Jumat, 27 Desember 2019

Borobudur Dikucuri Rp 175 M, Sebagian untuk Tarik Maskapai Asing

Badan Otorita Borobudur (BOB) mendapatkan tambahan dana sebesar Rp 175 miliar dari pemerintah pada tahun 2020. Sebagian dari dana tambahan itu untuk menarik maskapai asing agar mau terbang ke Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo.

Direktur Pemasaran Pariwisata, Badan Otorita Borobudur (BOB), Agus Rochiyardi mengatakan pihaknya pada tahun kemarin mendapat anggaran sebesar Rp 13 miliar. Kemudian, untuk tahun ini sebesar Rp 25 miliar dan tahun depan mendapat anggaran Rp 175 miliar.

"Di Badan Otorita Borobudur sendiri anggaran kita, tahun kemarin kita Rp 13 miliar, sekarang ini kita Rp 25 miliar, tahun depan kita ada Rp 175 miliar," kata Agus seusai acara Menggerakan Industri Pariwisata: Hotel dan Restoran di Magelang Pasca Penetapan Kawasan Borobudur (Joglosemar) sebagai Super Prioritas di Borobudur Bed dan Breakfast Hotel Magelang, Selasa (3/9/2019) sore.

Anggaran tersebut, kata dia, untuk pengembangan otoritatif maupun koordinatif. Kemudian, anggaran terbesar dari Rp 175 miliar akan digunakan untuk menarik penerbangan-penerbangan asing supaya datang ke YIA.

"Yang terbesar adalah untuk bagaimana menarik penerbangan-penerbangan asing supaya datang ke YIA. Itu yang terbesar. Jadi kita konteksnya itu bagaimana mendatangkan wisatawan asing yang utama," ujar Agus.

"Contohnya kita kerja sama dengan maskapai asing, terus kita kasih insentif atau dalam bentuk branding atau apa, tetapi dengan persyaratan tertentu. Misalnya, kamu bawa tamu dari luar negeri ke dalam kita berapa banyak, lha itu ada persyaratan-persyaratan kayak gitu," Imbuh dia.

Lebih lanjut, kata Agus, kerja sama berbentuk promo juga lebih digalakkan. Maka, lebih banyak uang yang akan dibelanjakan ke arah sana karena BOB ingin dampaknya tamu asing membawa devisa ke Indonesia.

Adapun dalam bentuk kerja sama ini, kata dia, ada 3 pendekatan yang bisa dilakukan. Pertama, dengan mengundang travel agen asing untuk datang ke Indonesia.

Itu untuk melihat destinasi-destinasi yang ada. Kedua, dengan membawa travel agent yang ada di Indonesia menuju luar negeri dan dipertemukan dengan travel agen asing yang ada. Kemudian, upaya ketiga dengan dilakukan pameran.

Mengenal Mata Air Tiga Rasa di Kudus

Bagi warga Kudus, Air Tiga Rasa Rejenu, mungkin bukan hal baru. Meski begitu, tetap saja mengundang decak kagum warga dalam kota hingga luar kota.

Objek wisata ini memang beda dengan lainnya. Sebab terdapat mata air tiga rasa, yakni dengan rasa yang berbeda. Tentu hal itulah yang bikin orang penasaran.

Sumber mata air pertama mempunyai rasa mirip stroberi agak tawar, sumber mata air kedua mempunyai rasa yang mirip dengan minuman ringan bersoda seperti 'Sprite', dan sumber mata air ketiga mempunyai rasa mirip tuak.

Detiktcom membuktikan sendiri dengan bertandang ke objek wisata yang berlokasi di Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kudus ini, Selasa (3/9/2019). Ternyata memang rasa yang beda di tiga mata air amat terasa.

"Menurutku memang rasa airnya di Rejenu, beda-beda. Ada rasa stroberi tawar, rasa seperti soda, dan kayak agak seperti tuak," kata seorang wisatawan Teresia Viona ditemui sedang meminum air tiga rasa di Rejenu baru-baru ini.

Dia datang bersama rekannya satu sekolah dari SMK Nusantara Kudus. Viona sengaja datang karena penasaran terus dengan wisata Rejenu. "Beberapa kali ke sini (Rejenu). Tapi penasaran terus," ujarnya.

Lokasi ini berada di perbukitan Muria. Arealnya menjadi satu dengan kawasan makam wali Syekh Sadzali. Praktis untuk pengelolaanya menjadi satu dengan pengelolaan makam. Yakni Yayasan Pengurus Makam Syaikh Sadzali.

Menurut seorang pengurus yayasan, Sutaryo, wisata air tiga rasa di Rejenu memang selalu didatangi wisatawan. Mereka berasal dari Kudus, dan daerah sekitar."Datang dari daerah Kudus dan sekitarnya. Meski jumlah wisatawannya tidak begitu banyak," kata Sutaryo.

Pria asli Desa Japan ini mengatakan jika hari biasa jumlah wisatawan di Rejenu tidak sampai 100 orang. "Kalau biasa ya tidak sampai 100. Kalau akhir pekan ya bisa sekitar 100 orang," terangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar