Untuk meningkatkan testing yang lebih murah dan efisien di tempat-tempat tertentu, pemerintah menargetkan bisa menambah produksi GeNose setiap bulannya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan GeNose ditargetkan bisa diproduksi menjadi 10 ribu sampai 15 ribu buah pada bulan Juni atau Juli.
"Diharapkan produksi GeNose dari 3 ribu per bulan bisa menjadi 10-15 ribu per bulan pada Juni Juli mendatang. Sebagai promotor, UGM diharapkan bisa mereplikasi manufaktur yang ada, karena demand sekarang banyak dan produksi harus ditingkatkan," kata dia dalam konferensi pers, Senin (22/3/2021).
Airlangga mengatakan GeNose ini memang alat deteksi COVID-19 dengan cepat hasil karya anak bangsa. Cocok untuk mendukung PPKM Mikro dan untuk persiapan aktivitas di sekolah dan perguruan tinggi.
Atau tempat-tempat yang membutuhkan screening harian namun membutuhkan waktu yang cepat dan efisien. "Dengan GeNose ini lebih praktis karena hanya tinggal meniup alat dan dicek GeNose tentu digunakan di berbagai tempat atau stasiun yang dibutuhkan untuk mobilitas tinggi, kemarin PT KAI menerapkan harga Rp 30 ribu termurah dibanding yang lain," tambah dia.
Pada pekan lalu PT KAI mengumumkan tarif pemeriksaan COVID-19 melalui GeNose C19 mengalami kenaikan menjadi Rp 30 ribu dari sebelumnya Rp 20 ribu per orang.
VP Public Relations KAI, Joni Martinus mengatakan KAI akan semakin meningkatkan pelayanan pemeriksaan GeNose C19 di stasiun dengan secara bertahap menambah lokasi pemeriksaan GeNose C19.
Untuk meningkatkan pelayanan, pemeriksaan GeNose C19di stasiun nantinya akan terintegrasi dengan ticketing system KAI sehingga hasil pemeriksaan GeNose C19 pelanggan akan otomatis muncul pada layar boarding petugas. Saat ini fitur tersebut sedang dalam tahap finalisasi.
https://movieon28.com/movies/a-bride-for-rip-van-winkle/
Pipa dan Kabel Bawah Laut Semrawut, Luhut: Kita Jangan Pura-pura Bodoh
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar pipa atau kabel bawah laut lebih diatur dan tertata. Hal itu perlu dilakukan agar tidak semrawut.
Luhut ingin kabel-kabel fiber optik tidak lagi memiliki alur yang rumit. Dia ingin ke depan dibuat dari sumber langsung ke lokasi tujuan, tanpa ada singgah atau transit di titik tertentu.
"Kita ke depan ingin kabel-kabel fiber optik itu langsung Jakarta ke final destination, tidak perlu melalui tempat lain. Jadi kita harus mulai sepakat sehingga kabel fiber optik kita yang ke Amerika atau ke Australia langsung ke negara tujuan. Begitu juga dengan Eropa," kata Luhut dalam sosialisasi Kebijakan Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut yang dilihat virtual, Senin (22/03/2021).
Cara itu kata dia akan membuat lebih efisien. Dia mengingatkan agar para pelaksana jangan berpura-pura tidak tahu sehingga tidak melakukan efisiensi.
"Itu membuat kita lebih efisien. Jadi jangan kita pura-pura bodoh yang akhirnya merugikan negara kita. Indonesia ini negara besar, jadi jangan membuat diri kita kerdil," ucap Luhut.
Untuk itu, pemerintah membuat tim khusus yang merancang peta jalan penataan alur pipa dan kabel bawah laut. Hasilnya pada Februari 2021 lalu Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengeluarkan kebijakan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KP) No. 14 tahun 2021 tentang Alur Pipa dan/atau Kabel Bawah Laut.
Regulasi ini terdiri dari 43 segmen alur pipa bawah laut, 217 segmen alur kabel bawah laut dan 209 beach manhole. Termasuk empat tempat landing station yang ditetapkan lokasinya di Batam, Kupang, Manado dan Jayapura.
Luhut meminta Trenggono juga mengatur proses bisnis dari hulu sampai hilir terkait perizinan pipa atau kabel bawah laut sesuai ruang dan lingkungan. Aturan ini bakal berperan dalam penataan kabel atau pipa bawah laut yang lebih tertib, disiplin, dan teratur.
"Negeri kita jangan jadi korban dari ketidakdisiplinan kita dan dimanfaatkan oleh banyak pihak. Itu saya minta supaya bisa dipahami. Kita makin bangga Indonesia yang tertib, bukan Indonesia yang semrawut," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar