Seekor ikan yang dijuluki monster air tawar mendadak ditemukan dalam keadaan sudah mati di Pantai Florida, Amerika Serikat. Hal itu menimbulkan ketakutan ikan tersebut akan menjadi spesies invasif atau hama yang membahayakan.
Ikan itu adalah Arapaima atau nama ilmiahnya Sudis gigas, habitatnya asli Sungai Amazon. Panjangnya bisa mencapai 3 meter dan berat 220 kilogram. Lapisan kulitnya keras, bahkan tidak mampu ditembus oleh piranha.
Ditakutkan jika berkembang biak di Florida, maka bisa berbahaya bagi spesies ikan lokal karena Arapaima merupakan salah satu predator ikan terbesar di dunia, yang dapat memangsa mereka. Wujudnya juga cukup mengerikan dan selain itu, bisa berkembang biak dengan cepat.
Belum diketahui dengan pasti bagaimana ikan ini bisa sampai di Florida. Ilmuwan berspekulasi ia lepas dari peliharaan seseorang atau sengaja dilepaskan begitu saja.
"Jika dibuang, kami tidak tahu apakah saat dibuang itu ikan ini masih hidup atau tidak," kata Solomon David, pakar ekologi air dari Nicholls State University yang dikutip detikINET dari Live Science, Jumat (26/3/2021).
Untuk saat ini, David menilai masih terlalu dini Arapaima berpotensi jadi hama. Itu karena mereka berkembang biak hanya di area spesifik, butuh waktu lama untuk merawat anak-anaknya dan belum bisa bereproduksi sebelum mencapai panjang 1,5 meter.
Akan tetapi sebagai langkah pencegahan, otoritas satwa di Florida meminta warga melaporkan jika mereka melihat penampakan Arapaima atau spesies ikan lain yang mencurigakan. Jika memungkinkan disertai dengan foto dan lokasinya berada.
Sebenarnya daging ikan ini cukup banyak dikonsumsi di habitat aslinya dan eksistensi mereka belakangan cukup terancam. Namun di sisi lain, bahayanya tidak dapat diabaikan karena mereka punya nafsu makan yang tinggi dan bisa juga memakan ikan lain yang punya potensi ekonomi.
https://nonton08.com/movies/single-2/
Intel Meteor Lake Bakal Jadi Prosesor Desktop 7nm Pertama
CEO Intel Pat Gelsinger mengkonfirmasi rencana Intel untuk merilis prosesor desktop dengan pabrikasi 7nm, yang bakal bernama Meteor Lake.
Meteor Lake ini baru akan dirilis pada 2023, kalau tidak ditunda tentunya. Prosesornya akan dibuat dengan teknologi ultraviolet lithography (EUV) dengan proses 7nm, dan menggunakan soket LGA 1700 serta mendukung DDR5 dan PCIe Gen 5.
"Intel bakal menapaki tahapan CPU klien 7nm pertamanya (yang bernama Meteor Lake) pada kuartal kedua tahun ini," tulis Intel dalam pernyataannya, demikian dikutip detikINET dari Digital Trends, Jumat (26/3/2021).
Intel sendiri mengaku mulai memahami teknologi EUV untuk menyederhanakan alur proses mereka, setelah sebelumnya terlihat kesulitan untuk mengadopsi proses yang lebih kecil dan efisien seperti 10nm dan 7nm.
Intel pun memprediksi kalau mayoritas produksinya akan berbasis pada proses 7nm yang akan dirilis 2023 mendatang. Di lain pihak, AMD saat ini sudah mulai menggunakan proses 7nm buatan TSMC di jajaran produk barunya, sementara Nvidia menggunakan proses 8nm milik Samsung.
Secara teknis, prosesor 7nm pertama Intel sebenarnya bukan Meteor Lake, melainkan Ponte Vecchio, yang dibuat untuk komputer super dengan performa tinggi seperti Aurora.
Setelah Ponte Vecchio dirilis barulah Meteor Lake yang muncul pada 2023, mengikuti dengan verifikasi desain IP yang hadir pada kuartal kedua tahun ini. Meteor Lake juga nantinya akan menggunakan Foveros Packaging Technology milik Intel.
Seperti prosesor Alder Lake, yang dirilis beberapa bulan mendatang, Meteor Lake juga diperkirakan akan menggunakan desain chip yang heterogen, alias mengkombinasikan core performa tinggi dengan core hemat daya. Di Meteor Lake, kombinasi core yang dipakai kemungkinan adalah Ocean Cove dan Gracemont, yang dibuat dengan teknologi 3D stack dari Foveros, yang diakuisisi Intel.
Penggunaan 3D stacking ini juga membuat Intel bisa menggabungkan core buatannya dengan core buatan fab lain seperti TSMC ataupun Samsung. Hal ini bisa menyiasati kelangkaan pasokan chip yang saat ini sedang terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar