Pemerintah China dilaporkan akan memaksa Jack Ma untuk melepas bisnis media massa yang dikelola oleh perusahaannya, Alibaba. Jikalau benar, maka satu media besar yang diincar tentu adalah South China Morning Post (SCMP).
SCMP ini berbasis di Hong Kong, merupakan media kawakan berbahasa Inggris yang banyak pembacanya dan dinilai kredibel. Alibaba membelinya pada tahun 2015 senilai USD 266 juta.
Kabar bahwa Alibaba akan menjual SCMP karena tekanan pemerintah China membuat resah para karyawan dan jurnalisnya. Apalagi walau belum ada kabar siapa pembelinya, ada dugaan adalah perusahaan China sehingga ditakutkan, SCMP akan terkekang, tidak bebas lagi dalam memberitakan.
CEO SCMP, Gary Liu, pun coba menenangkan para pegawai. "Yakinlah bahwa komitmen Alibaba pada SCMP tetap tidak berubah dan akan terus mendukung misi kita dan tujuan bisnisnya," kata dia dalam sebuah memo.
"Tidak ada rencana perubahan kepemilikan. SCMP tetap berkomitmen melayani pembaca global kita dengan jurnalisme independen dan analisis mendalam, seperti yang sudah kita lakukan selama lebih dari 117 tahun," tulisnya lagi, seperti dikutip detikINET dari The Standard.
Alibaba kabarnya dipaksa menjual aset media karena pemerintah China khawatir pengaruh mereka semakin luas. Seperti diketahui, pemerintah China sangat ketat dalam mengendalikan pemberitaan media. Media Jack Ma mungkin ditakutkan tidak seiring sejalan dengan propaganda mereka.
Sebelumnya di sisi lain, Alibaba juga telah diinvestigasi secara resmi oleh pemerintah China terkait dugaan melakukan praktik monopoli. Bahkan dalam kabar terbaru, regulator anti monopoli China sudah mempertimbangkan untuk menjatuhkan denda lumayan besar pada mereka.
Sumber Wall Street Journal menyebutkan bahwa raksasa e-commerce itu kemungkinan akan didenda lebih dari USD 975 juta atau di kisaran Rp 14 triliun. Perusahaan chip Qualcomm sebelumnya pernah didenda sejumlah itu pada tahun 2015 terkait praktik anti kompetisi.
https://trimay98.com/movies/for-a-few-bullets/
Asal Muasal Balapan dan Persaingan ke Planet Mars
Tahun ini China, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat berhasil mengirimkan wahana antariksa ke Mars. Siapa sangka ekspedisi ke Mars memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak 60 tahun yang lalu.
Sejak tahun 1960-an negara-negara besar telah mengirimkan puluhan misi ke Mars. Di masa-masa awal, eksplorasi ini hanya terbatas untuk mengambil gambar sambil melewati orbit Planet Merah.
Kini seiring kemajuan teknologi, banyak negara yang mengirimkan wahana pengorbit, pendarat bahkan penjelajah yang menjelajahi Mars dari langit dan di permukaan. Berikut sejarah singkat ekspedisi ke Mars seperti dirangkum dari Space, Sabtu (20/3/2021).
Awal Mula
Misi pertama yang berhasil mencapai Mars adalah Mariner 4 milik NASA. Wahana antariksa ini diluncurkan pada 28 November 1964 dan tiba di Planet Merah pada 14 Juli 1965. Selama mengorbit, Mariner 4 mengirimkan 21 foto Mars kembali ke Bumi.
Meski AS menjadi negara pertama yang resmi tiba di Mars, Uni Soviet merupakan negara yang paling pertama mencoba terbang ke planet itu. Mereka telah mencoba sejak tahun 1960 dengan mengirimkan misi Marsnik 1, tapi percobaan mereka terus gagal hingga empat tahun kemudian.
Dua hari setelah misi Mariner 2 diluncurkan, Uni Soviet mencoba lagi dengan misi Zond 2. Misi ini berhasil melewati Mars tapi radionya tidak berfungsi dan tidak berhasil mengirimkan data ke Bumi.
Pada 28 Mei 1971, Uni Soviet mencoba lebih ambisius dengan mengirimkan misi Mars 3 yang terdiri dari wahana pengorbit dan pendarat. Wahana pengorbitnya bisa bekerja dengan sukses, tapi wahana pendaratnya hanya berfungsi selama 20 detik di permukaan Mars sebelum akhirnya mati.
Wujud Mars semakin terlihat jelas setelah misi Mariner 9 milik NASA tiba pada November 1971. Lewat misi ini, ilmuwan berhasil menemukan puncak gunung api yang telah mati dan salah satu ngarai terbesar di alam semesta bernama Valles Marineris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar