Kabar baik, para peneliti vaksin AstraZeneca di Chili tak menemukan satu pun kasus pembekuan dah usai vaksinasi dilakukan pda 2.200 orang. Hal ini disampaikan peneliti utama Maria Elena Santolaya dsri University of Chile.
Dalam penelitian tersebut, ia mengatakan melibatkan sejumlah relawan dari seluruh kelompok usia. Termasuk 20 persen di antaranya berusia di atas 60 tahun.
"Tidak ada satupun kelompok usia di antara wanita atau pria, mengalami pembekuan darah dalam bentuk apa pun," katanya, dikutip dari Reuters.
Seperti diketahui, lebih dari dua belas negara Eropa menangguhkan atau membatasi vaksinasi AdtraZeneca usai menemukan sejumlah kasus pembekuan darah yang dikaitkan dengan trombosit darah rendah.
Ennio Vivaldi, rektor Universitas Chili, mengatakan warga Chili harus menerima vaksin AstraZeneca dengan percaya diri.
"Semua uji coba menunjukkan bahwa risikonya minimal dibandingkan dengan faktor perlindungan yang dibawa vaksin," katanya.
Santolaya mengutip hasil sementara uji coba vaksin AstraZeneca di antara 34.000 orang di Peru, Chili, dan Amerika Serikat yang menunjukkan 76 persen efektif melawan gejala COVID-19, 100 persen efektif melawan COVID-19 serius atau mencegah kondisi kritis, hingga 85 persen efektif melawan gejala COVID- 19 di antara orang berusia di atas 65 tahun.
Menurutnya, data yang dikumpulkan dalam uji coba terkontrol tidak boleh secara langsung dibandingkan dengan studi dunia nyata yang menunjukkan vaksin Sinovac yang diberikan secara luas di yaitu Chili 67 persen efektif dalam mencegah infeksi gejala.
"Pesan utama di balik semua ini adalah bahwa vaksin yang kami miliki di Chili untuk COVID-19, Sinovac, Pfizer, dan sekarang AstraZeneca, lebih dari 80 persen efektif mencegah kasus serius akibat Corona," katanya.
https://indomovie28.net/movies/fearful-24-hours/
Bikin Geleng-geleng Kepala! Pria Ini Sengaja Tularkan Corona ke 22 Orang
Seorang pria diduga sengjaal menularkan virus Corona ke 22 orang. Ia sebelumnya kerap beraktivitas seperti biasa meski bergejala COVID-19.
Dikutip dari BBC, pria berusia 40 tahun itu bahkan sempat pergi ke gym dan bekerja saat kerap batuk dsn suhu tubuhnya melampaui 40 derajat Celcius.
Tak hanya itu, pria ini juga disebut suka melepas masker dan sengaja batuk di depan banyak orang, hingga memberi tahu rekan-rekannya jika dirinya akan menularkan COVID-19 pada mereka. Pada akhirnya, lima kolega dan tiga rekan gym pria ini dinyatakan positif Corona.
Sementara, 14 orang lainnya, anggota keluarga dirinya juga terkena COVID-19, termasuk tiga anak berusia satu tahun.
Dalam pernyataan yang dirilis pada hari Sabtu, polisi mengatakan pria itu telah menunjukkan gejala Corona selama beberapa hari, tetapi menolak untuk pulang kerja di kota Manacor, Spanyol.
Dia menjalani tes Corona swab PCR pada suatu malam, tetapi kemudian pergi bekerja dan beraktivitas di gym keesokan harinya sambil menunggu hasil tes Corona.
"Rekan-rekannya menyuruhnya pulang, tetapi dia menolak," kata polisi.
Saat ditegur, ia kemudian akan menurunkan maskernya, lalu batuk dan berkata: "Aku akan menulari kalian semua dengan virus corona."
Saat tes pria tersebut kembali dinyatakan positif Corona, rekan-rekannya khawatir dan laporan diteruskan kepada pihak kepolisian. Untungnya, menurut polisi yang telah menyelidiki tuduhan tersebut sejak akhir Januari, tidak ada orang yang menjadi sakit parah akibat COVID-19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar