Senin, 15 Februari 2021

Vaksin AstraZeneca Diuji pada Anak-anak, Samakah Aturan Pakainya?

 University of Oxford baru saja meluncurkan penelitian uji vaksin COVID-19 AstraZeneca Inc. pada anak-anak berusia 6-17 tahun. Anak-anak memiliki risiko penyakit akibat COVID-19 yang lebih kecil. Namun, uji keamanan tetap diperlukan.

"Walaupun sebagian besar anak-anak cenderung tidak terdampak oleh virus Corona dan cenderung tidak terdampak oleh infeksi, penting untuk menjaga keamanan dan respons imun terhadap vaksin pada anak-anak dan anak muda untuk melihat manfaat vaksin pada anak-anak," ujar Kepala Penyelidik Uji Coba Vaksin Oxford Prof Andrew Pollard, dikutip dari Sky News, Minggu (14/2/2021).


Penelitian ini akan melibatkan 300 partisipan dengan pemberian vaksin pertama dijadwalkan berlangsung bulan ini. Vaksin AstraZeneca ini memang dipercaya sebagai vaksin untuk dunia lantaran relatif murah dan mudah pendistribusiannya.


Pemberian vaksin pada anak-anak ini akan dilakukan secara bertahap untuk melihat interval waktu paling tepat dari pemberian dosis 1 ke dosis selanjutnya. Dalam waktu 12 bulan, akan dilakukan 5 kali tes darah untuk melihat berapa lama respons imun bertahan.


"Kami akan memberikan mereka dosis dengan selang 1 sampai 3 bulan untuk melihat interval waktu mana yang memberikan respons imun terbaik," ujar peneliti klinis dari Oxford Vaccine Group dr Grace Li, dikutip Sky News.

https://nonton08.com/movies/orange-2/


Investigasi Asal-usul COVID-19, Tim WHO Akan Fokus ke Asia Tenggara


Tim investigasi yang dibentuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti kuat asal-usul COVID-19 di China. Hal ini memperkuat gagasan yang terus didorong pemerintah China, bahwa virus berasal dari luar negeri sebelum kemudian kasusnya meledak di Wuhan.

Salah satu anggota tim, Dr Peter Daszak, menjelaskan kemungkinan fokus investigasi akan berpindah ke negara-negara Asia Tenggara. Ini dilakukan karena teori bahwa virus masuk ke wilayah China dari negara sekitar lewat suplai makanan beku.


"Kami sudah mengerjakan banyak hal di China, yang bila ditarik kesimpulannya menunjuk ke daerah perbatasan. Kita tahu masih sedikit pengawasan yang dilakukan di seluruh wilayah Asia Tenggara," kata Peter seperti dikutip dari BBC, Minggu (14/2/2021).


"China negara yang besar dan begitu juga dengan Asia Tenggara. Rantai suplai yang ada di pasar Huanan datang dari berbagai negara, berbagai daerah China, jadi perlu waktu untuk melacaknya," lanjut Peter.


Amerika Serikat (AS) menanggapi laporan investigasi WHO di China dengan kecurigaan. Penasehat keamanan Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan penting agar tim investigasi bekerja secara independen, tidak berada di bawah tekanan otoritas China.


Hal ini menyusul kabar bahwa tim ternyata tidak diberikan data kunci 174 kasus awal wabah COVID-19 di China. Tim juga tidak bisa memeriksa sampel darah para pasien di China sebelum ada wabah untuk memastikan tanda-tanda sirkulasi virus.


"Penting agar laporan ini bisa independen. Para ahli seharusnya bisa bebas dari intervensi atau manipulasi oleh pemerintah China," kata Jake seperti dikutip dari Reuters.


"Untuk bisa memahami pandemi ini dengan lebih baik dan bersiap menghadapi yang berikutnya, China harus memberikan seluruh data yang tersedia," pungkasnya.

https://nonton08.com/movies/orange/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar