Sabtu, 27 Maret 2021

Dear Warga +62, Jangan Asal Pamer Sertifikat Vaksin Corona di Medsos!

 Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang mengungah sertifikat vaksin Corona miliknya. Pamer sertifikat vaksin akhir-akhir ini jadi tren warganet untuk memperlihatkan bukti bahwa mereka telah divaksin.

Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito memperingatkan mengunggah sertifikat vaksin secara sembarangan sangat berbahaya karena bisa membuat data pribadi bocor.


"Pemerintah meminta kepada para penerima vaksin Covid-19 yang sudah mendapat sertifikat bukti telah divaksin agar tidak mengunggahnya ke media sosial ataupun juga mengedarkannya," kata Wiku dalam jumpa pers daring, Selasa (23/4).


Dalam sertifikat vaksin tercantum quick response code (QR Code) yang digunakan untuk menyimpan data pribadi peserta vaksin. Data pribadi penerima vaksin bisa bocor jika QR Code tersebut tersebar melalui unggahan di media sosial.


Prof Wiku mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menjaga data dirinya dan hanya menggunakan sertifikat vaksin sesyai kebutuhannya.


"Gunakan sertifikat tersebut sesuai dengan kebutuhannya, karena tersebarnya data pribadi dapat membawa risiko bagi kita," pungkasnya.

https://maymovie98.com/movies/taste-of-love/


Update WHO Terkait Perkembangan Varian COVID-19 di Dunia


 Dalam laporan terbaru situasi pandemi COVID-19 per 23 Maret 2021, WHO memberikan informasi perkembangan varian COVID-19. Setidaknya ada tiga varian yang jadi perhatian yaitu B117 atau varian Inggris, B1351 atau varian Afrika Selatan, dan P1 atau varian Brasil.

Tiga varian tersebut masuk dalam kategori varian of concern (VOC) karena terbukti memiliki mutasi yang bersifat signifikan. Artinya varian bisa memiliki dampak dalam hal menyebabkan penyakit, tingkat penularan, menghindari imunitas, efikasi vaksin, dan kemampuan deteksi alat tes.


Untuk varian Corona B117 yang pertama kali dilaporkan Inggris, WHO menyebut ada bukti varian bisa menyebabkan infeksi yang lebih parah dan meningkatkan tingkat kematian. Varian juga bisa sampai 75 persen lebih menular dan berdampak membuat alat tes yang menargetkan gen S meleset.


Kabar baiknya varian Corona B117 belum terbukti berdampak besar terhadap efikasi vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini.


"Tidak ada dampak signifikan terhadap kemampuan netralisasi usai vaksinasi oleh Moderna, Pfizer-BioNTech, Oxford-AstraZeneca, Novavax, dan Bharat," tulis WHO seperti dikutip dari situs resminya pada Kamis (25/3/2021).


Pada varian B1351 yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan, bukti terbaru menyebut ada peningkatan kematian sampai 20 persen dibanding varian sebelumnya. Varian juga bersifat lebih mudah menular dan bisa mengurangi kemampuan netralisasi antibodi serta efikasi vaksin.


"Pengurangan kemampuan netralisasi usai vaksin bersifat minimal sampai sedang pada Moderna dan Pfizer. Tapi ada juga bukti yang melihat pengurangan efikasi lebih besar," kata WHO.


"Pada studi kecil, vaksin AstraZeneca tidak menunjukkan efikasi terhadap kejadian infeksi ringan-sedang. Sementara efikasi untuk kasus infeksi yang parah tidak diperhitungkan sehingga tidak bisa diambil kesimpulan," lanjutnya.


Sementara untuk varian P1 yang dilaporkan di Brasil, bukti melihat sifat-sifat yang hampir sama dengan B1351. Hanya saja pada varian P1 studi telah mengonfirmasi kemampuan varian menghindari antibodi sehingga bisa menyebabkan kasus reinfeksi di antara penyintas.


"Kasus reinfeksi telah dilaporkan," komentar WHO mengenai varian P1.

https://maymovie98.com/movies/the-frozen-ground/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar