- Vaksin AstraZeneca memperbarui data uji coba ketiga vaksin Corona. Perbaruan ini menanggapi polemik akurasi data yang dipertanyakan dari laporan awal vaksin mereka di Amerika Serikat.
Dikutip dari CNBC, AstraZeneca mengumumkan vaksinnya 76 persen efektif mencegah kasus Corona bergejala. Mereka juga menyatakan dalam laporan baru uji ketiganya, vaksin 100 persen efektif mencegah penyakit parah karena COVID-19 dan rawat inap.
Efikasi vaksin tersebut menurun dibandingkan laporan awal yang sebelumnya menyebutkan efikasi mencapai 79 persen mencegah kasus bergejala.
Sejumlah pejabat kesehatan AS mengkritik AstraZeneca dalam beberapa hari terakhir, mengklaim jika laporan awal vaksin mereka tidak transparan dan tak lengkap, dengan dugaan menguntungkan pihak pengembang vaksin.
Pihak AstraZeneca mengklarifikasi, menegaskan data yang didapat dari laporan awal berdasarkan interim report atau analisis sementara, yang akan terus diupdate hasilnya. dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular ternama di AS mengimbau agar tak mempermasalahkan hal tersebut lantaran sejauh ini vaksin AstraZeneca dinilai aman digunakan.
"Faktanya ini adalah vaksin yang sangat bagus," kata Fauci.
Dalam data uji coba ketiga yang diperbarui, ada 190 kasus bergejala, di lebih dari 32.000 relawan. Ada peningkatan sekitar 50 kasus bergejala, dibandingkan dengan kumpulan data yang dirilis sebelumnya.
Studi vaksin AstraZeneca terbaru juga menunjukkan vaksin lebih efektif pada pasien berusia 65 tahun ke atas dengan angka efikasi 85 persen, dari sebelumnya 80 persen.
https://cinemamovie28.com/movies/jiu-jitsu/
Dokter Ungkap Gejala & Cara Atasi Gangguan Pencernaan Anak
Gangguan pencernaan menjadi kondisi yang kerap kali terjadi pada anak-anak. Bahkan, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Daeng M Faqih menyebut gangguan pencernaan merupakan salah satu komorbid pada anak-anak Indonesia.
"Gangguan gizi dan diare menjadi komorbid anak-anak di Indonesia. Kita harus memilih makanan yang baik dan sehat sehingga tidak gampang diare dan asupan gizinya baik. Jika ini didorong sehingga daya tahan tubuh anak menjadi baik, terutama selama pandemi," ujarnya dalam konferensi pers Morinaga Chil*Go! virtual 'Peduli Gizi Anak Selama Pandemi', Kamis (25/3/2021).
Menurut dr. Daeng, gangguan pencernaan anak sering kali disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi bergizi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan anak mengonsumsi pola makan seimbang.
"Pola makan seimbang yang terdiri dari nutrisi makro dan nutrisi mikro dikombinasikan dengan pola hidup bersih sehat (PHBS) seperti rajin cuci tangan, menghindari keramaian, memakai masker, tidur cukup, tetap beraktivitas fisik, serta stres rendah, paling efektif membantu tubuh melawan infeksi virus dan penyakit," katanya.
Sementara itu, Head of Medical Kalbe Nutritionals, dr. Muliaman Mansyur mengatakan gejala gangguan pencernaan anak pada dasarnya dapat diketahui dengan mudah. Salah satunya dengan memperhatikan frekuensi buang air besar (BAB) pada anak.
"Jadi memang gangguan saluran pencernaan itu paling gampang terlihat. Indikator yang paling gampang melihat frekuensi poop anak karena anak harus poop setiap hari. Kalau memang itu tidak ada, artinya ada sesuatu pada saluran pencernaannya," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar