Pernah hidup susah saat merantau di ibu kota menginspirasi Ismaya Safitri, warga Kota Bandung untuk berbagi kepada sesama. Di masa pandemi COVID-19 ini, Ismaya membuat aksi kebaikan dengan menjual nasi bungkus dengan harga yang sangat miring.
Suara susuk membentur wajan terdengar dari luar Warung Suroboyo yang terletak di Jl Natuna, Kota Bandung pada Senin (31/5). Aroma wangi bumbu yang digoreng semerbak tercium. Di dalamnya terlihat Ismaya dan tiga orang pekerjanya sibuk meracik bumbu dan mengoseng bihun di atas wajan.
Setelah bihun goreng selesai ditiriskan, keempat orang itu mulai melipat kertas nasi, dan mulai memasukkan bihun bersama dengan orek tempe dan capcay di atas nasi hangat. Bungkus nasi itu kemudian dimasukkan ke dalam boks besar untuk dijajakan di pinggir jalan.
"Saya memilih harga dua ribu per bungkusnya, kenapa tidak digratiskan ? Karena saya ingin mendidik khalayak agar menghargai nasi tersebut. Kamu harus bekerja lebih dulu untuk mendapatkan uang, dan kalau digratiskan takutnya seenaknya lalu dibuang," kata Ismaya kepada wartawan.
Walau begitu, bagi orang yang tak mampu yang memang membutuhkan makanan, sebungkus nasi itu akan ia bagikan cuma-cuma. "Misal ada tukang coet, pedagang kaki lima yang belum mendapatkan pembeli, bagi mereka saya gratiskan," katanya.
Dalam sehari, Ismaya dan asistennya bisa membuat hingga 350 bungkus nasi. Untuk dananya, Ismaya merogoh koceknya sendiri dan membuka donasi lewat media sosial. Paling sedikit, ia membuat 100-150 bungkus nasi, tergantung dari jumlah donasi yang diterima.
"Antusias warga tinggi, mereka senang misal ada juru parkir, tukang sampah dan lain-lain. Mereka bisa menabung uangnya untuk kebutuhan sehari-hari lainnya," katanya yang membagikan makanan ini dari hari Senin - Jumat.
Ia bercerita tentang momen yang menginspirasi hidupnya saat tinggal di Jakarta beberapa tahun yang lalu. Ketika itu, ia tengah hamil sembilan bulan, lapar dan tak memiliki uang seperser pun. Perutnya keroncongan, tetapi harus berburu dengan waktu untuk menyelesaikan skripsinya.
"Saya tidak tahu harus bagaimana, jalan kaki ke sana, ke sini. Makan dari mana, akhirnya dibantu orang. Dia bantu 'mbak ayo makan di sini', itu yang menjadi inspirasi," kenangnya.
Ke depannya, ia berharap bisa mem
buat yayasan yang tak hanya membagikan nasi bungkus. Tetapi juga membangun masjid membantu anak yang tidak bisa sekolah menggapai pendidikan, dan membantu warga miskin yang sakit agar bisa berobat. "Kita tidak tahu bagaimana ke depannya, karena takdir ada di tangan Tuhan," ujarnya.
Devi (40), salah seorang pengendara ojek online mengaku terbantu dengan kegiatan sosial yang dilakukan Ismaya. Ia membeli tujuh bungkus, tetapi diberi bonus 15 bungkus. "Harganya Rp 2 ribu, saya bagikan lagi ke teman-teman saya. Sekalian bisa berbagi lagi. Mudah-mudahan terus," katanya.
https://trimay98.com/movies/tears-of-no-regret/
Mau Masuk Era Mobil Listrik, RI Pangkas Rencana Bangun Kilang Minyak
Pemerintah tengah mendorong pemanfaatan kendaraan listrik. Hal itu dibuktikan dengan pengembangan industri baterai kendaraan listrik hingga infrastruktur pendukung lainnya.
Holding untuk baterai kendaraan listrik pun sudah terbentuk. Dalam mewujudkan era serba listrik tersebut, holding menggandeng sejumlah mitra yang nantinya akan investasi triliunan rupiah.
Rupanya, pengembangan kendaraan listrik ini berdampak pada rencana pengembangan kilang minyak di Indonesia. Pengembangan kilang minyak yang mulanya akan menjadi berkapasitas 2 juta barel per hari dipangkas jadi 1,425 juta barel per hari.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan, dengan adanya transisi energi maka rencana pengembangan kilang mengalami perubahan.
"Dengan disruption yang terjadi, transisi energi yang terjadi, maka rencana pengembangan kilang juga mengalami perubahan. Kami melakukan revirew kembali bersama pemerintah, dengan program pemerintah mendorong renewable energy dan EV battery dan EV manufacturing. Pertamina melakukan aligment terhadap rencana tersebut," katanya saat rapat dengan Komisi VII DPR, Senin (31/7/2021).
Dia mengatakan, dalam pengembangan kilang ini mulanya akan ditingkatkan dari kapasitas saat ini 1juta barel per hari menjadi 2 juta barel per hari. Namun, kemudian direvisi dari 1 juta akan menjadi 1,425 juta barel per hari.
"Jadi peningkatannya adalah 425 ribu," katanya.
Dia mengatakan, salah satu kapasitas kilang terbesar adalah GRR Tuban. Ia pun memahami alasan DPR untuk meminta penjelasan Pertamina.
"Yang terbesar hanya adalah GRR Tuban sehingga sangat revelan sekali kalau dari Komosi VII meminta untuk mengetahui, bagaimana progresnya karena tambahan kapasitas terbesar adalah dari GRR Tuban," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar