Sebanyak 42 tenaga kesehatan (nakes) di Cilacap, Jawa Tengah, positif COVID-19. Mereka terkonfirmasi terkena penyakit tersebut setelah melakukan kontak erat dengan 13 anak buah kapal (ABK) warga negara Filipina yang positif Corona B1617.2 saat datang ke Cilacap, dari India.
"Kapal ini mengangkut gula rafinasi asal India ke Cilacap, Jateng, yang miliknya dari India. Dan ini secara periodik ini melakukan pengiriman masuk bahan gula rafinasi dari India," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto, dalam konferensi pers Minggu (23/5/2021).
Banyaknya jumlah nakes yang tertular COVID-19 ini pun menjadi perhatian publik. Pasalnya, banyak masyarakat yang bertanya-tanya mengapa nakes yang sudah menggunakan alat pelindung diri lengkap (APD) dan sudah divaksinasi, namun tetap bisa terinfeksi.
Oleh karenanya, detikcom merangkum sejumlah fakta-faktanya sebagai berikut.
1. Ada 179 nakes yang melakukan kontak erat
Yulianto menjelaskan total ada 179 nakes yang melakukan kontak erat dengan para ABK tersebut. Kemudian 42 di antaranya positif Corona.
"Setelah itu kita melakukan tracing terhadap nakes-nakes yang kontak dengan ABK tersebut, kita tengarai ada 179 nakes yang kontak dengan ABK dan ada 42 yang konfirmasi positif Corona," jelasnya.
2. Sebanyak 12 nakes dilakukan genome sequencing
Yulianto juga mengatakan dari 42 nakes yang positif COVID-19, 12 di antaranya memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan genome sequencing. Ini dilakukan untuk mengetahui apakah mereka tertular varian Corona B1617.2 atau tidak.
"Lalu dari 42 itu kita ambil 12 yang memenuhi syarat untuk di-genome sequencing, tes di lab UGM, dan kami sedang menunggu hasilnya," ucapnya.
3. Tetap tertular meski menggunakan APD
Menurut ahli penyakit paru-paru sekaligus guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Tjandra Yoga Aditama, ada beberapa faktor kemungkinan yang menyebabkan 42 nakes tersebut bisa tertular COVID-19 meski sudah menggunakan APD dan divaksinasi.
"Ini varian baru B1617.2 yang merupakan VoC (variant of concern) WHO dan salah satu karakteristiknya memang mudah menular. Akan baik kalau nakes yang positif dan juga keluarganya dicek juga apakah memang mereka tertular varian B1617.2, kalau iya maka makin memperkuat," ungkap Prof Tjandra pada detikcom, Senin (24/5/2021).
Kemudian, kata Prof Tjandra, tak ada jaminan bahwa vaksin dan APD bisa 100 persen mencegah infeksi. Perlu diketahui bahwa penggunaan APD dan divaksinasi adalah untuk meminimalisir terjadinya penularan penyakit.
"Tentang vaksin kan memang kita ketahui bahwa masih mungkin tertular tetapi tidak berat. Apalagi ini varian baru yang muncul sesudah vaksin diproduksi, jadi masih kita tunggu data efikasi terakhirnya," pungkasnya.
https://indomovie28.net/movies/tasty-aunt/
Staf Lab Wuhan Berobat Sebelum Pandemi COVID-19, Intelijen AS Bergerak
Badan Intelijen Amerika Serikat memeriksa kabar adanya peneliti di laboratorium virologi Cina yang sempat sakit parah pada 2019, tepatnya sebulan sebelum temuan pertama kasus COVID-19. Namun masih rancu, hingga kini belum ada bukti bahwa penyakit tersebut berasal dari laboratorium.
Dalam sebuah laporan intelijen AS yang dirahasiakan selama masa pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump, disebut bahwa 3 peneliti dari Institut Virologi Wuhan (WIV) sempat mengalami sakit parah pada November 2019.
Peneliti tersebut diketahui sempat mencari perawatan rumah sakit. Akan tetapi, belum ada kepastian terkait apakah peneliti dirawat di rumah sakit dan gejalanya.
"Kami tidak memiliki cukup informasi untuk menarik kesimpulan tentang asal-usul virus Corona," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters, Selasa (25/5/2021).
"Kami memerlukan data. Kami membutuhkan penyelidikan independen. Dan itulah yang kami usahakan," lanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar