India menghadapi gelombang kedua COVID-19 dan krisis yang parah di negaranya. Dilaporkan 117 orang tewas akibat Corona setiap jam dan semakin banyak warga yang meninggal sebelum mendapat pertolongan.
Banyaknya kasus kematian di India membuat ambulans kewalahan. Beberapa keluarga bahkan tak mendapat ambulans untuk membawa jenazah keluarganya ke krematorium.
Seperti yang dialami oleh seorang pria di kota Agra, Uttar Pradesh, India. Tak mendapat ambulans, ia nekat pergi ke krematorium dengan mengikat ayahnya di atas kap mobilnya.
Pemandangan mengerikan itu membuat banyak orang menangis di tempat kremasi. Agra bergulat dengan lonjakan kasus COVID-19 dan infrastruktur kesehatan yang kolaps.
Di tengah kekurangan ambulans, masyarakat harus menunggu hampir enam jam untuk membawa jenazah korban COVID-19 ke tempat kremasi.
Tak jauh dari sana, satu keluarga terpaksa membawa jenazah kerabatnya dengan sepeda motor ke tempat kremasi di Srikakulam Andhra Pradesh.
Dilaporkan India Today, wanita berusia 50 tahun itu awalnya mengalami gejala COVID-19 dan dia tengah menunggu hasil tesnya. Namun, wanita itu meninggal sebelum laporan diagnostiknya.
Wanita yang berasal dari desa Mandasa Mandal di distrik Srikakulam di Andhra Pradesh itu dibawa ke rumah sakit pada Senin (26/4/2021) lalu. Dia meninggal setelah kondisinya memburuk.
Berharap bisa mendapat ambulans atau kendaraan lain, keluarga itu terus menunggu dengan jenazah sebelum membawanya ke tempat kremasi.
Karena mereka tidak dapat menemukan ambulans, putra dan menantu perempuan itu membawa jenazahnya ke desa mereka dengan sepeda motor.
Saat ini banyak kota di India juga kehabisan krematorium. Akhirnya mereka mencari tumpukan kayu dan menebang pohon untuk membakar jenazah COVID-19 di tempat terbuka.
Situasi di India diprediksi akan makin memburuk hingga beberapa bulan ke depan. Upaya global dibutuhkan untuk membantu India dalam menghadapi krisis yang mereka hadapi.
https://kamumovie28.com/movies/fantastic-girls/
Klaster Corona di Perkantoran Naik, Satgas Ingatkan WFO Hanya 50 Persen
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harry B Harmadi mengingatkan perusahaan-perusahaan untuk mematuhi aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.
Salah satu aturan itu adalah bahwa perusahaan atau perkantoran wajib untuk menerapkan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah terhadap 50 persen dari karyawan.
Sementara itu, 50 persen karyawan lainnya boleh bekerja dari kantor atau work from office (WFO).
"Kita harus paham bahwa ini masih diberlakukan PPKM di mana maksimal pada pemberlakuan PPKM itu bahwa orang yang bisa masuk kantor hanya 50 persen," tutur Sonny, dalam diskusi virtual di kanal YouTube Kemkominfo, Selasa (27/4/2021).
Selain itu, Sonny juga mengingatkan bahwa saat ini India tengah mengalami lonjakan kasus COVID-19 yang tinggi. Hal ini terjadi karena mobilitas penduduk akibat pelonggaran pembatasan di berbagai sektor.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar