Gelombang tsunami COVID-19 di India tak kunjung mereda. Kondisi terus memburuk, infeksi harian Corona di sana melampaui 350 ribu kasus COVID-19.
Begitu juga dengan angka kematian Corona India yang terus melonjak. Lantas kapan ledakan kasus COVID-19 di India akan teratasi?
Menurut para peneliti Indian Institute of Technolog (IIT), badai COVID-19 di India baru mencapai puncaknya di pertengahan Mei 2021. Mereka memprediksi, kasus aktif Corona bisa mencapai 1 juta kasus.
Para peneliti melakukan perhitungan berdasarkan model Susceptible, Undetected, Tested, and Removed Approach (SUTRA), yaitu menghitung jumlah infeksi saat melakukan kontak erat dengan yang lain, serta rasio kasus terdeteksi dan tidak terdeteksi hingga angka paparan populasi pada pandemi.
"Puncak gelombang sekitar 14-18 Mei untuk kasus aktif dan 4-8 Mei untuk kasus infeksi baru. Nilai puncaknya sekitar 3,8 sampai 4,8 juta kasus aktif dan 340.000 sampai 440.000 kasus baru harian," sebut Profesor Maninder Agrawal, dikutip dari Mint.
Diberitakan sebelumnya, 117 orang meninggal karena COVID-19 di India setiap jam. Banyak dari mereka tak selamat sebelum mendapat pertolongan di RS.
Pasalnya, seluruh RS di ibu kota India, New Delhi, sudah penuh dan kehabisan pasokan oksigen. Setiap pasien Corona kelimpungan mencari stok oksigen di saat kondisi sudah semakin kritis.
"Situasinya kritis sekarang. Pandemi ini adalah yang terburuk yang pernah kami lihat sampai sekarang. Dua minggu ke depan akan menjadi neraka bagi kami," ujar dr Shaarang Sachdev dari Rumah Sakit Khusus Perawatan Aakash, dikutip dari Sky News.
https://kamumovie28.com/movies/boboiboy-the-movie/
Kematian Corona India Parah, Jenazah Digotong Pakai Motor-Diikat di Kap Mobil
India menghadapi gelombang kedua COVID-19 dan krisis yang parah di negaranya. Dilaporkan 117 orang tewas akibat Corona setiap jam dan semakin banyak warga yang meninggal sebelum mendapat pertolongan.
Banyaknya kasus kematian di India membuat ambulans kewalahan. Beberapa keluarga bahkan tak mendapat ambulans untuk membawa jenazah keluarganya ke krematorium.
Seperti yang dialami oleh seorang pria di kota Agra, Uttar Pradesh, India. Tak mendapat ambulans, ia nekat pergi ke krematorium dengan mengikat ayahnya di atas kap mobilnya.
Pemandangan mengerikan itu membuat banyak orang menangis di tempat kremasi. Agra bergulat dengan lonjakan kasus COVID-19 dan infrastruktur kesehatan yang kolaps.
Di tengah kekurangan ambulans, masyarakat harus menunggu hampir enam jam untuk membawa jenazah korban COVID-19 ke tempat kremasi.
Tak jauh dari sana, satu keluarga terpaksa membawa jenazah kerabatnya dengan sepeda motor ke tempat kremasi di Srikakulam Andhra Pradesh.
Dilaporkan India Today, wanita berusia 50 tahun itu awalnya mengalami gejala COVID-19 dan dia tengah menunggu hasil tesnya. Namun, wanita itu meninggal sebelum laporan diagnostiknya.
Wanita yang berasal dari desa Mandasa Mandal di distrik Srikakulam di Andhra Pradesh itu dibawa ke rumah sakit pada Senin (26/4/2021) lalu. Dia meninggal setelah kondisinya memburuk.
Berharap bisa mendapat ambulans atau kendaraan lain, keluarga itu terus menunggu dengan jenazah sebelum membawanya ke tempat kremasi.
Karena mereka tidak dapat menemukan ambulans, putra dan menantu perempuan itu membawa jenazahnya ke desa mereka dengan sepeda motor.
Saat ini banyak kota di India juga kehabisan krematorium. Akhirnya mereka mencari tumpukan kayu dan menebang pohon untuk membakar jenazah COVID-19 di tempat terbuka.
Situasi di India diprediksi akan makin memburuk hingga beberapa bulan ke depan. Upaya global dibutuhkan untuk membantu India dalam menghadapi krisis yang mereka hadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar