Sabtu, 27 Maret 2021

Kematian COVID-19 Anak RI Tertinggi di Asia Tenggara, Ini Penyebabnya

 Menjaga asupan nutrisi bagi anak-anak sangat penting dilakukan oleh para orang tua untuk menjaga daya tahan tubuhnya, terutama di masa pandemi seperti saat ini. Pasalnya, daya tahan tubuh anak belum sempurna, sehingga mereka rentan terpapar oleh virus dan penyakit.

Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Daeng M Faqih, SH, MH, angka kematian anak di Indonesia karena COVID-19 adalah yang tertinggi di Asia Tenggara, yakni sebanyak 1,7 persen.


Disebutkan, gangguan gizi dan diare merupakan komorbid atau penyakit penyerta terbanyak di Indonesia, kemudian diikuti oleh pneumonia dan demam berdarah.


"Di Indonesia, komorbid pada anak ini ada kekhasan dibanding dengan negara-negara lain. Makanya anak di Indonesia banyak kasus meninggalnya. Gangguan gizi dan diare itu menjadi komorbid anak yang diduga banyak di Indonesia," kata dr Daeng dalam acara konferensi pers online, Kamis (25/3/2021).


Oleh sebab itu, dr Daeng mengatakan bahwa dibutuhkan strategi untuk menjaga daya tahan tubuh anak, seperti dengan memilih jenis makanan yang sehat dan bernutrisi. Dengan demikian, anak tidak akan mudah tertular COVID-19.


Lebih lanjut, pola hidup sehat bersih sehat (PHBS), yaitu rajin mencuci tangan, hindari keramaian, memakai masker, tidur cukup, rutin beraktivitas fisik, serta stres rendah, juga dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh. Hal ini berlaku bagi anak-anak dan orang dewasa.


"Pola makan seimbang yang terdiri dari nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan nutrisi mikro (vitamin dan mineral) dikombinasikan dengan pola hidup bersih sehat (PHBS) paling efektif membantu tubuh melawan infeksi virus dan penyakit," pungkas dr Daeng.

https://maymovie98.com/movies/the-taste-of-money-a-forbidden-transaction/


Satgas IDI Sangsi Larangan Mudik Efektif Cegah Corona, Ini Sebabnya


Dalam rangka menangani pandemi COVID-19, pemerintah melarang perjalanan mudik Lebaran 2021 pada 6 sampai 17 Mei 2021. Peraturan tersebut berdasarkan rapat menteri, Jumat (27/3/2021).

Menanggapi masyarakat yang tidak setuju dengan adanya larangan mudik, Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengaku tak heran jika larangan mudik ini menuai ketidaksetujuan dari publik.


Larangan mudik tersebut amat penting untuk dilaksanakan. Akan tetapi, larangan mobilitas ini tak sejalan dengan kerumunan-kerumunan dan mobilitas yang masih berlangsung padat setiap hari, seperti di fasilitas Commuter Line.


"Tapi lebih ingin konsistensi pada tiap implementasi kebijakan COVID-19. Jika di dalam Commuter Line saja masih berkerumun, tentunya akan membuat publik bertanya-tanya terhadap tiap kebijakan baru yang dibuat" ujarnya, dikutip dari akun Twitter @ProfesorZubairi, Jumat (26/3/2021).


Saat dikonfirmasi lebih lanjut oleh detikcom, Profesor Zubairi menjelaskan, larangan mudik ini memang penting diterapkan. Akan tetapi agar bisa efektif, perlu diseimbangankan dengan upaya yang lain, termasuk mengurangi kerumunan.


"Ya kalau hanya larangan mudik tentu kurang efektif. Harus bersama-sama dengan upaya yang lain yang sudah bolak-balik disampaikan mengenai pakai masker kalau keluar rumah, sering-sering cuci tangan, jangan berkerumun, termasuk 3T, bersama dengan vaksin" terangnya, Jumat (26/3/2021).


Lagi-lagi, Profesor Zubairi mengingatkan pentingnya menjalankan protokol kesehatan. Menurutnya, keberhasilan penanganan pandemi akan tercapai jika upaya pembatasan mobilitas konsisten diiringi pelaksanaan protokol kesehatan.


"Larangan mudik kemudian bersama dulu disebut PSBB, sekarang PPKM, saya kira itu secara gabungan akan bermanfaat" pungkasnya.

https://maymovie98.com/movies/hypnotika/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar