Aksi penembakan brutal terjadi di sebuah panti pijat di Atlanta, Amerika Serikat, pada Selasa (16/3/2021). Diketahui, aksi tersebut telah menewaskan sebanyak delapan orang dan empat di antaranya merupakan wanita etnis Asia.
Tersangka bernama Robert Aaron Long (21) disebut-sebut memiliki sejumlah masalah kecanduan, salah satunya adalah sex addict atau kecanduan seks. Hal tersebut diungkapkan oleh Sheriff Frank Reynolds dari Cherokee County, di mana aksi penembakan itu terjadi.
"Ia (Long) memiliki sejumlah masalah, salah satunya kecanduan seks," ujar Reynolds, dikutip dari CNN, Kamis (18/3/2021).
Menurut Reynolds, masalah tersebut menjadi salah satu motif mengapa Long melakukan aksi brutal itu. Penegak hukum turut mengatakan bahwa tersangka sebelumnya telah diusir dari rumah oleh keluarganya karena masalah kecanduan seks. Pasalnya, ia disebut seringkali menghabiskan waktu berjam-jam untuk menonton video porno.
Seorang mantan teman sekamarnya, Tyler Bayless, mengatakan Long sebelumnya juga sempat menjalani rehabilitasi untuk mengatasi kecanduan seksnya pada musim panas tahun 2020 silam.
Apa itu sex addict atau kecanduan seks?
Dikutip dari laman Healthline, kecanduan seks merupakan kondisi di mana seseorang memiliki keinginan berlebih untuk melakukan aktivitas seksual guna mendapatkan kepuasan.
Bagi beberapa orang, kecanduan seks dapat menyebabkan bahaya dan mempengaruhi hubungan seseorang. Sama seperti kecanduan alkohol dan obat-obatan, kecanduan seks juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang, hubungan personal, kualitas hidup, dan keamanannya.
Beberapa orang yang kecanduan seks kerap mencari kepuasan seksual dari memiliki banyak pasangan. Namun, beberapa lainnya memiliki keinginan berlebih untuk terus melakukan masturbasi, melihat hal porno, atau berada dalam situasi yang menstimulasi seksual. Selain itu, mereka cenderung mendahulukan kepentingan untuk melakukan aktivitas seksual daripada aktivitas lainnya.
https://maymovie98.com/movies/montreux-comedy-festival-la-boum/
Kena COVID-19, Remaja 19 Tahun Alami Nyeri pada Miss V hingga Sulit Pipis
- Remaja 19 tahun tiba-tiba mengeluhkan rasa nyeri luar biasa pada vaginanya, tepat dua hari setelah terpapar COVID-19. Akibat rasa nyeri yang tak tertahankan tersebut, ia sampai kesulitan buang air kecil.
Saat dibawa ke dokter, ditemukan luka genital sedalam 2 sentimeter di bagian labia vulvanya. Penuh dengan nanah kuning.
Kondisi yang kemudian disebut dokter 'vaginal ulcus' ini menjadi laporan pertama yang terjadi pada pasien Corona. Padahal, awal terinfeksi COVID-19, ia hanya mengeluhkan gejala Corona pada umumnya.
Termasuk batuk, demam, sakit tenggorokan, hingga ruam. Akibatnya, pasien Corona yang tak disebutkan namanya ini harus dirawat di RS dan diberi obat penghilang rasa sakit serta dexamethasone yang diyakini sebagai obat COVID-19 mengatasi sistem kekebalan tubuh.
Selama dua minggu, ia terus merasakan nyeri di bagian miss V. Terkadang, rasa nyeri seperti saat maag timbul menjadi gejala lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar