Senin, 26 April 2021

Virus Corona 'Mirip' COVID-19 Ditemukan di Inggris, Berasal dari Kelelawar

  Studi di Inggris menemukan virus Corona baru, disebut 'mirip' COVID-19. Penyebabnya, sama-sama berasal dari kelelawar.

Virus yang kemudian dinamakan RhGB01 ditemukan seorang mahasiswa sarjana ekologi berusia 22 tahun. Ivana Murphy, menjalani disertasi tahun terakhirnya dengan meneliti kumpulan kotoran kelelawar.


"Receptor blinding domain, bagian dari virus yang menempel pada sel inang untuk menginfeksi seseorang, tidak kompatibel dengan kemampuan untuk menginfeksi sel manusia," jelas Murphy, menegaskan sejauh ini virus Corona baru tersebut tampak tak berbahaya, dikutip dari New York Post, Senin (26/4/2021)


Namun, studi tersebut mengungkap kekhawatiran SARS-CoV-2 atau COVID-19 mampu menular ke kelelawar yang bisa memicu virus baru. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi para peneliti khususnya terkait pengembangan vaksin.


"Mencegah penularan SARS-CoV-2 ke kelelawar sangat penting dengan kampanye vaksinasi massal global untuk melawan virus ini," kata studi tersebut, yang akan diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, kata surat kabar Inggris.


Diana Bell, seorang profesor di Universitas East Anglia yang juga terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan penelitian itu menyoroti risiko orang yang bersentuhan dengan kelelawar.


"Siapa pun yang bersentuhan dengan kelelawar atau kotorannya, seperti penyelamat kelelawar atau penjelajah gua, harus memakai [alat pelindung diri] yang sesuai untuk mengurangi risiko mutasi," dia memperingatkan.


"Kami perlu menerapkan peraturan ketat secara global untuk siapa pun yang menangani kelelawar dan hewan liar lainnya," lanjutnya.


Murphy, mahasiswa yang pertama kali menemukan virus itu, khawatir virus RhGB01 bisa membuat serangan kelelawar.


"Saya khawatir orang-orang akan tiba-tiba mulai takut dan menganiaya kelelawar, yang merupakan hal terakhir yang saya inginkan dan tidak perlu," katanya kepada surat kabar itu.


"Seperti halnya semua satwa liar, jika dibiarkan tidak menimbulkan ancaman apa pun."

https://indomovie28.net/movies/almost-christmas/


Good News! Uji Vaksin AstraZeneca di Chili Nol Kasus Pembekuan Darah


Kabar baik, para peneliti vaksin AstraZeneca di Chili tak menemukan satu pun kasus pembekuan dah usai vaksinasi dilakukan pda 2.200 orang. Hal ini disampaikan peneliti utama Maria Elena Santolaya dsri University of Chile.

Dalam penelitian tersebut, ia mengatakan melibatkan sejumlah relawan dari seluruh kelompok usia. Termasuk 20 persen di antaranya berusia di atas 60 tahun.


"Tidak ada satupun kelompok usia di antara wanita atau pria, mengalami pembekuan darah dalam bentuk apa pun," katanya, dikutip dari Reuters.


Seperti diketahui, lebih dari dua belas negara Eropa menangguhkan atau membatasi vaksinasi AdtraZeneca usai menemukan sejumlah kasus pembekuan darah yang dikaitkan dengan trombosit darah rendah.


Ennio Vivaldi, rektor Universitas Chili, mengatakan warga Chili harus menerima vaksin AstraZeneca dengan percaya diri.


"Semua uji coba menunjukkan bahwa risikonya minimal dibandingkan dengan faktor perlindungan yang dibawa vaksin," katanya.


Santolaya mengutip hasil sementara uji coba vaksin AstraZeneca di antara 34.000 orang di Peru, Chili, dan Amerika Serikat yang menunjukkan 76 persen efektif melawan gejala COVID-19, 100 persen efektif melawan COVID-19 serius atau mencegah kondisi kritis, hingga 85 persen efektif melawan gejala COVID- 19 di antara orang berusia di atas 65 tahun.


Menurutnya, data yang dikumpulkan dalam uji coba terkontrol tidak boleh secara langsung dibandingkan dengan studi dunia nyata yang menunjukkan vaksin Sinovac yang diberikan secara luas di yaitu Chili 67 persen efektif dalam mencegah infeksi gejala.


"Pesan utama di balik semua ini adalah bahwa vaksin yang kami miliki di Chili untuk COVID-19, Sinovac, Pfizer, dan sekarang AstraZeneca, lebih dari 80 persen efektif mencegah kasus serius akibat Corona," katanya.

https://indomovie28.net/movies/crazy-n-the-city/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar