Rabu, 19 Mei 2021

Jabar Sumbang 1.219! Ini Sebaran 4.871 Kasus Baru Corona RI 19 Mei 2021

 Per 19 Mei 2021, Indonesia melaporkan penambahan kasus baru positif COVID-19 sebanyak 4.871. Total pasien terkonfirmasi saat ini sejumlah 1.753.101.

Jawa Barat menyumbang angka kasus positif terbanyak dengan total 1.219. Disusul DKI Jakarta dengan total kasus 611, dan Jawa Tengah dengan total 404 kasus.


Detail perkembangan virus Corona per Rabu (19/5/2021), adalah sebagai berikut:


Kasus positif bertambah 4.871 menjadi 1.753.101

Pasien sembuh bertambah 4.364 menjadi 1.616.603

Pasien meninggal bertambah 192 menjadi 48.669.

Tercatat sebanyak 84.979 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 73.807.


Sebaran 4.871 kasus baru Corona di Indonesia per Rabu (19/5/2021), sebagai berikut:


Jawa Barat: 1.219 kasus

DKI Jakarta: 611 kasus

Jawa Tengah: 404 kasus

Riau: 385 kasus

Sumatera Barat: 295 kasus

Jawa Timur: 254 kasus

DI Yogyakarta: 227 kasus

Bangka Belitung: 164 kasus

Aceh: 147 kasus

Kepulauan Riau: 137 kasus

Kalimantan Timur: 128 kasus

Kalimantan Barat: 117 kasus

Bali: 112 kasus

Sumatera Utara: 92 kasus

Kalimantan Tengah: 82 kasus

Sumatera Selatan: 75 kasus

Lampung: 64 kasus

Kalimantan Selatan: 55 kasus

Nusa Tenggara Barat: 54 kasus

Banten: 53 kasus

Jambi: 45 kasus

Sulawesi Selatan: 39 kasus

Kalimantan Utara: 38 kasus

Bengkulu: 35 kasus

Nusa Tenggara Timur: 10 kasus

Sulawesi Tengah: 8 kasus

Papua Barat: 6 kasus

Sulawesi Tenggara: 5 kasus

Gorontalo: 5 kasus

Sulawesi Utara: 3 kasus

Maluku Utara: 2 kasus.

https://trimay98.com/movies/village-of-the-damned/


Menkominfo Blak-blakan Soal Nasib 5G di Indonesia


Supaya penggelaran 5G di Indonesia dapat optimal, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menyebutkan dibutuhkan setidaknya spektrum sebesar 2047 MHz untuk menghadirkan jaringan 5G.

Berdasarkan proyeksi kebutuhan pengembangan 5G, Menkominfo mengungkapkan sebesar spektrum 2047 MHz atau masih kekurangan 1310 MHz yang diperlukan sampai tahun 2024-2025. Sehingga, kata Johnny, melakukan tata ulang frekuensi di semua level band adalah keniscayaan.


Disampaikannya, saat ini dan ke depannya, pemerintah terus melakukan farming dan refarming spektrum untuk menjaga ketersediaan pita frekuensi yang memadai untuk pengembangan 5G.

Menkominfo juga menegaskan bahwa frekuensi 2,3 GHz yang telah dilakukan lelang beberapa waktu lalu, tidak diidentifikasi sebagai 5G.


"Kita boleh bangun infrastruktur, betapapun juga kalau tidak tersedia spektrumnya enggak bisa itu 5G dilakukan. Saya mohon maaf dan saya harus luruskan, saya tidak tahu mulainya dari mana ini sampai 2,3 GHz ini diidentifikasi sebagai 5G," ujar Johnny dalam siaran persnya.


Namun demikian, Menkominfo menuturkan Kominfo melakukan lelang frekuensi 2,3 GHz ini untuk memastikan tersedianya atau memenuhi kebutuhan spektrum frekuensi telekomunikasi, khususnya melengkapi kebutuhan 4G dan mengawali initial showcase untuk 5G.


"Jangan sampai salah dan jangan dipenggal-penggal, dipotong-potong ini. Untuk itu, karena kita membutuhkan spektrum yang sangat banyak, kepada saya disampaikan saat ini kita menggunakan 737 MHz spektrum frekuensi untuk kebutuhan telekomunikasi nasional," kata Menkominfo.


"Ini jangan dicampuradukan dan ribut dengan 5G, apalagi 5G ini ada tingkatan dan aplikasi atau peruntukannya untuk komunikasi, data dan atau ke autonomos ya atau robotisasi. Itu di level spektrum yang berbeda-beda," harapnya.

https://trimay98.com/movies/jangan-pandang-belakang-congkak/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar