Setelah lebih dari setahun pandemi, Laos mencatat kematian pertama akibat virus Corona, demikian dilaporkan media lokal pemerintah Vientiane Times.
Pasien yang meninggal adalah seorang wanita berusia 53 tahun dari Vientiane. Kondisi wanita itu diperburuk akibat diabetes yang diidapnya dan masalah medis lainnya.
Laos juga mengalami lonjakan kasus COVID-19 sejak merayakan liburan pada 14 April lalu. Infeksi COVID-19 juga meroket di negara berpenduduk tujuh juta itu sejak bulan lalu, ketika gelombang terburuk juga dimulai di negara tetangga Thailand dan Kamboja.
Otoritas kesehatan mengaitkan lonjakan baru-baru ini dengan superspreader yang kontak dekatnya memberikan informasi yang tidak akurat tentang keberadaan dan kondisi mereka.
Wakil Direktur Jenderal Departemen Kesehatan Laos, Bouathep Phoumin mengatakan orang tua yang tertular dan mereka yang punya penyakit penyerta cenderung mengalami gejala parah akibat infeksi Corona.
Dari data yang dihimpun oleh Our World in Data dan CNN, Laos telah memberikan 184.387 dosis vaksin COVID-19 untuk sekitar 7,28 juta populasinya.
https://cinemamovie28.com/movies/lockout/
Seputar Vaksin Gotong Royong: Jadwal, Harga, hingga Vaksin Corona yang Dipakai
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan segera melaksanakan program vaksinasi gotong royong. Rencananya, program tersebut akan dilaksanakan mulai 17 Mei 2021 mendatang.
Terkait harga, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan biaya untuk vaksin gotong royong Rp 500 ribu per dosis atau Rp 1 juta rupiah per orang. Ini karena masing-masing orang membutuhkan dua dosis.
"Harga vaksin Rp 375 ribu per dosis dan penyuntikannya Rp 125 ribu, sehingga total Rp 500 ribu," ujar Airlangga dalam konferensi pers secara virtual, Senin (10/4/2021).
Vaksin yang dipakai untuk vaksinasi gotong royong
Dari beberapa vaksin yang telah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), vaksin yang akan dipakai untuk vaksin gotong royong salah satunya Sinopharm. EUA vaksin buatan China National Pharmaceutical Group atau Sinopharm ini resmi berlaku sejak Jumat (30/4/2021).
Vaksin Sinopharm merupakan vaksin COVID-19 yang diproduksi dengan platform inactivated virus atau virus yang dimatikan. Meski dibuat dengan menggunakan unsur tripsin babi, Ketua Komisi Fatwa MUI Prof Hasanuddin mengungkap vaksin Corona Sinopharm masih bisa digunakan dalam kondisi darurat meski difatwakan haram.
"Iya sudah difatwakan Sabtu 1 Mei 2021. Ketentuannya sama seperti vaksin AstraZeneca, haram tapi bisa digunakan dalam kondisi darurat," jelas Prof Hasanuddin saat dihubungi detikcom Senin (3/4/2021).
Berdasarkan uji klinis fase 3 yang berlangsung di Uni Emirat Arab (UEA) dengan 42 ribu relawan, menunjukkan vaksin Sinopharm memiliki efikasi sebesar 78 persen. Adapun beberapa efek samping dari vaksin Sinopharm antara lain kemerahan, nyeri otot, bengkak, sakit kepala, demam, diare, dan batuk.
Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah merekomendasikan vaksin Sinopharm untuk diberikan kepada orang dewasa yang berusia 18 tahun ke atas dalam dua dosis penyuntikan.
Untuk membentuk antibodi yang memberikan kekebalan melawan virus Corona, pemberian dosis dilakukan dengan interval 21-28 hari. Maka dari itu, vaksin Sinopharm layak sebagai salah satu kandidat sebagai vaksin gotong royong yang akan digunakan akhir bulan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar