Senin, 26 April 2021

Warga Desa di India Berusaha Usir Virus Corona dengan Obor

 Penduduk desa di distrik Agar Malwa, Madhya Pradesh, India, punya cara unik untuk melawan virus Corona. Mereka membawa obor sambil meneriakkan 'pergi Corona, pergi' sebagai upaya melawan COVID-19.

"Bhaag Corona Bhaag (pergi Corona pergi)," teriak warga desa tersebut.


Dilaporkan media lokal, para warga desa berlari dengan obor di tangan mereka sambil menyerukan slogan tersebut, berharap akan terbebas dari virus Corona di desa mereka.


Insiden tersebut, yang dilaporkan terjadi di desa Ganeshpura di distrik Agar Malwa di Madhya Pradesh, terungkap setelah sebuah video menjadi viral di media sosial.


Dalam video tersebut, terlihat beberapa warga desa berlarian di jalanan sambil mengacungkan obor dan meneriakkan "bhaag corona bhaag". Mereka kemudian terlihat melemparkan obor ke udara.


Penduduk setempat percaya bahwa dengan praktik ini, desa mereka akan terhindar dari amukan COVID-19.


seorang tetua setempat mengatakan bahwa sesepuh telah memberitahu mereka bahwa setiap kali ada wabah, satu orang dari setiap rumah akan lari dengan obor yang menyala dari rumah mereka ke perbatasan desa, pada hari Minggu atau Rabu malam.


"Di desa saya Ganeshpura, selama dua-tiga hari terakhir, satu kematian dilaporkan setiap hari dan itu telah memicu kepanikan di antara penduduk desa," katanya dikutip dari India Today.


"Ada kedamaian di desa sejak kami melakukan prosesi ini," lanjutnya.


Penduduk setempat lainnya juga mengatakan banyak orang di desa itu menderita demam dan beberapa bahkan meninggal, tetapi tidak ada kasus penyakit yang ditemukan di desa itu sejak hari di mana ritual itu dilakukan.


Tahun lalu, video Menteri Persatuan Negara Ramdas Athawale, Konsul Jenderal China di Mumbai Tang Guocai dan biksu Buddha meneriakkan "Go Corona, Go Corona" pada pertemuan doa menjadi viral di media sosial. Seperti yang diklaim Athwale, slogan 'Go corona go' sempat menjadi "tenar di seluruh dunia".

https://indomovie28.net/movies/the-night/


Mengeluh Migrain dan Nyeri Leher, Pria Ini Ternyata Idap Tumor Otak


 Seorang pria bernama Verner Dixon (39) menceritakan awal mula ia bisa didiagnosis dengan kanker otak, yang gejalanya mulai dirasakannya sejak tahun lalu.

Pada awal 2020, Dixon mulai merasakan migran untuk yang pertama kalinya. Saat itu ia berpikir jika sakit kepala yang dirasakannya berasal dari stres pekerjaannya.


"Saya mengaitkannya dengan stres. Saya punya anak sekarang, memiliki karier, dan saya lebih sering di depan komputer dan menelepon," jelas ayah tiga anak ini, dikutip dari laman Today.


Selain migrain, Dixon juga mulai merasakan sakit pada leher. Kondisinya ini berulang.


Ia pun mencoba mencari bantuan dengan melakukan pengobatan alternatif kiropraksi (chiropractic), metode terapi ini dilakukan berfokus pada pengoreksian tulang belakang, otot, dan persendian. Namun, masalahnya tidak teratasi, bahkan Dixon kembali kembali merasakannya.


"Aku menyikapi situasi secara masuk akal karena aku sangat sehat. Nah, kalau leher saya sakit, mungkin ada saraf terjepit," lanjutnya.


Seiring waktu, Dixon pun mengalami gejala lain, yakni berkurangnya indera pendengaran. Kemudian, pada satu titik istrinya menduga sakit kepala dan leher yang dialami suaminya saling berkaitan.


Hingga pada awal Maret lalu, Michelle (istri Dixon) memperhatikan lipoma di leher suaminya membesar. Hingga akhirnya Dixon terpaksa dioperasi untuk mengangkat benjolan tersebut.


Sebelum operasi, Dixon diharuskan melakukan CT scan agar dokter dapat melihat lokasi dan seberapa dalam lipoma yang harus diangkat.


Dokter menemukan ada massa sebesar 3,2 cm di kepalanya.


Saat itulah ia dan Michelle menyadari Dixon juga memiliki tumor yang mengarah dari telinga bagian dalam ke otak.


Neuroma akustik adalah tumor jinak yang berkembang di saraf koklea dan vestibular yang mengontrol pendengaran dan keseimbangan.


Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, sekitar 1 dari 100.000 orang mengembangkan Neuroma akustik per tahun dan kebanyakan orang mengalami gejala antara usia 30 dan 60 tahun.


Dixon mengungkapkan langkah selanjutnya adalah tes pendengaran untuk menentukan dasar pendengarannya, diikuti dengan operasi atau pengangkatan.


"Saya bersyukur menderita lipoma, karena saya bisa saja terlambat mengetahui penyebab rasa sakit kepala saya," ujar Dixon.

https://indomovie28.net/movies/guardian-of-the-night/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar