Jumat, 28 Mei 2021

Tolak Divaksin COVID-19, Warga Satu Desa di India Kabur dan Lompat ke Sungai

  Di saat petugas kesehatan di India tengah berusaha untuk memastikan stok vaksin COVID-19 bisa disuntikkan ke warga. Ternyata masih ada penolakan yang muncul di masyarakat.

Salah satunya penduduk di satu desa yang melarikan diri dari rumah dan melompat ke sungai untuk menghindari agar tidak divaksinasi.


Sekitar 200 warga di Desa Sisoda, Barabanki, Provinsi Uttar Pradesh, mereka menilai vaksin COVID-19 itu sebagai 'suntikan beracun'.


Sehingga, warga pun meninggalkan rumah mereka ketika tim kesehatan tiba untuk mengkampanyekan vaksinasi pada Sabtu 23 Mei lalu.


"Kami mencapai desa dengan tim medis untuk memvaksinasi penduduk desa. Namun, begitu mereka melihat kami mendekat, banyak dari mereka yang melarikan diri. Ketika kami mencoba menghentikan mereka, mereka melompat ke sungai," jelas hakim sub-divisi (SDM) Rajiv Shukla seperti dikutip dari laman Newsweek.


"Kami mencoba membuat mereka peka soal pentingnya vaksinasi, tetapi mereka tidak menyerah," ujar Shukla.


Selain itu, beberapa orang lari dari petugas medis dan melompat ke Sungai Saryu ketika informasi yang salah menyebar ke seluruh desa bahwa vaksin COVID-19 beracun. Mereka juga percaya bahwa laporan soal vaksin itu dapat menyebabkan kematian, impotensi atau infeksi virus.


Seorang petani lokal, Shishupal mengatakan, kepada media setempat bahwa dia mendengar orang sekarat setelah menerima vaksin virus Corona dan mengatakan dia tidak mempercayai pemerintah.


"Saya mendapat informasi ini dari beberapa teman saya yang bekerja di kota-kota besar. Saya yakin karena pejabat setempat belum menjawab pertanyaan saya. Paman saya sendiri, yang bekerja di Delhi, meninggal sebulan setelah kedua suntikan vaksin. Apa lagi bukti yang saya butuhkan," jelasnya.


"Adakah jaminan bahwa kita tidak akan tertular setelah vaksin? Banyak di desa sekitar yang terburu-buru untuk mengambil vaksin dan kemudian tertular," tambahnya.


Keraguan vaksin di pedesaan di India telah menjadi masalah yang meluas selama beberapa bulan. National Geographic melaporkan, sebuah survei nasional yang dilakukan pada Desember menemukan bahwa hanya 44 persen penduduk desa yang mengatakan bahwa mereka bersedia mendapatkan suntikan tersebut.


Desas-desus dan informasi yang salah soal keamanan vaksin telah menjadi salah satu kendala terbesar bagi pejabat kesehatan.


Sejak Februari lalu, India berjuang mengatasi gelombang kedua infeksi COVID-19 yang membuat rumah sakit kewalahan dan tanpa pasokan oksigen yang memadai.


Saat kematian akibat COVID-19 menumpuk, krematorium kehabisan kayu untuk membangun tumpukan kayu pemakaman dan beberapa kota terpaksa mengubah taman, tempat parkir, dan ruang publik lainnya menjadi tempat kremasi darurat.

https://kamumovie28.com/movies/twinkle-twinkle-lucky-stars/


Miss V Terasa 'Longgar'? Ini 3 Tips 'Merapatkannya' Kembali


Bagi wanita, vagina yang rapat merupakan salah satu faktor yang penting, terutama terkait urusan seks. Namun, sejumlah faktor tertentu, seperti persalinan, bisa membuat vagina menjadi longgar.

Dikutip dari Healthline, selama vagina mampu melakukan apapun yang seharusnya dilakukan, tanpa menyebabkan rasa tidak nyaman, maka tidak menjadi masalah. Selain itu, sebenarnya tidak ada istilah medis terkait vagina yang 'longgar'.


Perlu diketahui, vagina yang longgar bukan berarti ukuran vagina berubah, lho. Pasalnya, vagina yang longgar lebih mengarah pada masalah persepsi serta bisa terjadi karena beberapa alasan.


Lalu, bagaimana cara mengetahui bahwa Miss V 'longgar'? Terdapat sejumlah faktor yang bisa menjadi penanda bahwa Miss V mengalami perubahan, yakni:


1. Sulit menahan buang air kecil

Kebocoran urine yang bisa menyebabkan wanita menjadi sulit menahan air kecil disebabkan oleh otot vagina yang meregang. Peristiwa ini biasanya umum terjadi saat wanita sedang tertawa, batuk, atau bersin. Umumnya, kondisi ini kerap kali dialami usai melahirkan.


2. Lebih sulit mencapai orgasme

Perubahan pada Miss V juga dipercaya bisa menyebabkan kesulitan mencapai orgasme. Hal ini bisa dirasakan oleh wanita dengan membandingkan dengan pengalaman orgasme sebelum vagina mengalami perubahan.


3. Terjadi lebih banyak 'kentut' dari Miss V

Saat bercinta, wanita mungkin beberapa kali mengalami 'kentut' dari vagina. Ternyata, kondisi ini dikenal dengan sebutan vaginal gas atau queefing. Biasanya, bunyi ini muncul saat udara yang terjebak di dalam vagina keluar.


Ketika udara terperangkap dan dilepaskan dari vagina, maka akan menimbulkan suara yang mirip dengan kentut. Hal ini merupakan kejadian normal dan bukan merupakan tanda adanya masalah kesehatan yang serius.


Kerap kali, queefing dipercaya terjadi karena vagina yang longgar, sehingga lebih banyak udara yang masuk dan terperangkap dalam Miss V.

https://kamumovie28.com/movies/lovers-of-devils-island/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar