Sabtu, 27 Maret 2021

Soal Asal Usul COVID-19, Pakar AS Masih Yakin Corona Berasal dari Lab Wuhan

 Mantan direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) Dr Robert Redfield meyakini, virus Corona COVID-19 berasal dari virus yang kabur dari lab di Wuhan. Akan tetapi Redfield menekankan, hal ini memang belum ada bukti ilmiahnya.

"Dari sudut pandang saya, masih percaya bahwa etiologi yang paling memungkinkan dari patogen ini di Wuhan berasal dari laboratorium lolos" ujarnya, dikutip dari Live Science, Sabtu (27/3/2021).


Hingga kini, asal-usul virus Corona masih diperdebatkan. Berbeda dari pandangan Redfield, beberapa peneliti menyebut asal SARS-CoV-2 tidak pernah diketahui secara pasti.


Mengingat, gagasan bahwa virus 'kabur' dari laboratorium ini muncul lantaran di awal kemunculannya, biolab yang dikenal dengan keamanan tinggi bernama Institut Virologi Wuhan (WIV) sedang melakukan penelitian virus Corona.


Redfield membantah prediksi virus Corona berasal dari kelelawar, sebagaimana yang sempat disebut WHO beberapa waktu lalu. Menurutnya, penularan dari kelelawar untuk menjadi pandemi mustahil secara biologis. Pasalnya, penularan ini terjadi dengan amat cepat hingga kini menjadi pandemi, sementara penyebaran virus dari hewan idealnya tak terjadi secepat itu.


"Biasanya ketika patogen berpindah dari zoonosis ke manusia, dibutuhkan beberapa waktu untuk mengetahui bagaimana penularan bisa terjadi secara cepat (efisien) dari 1 manusia ke manusia lainnya," imbuhnya.


Akan tetapi, peneliti lain lagi menyebut bahwa genom SARS-CoV-2 berbeda secara genetik dari virus Corona yang dipelajari di Wuhan. Walhasil peneliti ini percaya, tak mungkin virus penyebab pandemi adalah hasil virus yang kabur dari laboratorium di Wuhan.


"Virus SARS-CoV-2 memiliki beberapa perbedaan kunci dalam gen spesifik relatif terhadap virus Corona yang teridentifikasi sebelumnya dalam pengerjaan di laboratorium" ujar Dr Adam Lauring, profesor mikrobiologi, imunologi, dan penyakit menular di Universitas Michigan (Medical School).

https://maymovie98.com/movies/my-generation-4/


Heboh BPOM Setujui Obat COVID-19 Rusia Avifavir, Ini Faktanya


Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyetujui penggunaan darurat Avifavir, obat COVID-19 asal Rusia. Diklaim sudah dipakai di lebih dari 17 negara, obat ini belakangan jadi perbincangan di media sosial.

Disebutkan, uji klinis Fase II-III Avifavir melibatkan 460 pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan di 30 rumah sakit Rusia.


"Saat ini bisa saya sampaikan ke masyarakat Indonesia bahwa BPOM Republik Indonesia, pada tanggal 17 Maret 2021 telah memberikan persetujuan penggunaan obat dalam kondisi darurat (Emergency Use Authorization-EUA) untuk obat COVID-19 avifavir," jelas Direktur Marketing PT Pratapa Nirmala (Fahrenheit), John, dalam rilis yang diterima detikcom Jumat (26/3/2021).


Juru bicara vaksinasi COVID-19 Dra Lucia Rizka Andalusia membenarkan adanya persetujuan BPOM untuk obat COVID-19 Avifavir. Dijelaskan, kandungan obat dalam avifavir tak berbeda dengan Avigan, obat flu Jepang yang belakangan memang dipakai untuk perawatan COVID-19.


"Sudah (diberikan EUA), ini obat sudah banyak yg sama isinya, Favipiravir, obat copy dari Avigan," jelas Rizka saat dikonfirmasi detikcom Jumat (26/3/2021).

https://maymovie98.com/movies/a-good-brother/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar