada pengumuman resmi terkait hal itu. Namun sebuah surat dari Kementerian Kesehatan RI untuk Dinas Kesehatan DKI Jakarta menjelaskan beberapa hal terkait kebijakan vaksinasi Corona pada usia 18 tahun ke atas.
Alasan memberi izin vaksinasi Corona untuk 18 tahun ke atas di DKI juga terungkap dalam surat yang beredar luas di media sosial tersebut. Berikut alasan yang terungkap:
1. Kasus aktif tinggi
Kemenkes melihat kasus aktif di DKI yang cenderung meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan angkanya di atas batas yang telah ditentukan yang menunjukkan transmisi penularan Corona di DKI cenderung tinggi.
"Persentase kasus positif di Provinsi DKI Jakarta selama satu pekan terakhir 7,62 persen (lebih dari 5 persen)," demikian bunyi surat edaran tersebut.
Selain itu sekitar 35 persen kasus positif aktif memiliki gejala sedang sampai kritis sehingga membutuhkan perawatan di rumah sakit.
2. Cakupan vaksinasi masih rendah
Pelaksanaan vaksinasi tahap III di DKI yang menyasar masyarakat rentan masih sangat terbatas. Adanya 'lampu hijau' dari Kemenkes untuk memberikan vaksin kepada masyarakat umum akan meningkatkan cakupan vaksinasi di DKI.
3. Ibu kota negara
DKI merupakan ibu kota Negara yang menjadi pusat pemerintahan dan pertumbuhan ekonomi nasional sehingga penting bagi pemerintah untuk segera menekan dan mengendalikan kasus COVID-19 di DKI.
"Salah satunya dengan mencapai herd immunity melalui pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dengan cakupan tinggi dan merata."
https://maymovie98.com/movies/robin-hood/
Bukan Pasar Wuhan, Inikah Tempat Virus Corona Berasal?
Teori virus Corona bocor dari laboratorium Wuhan kembali mencuat usai temuan dugaan para pekerjanya jatuh sakit sebelum pandemi COVID-19 dengan gejala mirip Corona. Pakar penyakit menular ternama Dr Anthony Fauci belakangan juga mendesak China merilis riwayat medis lengkap terkait sakitnya petugas lab Wuhan tersebut.
Dikutip dari Reuters, ada enam pekerja yang disebut jatuh sakit setelah bekerja di tambang provinsi Yunnan 2012 silam, yang kini dinilai menjadi wilayah penting terkait asal usul Corona. Para pekerja yang diidentifikasi berusia 30 hingga 63 tahun.
Mereka membersihkan lapisan tembaga dari kotoran kelelawar pada April 2012 lalu. Beberapa pekan kemudian, mereka dirawat di RS ibu kota provinsi Kunming.
Adapun gejala yang dikeluhkan seperti berikut.
Batuk terus menerus
Demam
Nyeri kepala dan dada
Sulit bernapas.
Naasnya, tiga orang di antara petugas tersebut meninggal dunia. Tambang ini berada di Mojiang barat daya China, sekitar 1.500 kilometer dari Wuhan, tempat pertama kali COVID-19 dilaporkan.
Detail enam pekerja tambang
Meski rincian biografi lengkap enam pekerja tersebut belum dirilis, nama keluarga, usia, dan catatan medis mereka dimuat dalam tesis 2013 yang ditulis mahasiswa pascasarjana Universitas Kedokteran Kunming bernama Li Xu.
Studi Li, yang masih tersedia di arsip makalah ilmiah China di cnki.net, memeriksa gejala setiap pasien dan menyimpulkan bahwa mereka adalah korban virus Corona 'mirip SARS' yang tertular dari kelelawar tapal kuda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar