Sabtu, 15 Mei 2021

Orgasme Hanya dengan Rangsangan Puting Payudara? Bisa Kok

 Ada banyak cara dan variasi memberikan rangsangan seksual saat bercinta dengan pasangan, tidak melulu harus fokus pada organ intim. Salah satu contohnya merangsang puting payudara untuk meraih orgasme.

Seksolog Gigi Engle mengatakan puting merupakan zona yang sensitif terhadap rangsangan karena banyak terdapat ujung saraf. Kuncinya adalah dengan sabar, tidak perlu terburu-buru memberikan rangsangan karena tubuh tiap orang bisa berbeda-beda.


"Bila Anda terlalu terburu-buru, Anda tidak akan mencapai orgasme," kata Gigi seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (14/5/2021).


Studi yang dipublikasi di Journal of Sexual Medicine 2011 menemukan bahwa rangsangan puting memberikan respons yang sama di otak wanita seperti rangsangan pada vagina dan klitoris. Artinya secara teori bisa saja wanita orgasme hanya dengan rangsangan puting.


"Pada sebagian orang, otak tidak benar-benar bisa membedakan berbagai jenis rangsangan," lanjut Gigi.


"Dengarkan tubuh Anda sendiri. Pelajari apa yang terasa menyenangkan untuk Anda," pungkasnya.

https://trimay98.com/movies/thats-right-youre-wrong/


Singapura Lockdown, Lawan COVID-19 Tak Cukup Hanya dengan Herd Immunity


Menghadapi lonjakan kasus COVID-19, Singapura akan memberlakukan 'lockdown' atau pembatasan ketat. Kebijakan ini mulai berlaku pada Minggu (16/5/2021) hingga pertengahan Juni 2021.

Menteri Kesehatan Singapura, Gan Kim Yong, mengatakan COVID-19 di negaranya tidak bisa dihadapi dengan hanya mengandalkan herd immunity atau kekebalan kelompok.


"Kami terus mendorong warga Singapura untuk divaksinasi... Namun penting untuk diingat bahwa kami tidak dapat mengandalkan herd immunity," ucap Gan, dikutip dari The Straits Times, Jumat (14/5/2021).


"Akan ada beberapa orang yang tak bisa divaksinasi, karena kondisi medis. Meski (vaksin Corona) dapat melindungi dari penyakit parah, itu tidak sepenuhnya menghentikan infeksi atau penularan," tambahnya.


Menurut Gan, vaksinasi COVID-19 bukanlah satu-satunya cara untuk melawan virus Corona. Oleh karena itu, kata Gan, herd immunity tak bisa menjadi jaminan Singapura bisa terbebas dari COVID-19.


"Vaksinasi harus dilihat sebagai salah satu dari banyak alat yang bisa kita gunakan... Tindakan seperti menjaga jarak tetap sangat penting dilakukan dan upaya pelacakan kontak (contact tracing) adalah bagian tak terpisahkan dari rangkaian alat yang kami gunakan untuk melindungi Singapura," jelasnya.


Awas! Pria Sembuh dari COVID-19, Mr P Belum Tentu Bebas Virus


Sebuah penelitian di Miami University membuktikan bahwa virus Corona masih bisa ditemukan pada penis pria meski pria tersebut sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19. Beberapa bahkan disertai disfungsi ereksi.

Disfungsi ereksi tersebut disebabkan oleh gangguan pembuluh darah atau endothelial dysfunction yang meluas, dampak dari infeksi COVID-19. Akibatnya, pembuluh darah mengalami kerusakan.


"Penelitian kami menunjukkan bahwa COVID-19 dapat menyebabkan meluasnya endothelial dysfunction pada sistem organ di luar paru dan jantung," kata Ranjith Ramasamy, MD dari Miller School's Reproductive Urology Program.


"Endothelial dysfunction yang ada karena COVID-19 bisa mencapai sel-sel endothelial dan berdampak pada berbagai organ termasuk penis," lanjut Ramasamy yang mempublikasikan risetnya di World Journal of Men's Health.


Dikutip dari Eurekalert, Ramasamy meneliti jaringan penis pada dua pria dengan riwayat COVID-19 dan menjalani operasi penis prostetis untuk disfungsi ereksi. Satu di antaranya dirawat di rumah sakit, satu lagi bergejala ringan.


Sebagai pembanding, ia juga mengamati jaringan penis dari dua pria sehat tanpa riwayat COVID-19.


"Menunjukkan bahwa pria yang mengalami infeksi COVID-19 perlu waspada bahwa disfungsi ereksi bisa menjadi efek samping virus dan mereka harus ke dokter jika mengalami gejala disfungsi ereksi," kata Ramasamy.

https://trimay98.com/movies/sinister-squad/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar