Bangunan hostel kekinian dengan berbagai fasilitas sudah umum ditemukan. Tapi, bagaimana kalau adanya di dalam armada pesawat raksasa?
Inilah Jumbo Jet Hostel, sebuah penginapan yang menggunakan armada pesawat tua Boeing 747-212B berukuran raksasa. Armada yang dibuat tahun 1976 dan sudah tidak digunakan ini, disulap menjadi sebuah hotel dengan berbagai fasilitas.
Ditelusuri detikTravel dari situs resminya, Kamis (7/2/2019) Jumbo Jet Hostel terletak di Ibukota Swedia, Stockholm. Tidak jauh dari bandara internasional Arlanda.
Awalnya, pemilik ingin mengembangkan bisnis hotel. Kemudian, ia mendengar ada sebuah bangkai pesawat tua yang dijual di Bandara Arlanda. Karena menurutnya strategis dan menjual, kemudian ia membangun hotel di armada tersebut.
Dulunya armada Boeing 747-212B ini dimiliki dan dioperasikan oleh maskapai Swedia bernama Transjet, yang bangkrut pada tahun 2002. Sebelumnya, armada ini awalnya dibuat untuk maskapai Singapore Airlines dan Pan Am.
Kini, hotel tersebut memiliki 33 kamar dengan sejumlah kelas di dalamnya. Jenis kamar berbeda, dengan total 76 tempat tidur secara keseluruhan ditambah luas ruangan 6x3 meter.
Traveler pun bisa memilih sesuai kebutuhan. Jika traveling beramai-ramai, bisa menggunakan jenis dorm dengan bunk bed yang dapat menampung hingga 4 orang. Ada juga jenis kamar standard dan suite, untuk pengalaman yang lebih eksklusif.
Penginapan juga memiliki kafe dan bar, untuk sekadar bersantai menikmati pengalaman yang berbeda. Jika traveler hanya ingin transit dan memiliki waktu minim, mungkin ini bisa jadi alternatif tempat menghabiskan waktu.
Apabila ingin menginap dan langsung pergi ke bandara, pihak hotel juga menyediakan shuttle transfer gratis ke bandara internasional Arlanda.
Nah, jika traveler mau coba menginap di sini, siapkan biaya SEK 550-SEK 1895 (Krona Swedia). Jika dalam rupiah, berkisar Rp 837 ribu-2,8 juta per malamnya.
Event Seru di Banyuwangi, Bersepeda Sambil Pesta Cokelat
Ajang sport tourism kembali hadir di Banyuwangi. Yang terdekat adalah event Chocolate Glenmore Run pada 16 Februari dan Chocolate Happy Cycling 17 Februari.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, event yang dipusatkan di kawasan wisata Doesoen Kakao, perkebunan Kendeng Lembu, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi tersebut juga dirangkai dengan Chocolate Jazz & Food Festival.
"Kami ingin mengenalkan Glenmore sebagai salah satu penghasil kakao terbaik dunia. Kakao dari perkebunan Glenmore ini telah diekspor ke berbagai penjuru dunia dan menjadi bahan cokelat terbaik di dunia," kata Anas kepada wartawan, Kamis (7/2/2019).
Para peserta akan diajak menyusuri hamparan areal perkebunan kakao dan karet seluas 1.500 hektar. Selain menjelajahi kebun kakao sepanjang rute, para pelari dan pesepeda bisa menikmati kuliner berbahan cokelat yang diolah penduduk setempat.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Wawan Yadmadi menambahkan, kompetisi lari ini akan melombakan dua kategori, yakni 5 kilometer dan 10 kilometer. Para wisatawan juga bisa mengikuti kompetisi sepeda menaklukkan lintasan menantang dalam Chocolate Happy Cycling. Peserta akan melintasi rute sejauh 20,4 km dengan mengambil lokasi start dan finish yang sama, yaitu di Doesoen Kakao.
"Lintasan yang akan dilalui peserta 80 persen offroad. Setelah melewati jalur mulus di jalan lintas selatan, mereka akan memasuki jalanan terjal dan berbatu di pinggiran perkebunan cokelat yang rimbun. Tantangan akan semakin berat pada 2 kilometer terakhir saat peserta harus menaklukkan rute menanjak dan beraspal yang licin," terang Wawan.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar