Ilmuwan kini tengah berlomba menemukan obat COVID-19 yang bisa bekerja langsung untuk mematikan virus Corona yang ada di dalam tubuh.
Tim peneliti dii Menzies Health Institute Queensland, Griffith University Australia, menyebut telah membuat obat yang bisa membunuh 99,9 persen partikel virus Corona yang ada di paru-paru. Obatnya ini telah diuji coba pada hewan.
Dikutip dari laman Daily Mail, teknologi pengobatan ini bekerja serupa dengan 'misil pendeteksi' yang bisa memburu dan mendeteksi partikel virus sekaligus menyerangnya.
Obatanya diberikan melalui suntikan, bekerja dengan menggunakan teknologi medis yang disebut pembungkaman gen yang pertama kali ditemukan di Australia pada tahun 1990-an.
"Pada dasarnya ini adalah misi mencari dan menghancurkan. Kami secara khusus bisa menghancurkan virus yang tumbuh di paru-paru seseorang," jelas Peneliti Utama Prof Nigel McMillan dari MHIQ.
McMillan juga mengatakan pengobatan ini bisa mencegah virus Corona bereplikasi atau memperbanyak diri, bahkan bisa menyudahi kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia.
Perawatan dari Universitas Griffith ini sekarang diatur untuk memasuki fase uji klinis berikutnya dan diharapkan tersedia pada tahun 2023.
https://trimay98.com/movies/the-gruesome-twosome/
RI Diminta Tak Tiru Perilaku Warga Rusia soal Corona Demi Capai Herd Immunity
Duta Besar RI untuk Rusia merangkap Belarus, Jose Antonio Morato Tavares, mengungkap nyaris 5 juta orang terinfeksi Corona di Rusia. Ada penambahan 8.183 kasus baru COVID-19 per Selasa (18/5/2021).
"Angka terbanyak kasus harian di Rusia pada gelombang pertama-nya di bulan Mei, itu sekitar 11 ribu, dan gelombang keduanya terjadi pada bulan Desember 2020, hampir 30 ribu kasus per hari," bebernya dalam siaran pers BNPB Rabu (19/5/2021).
Lantaran sudah mengalami penurunan kasus Corona sampai di angka 8 ribu per hari, tak sedikit warga yang melepas masker saat berada di pusat perkotaan hingga tempat wisata. Menurut Jose, warga menganggap kasus Corona di Rusia sudah terkendali, dibandingkan negara lain, seperti India.
"Misalkan kalau kita jalan di Red Square, itu banyak sekali yang tidak menggunakan masker. Barangkali saya, dan teman-teman di KBRI, kita menggunakan masker, liat sekeliling, banyak sekali yang tidak pakai," ceritanya.
Maka dari itu, pemerintah Rusia disebut Jose sejak Mei, menerapkan kembali peraturan ketat seperti meniadakan ifthar bersama di masjid, dan aturan wajib karantina hingga 10 hari sebelum kembali ke kantor, pasca hari libur. Jose menilai, banyak warga Rusia terlena dengan angka kesembuhan kasus Corona yang melampaui 90 persen.
Banyak warga 'pede' tak mau divaksin
Jose menjelaskan, tempat-tempat vaksinasi Corona, yang bahkan disediakan di sejumlah mal, tampak sepi. Banyak masyarakat tak takut tertular Corona, menganggap remeh penyakit COVID-19.
"Vaksin di Rusia disediakan dimana-mana, di mal-mal secara gratis, tidak bayar. Tapi itu masyarakat sepi-sepi saja, confidence masyarakat sangat tinggi, mereka tidak takut untuk tertular," lanjutnya.
Survei perilaku warga Rusia:
- 62 persen warga Rusia belum siap divaksinasi - 26 persen siap divaksinasi
- 56 persen tidak takut terinfeksi.
Jose menyayangkan, banyak masyarakat tak memanfaatkan akses pengobatan Corona di Rusia. Ia mengimbau, agar warga Indonesia tidak mencontoh perilaku serupa yang terjadi di Rusia.
"Menurut Menkes Rusia, itu bahwa mereka yang tertular virus itu ada masalah komplikasi kesehatan kelanjutan, jadi lebih baik divaksin untuk meningkatkan imunitas tubuh, sehingga saat tertular pun dampaknya ada mild (ringan) saja di tubuh kita," ajaknya.
Saran dubes Rusia untuk Indonesia
Agar mencapai herd immunity, warga Indonesia dihimbau untuk tertib mengikuti program vaksinasi, demi meningkatkan jumlah cakupan vaksinasi.
"Saran kami ikuti program pemerintah, kami kira itu adalah yg terbaik, mengikuti vaksin yang sudah disediakan oleh pemerintah," lanjutnya.
"Bahwa kita semua harus mengikuti protokol kesehatan 5M tadi, dan kemudian melakukan vaksinasi agar dalam jumlah tertentu dapat tercapai herd immunity, sehingga bisa terlindungi masyarakat secara keseluruhan," pungkasnya.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar