Senin, 30 Desember 2019

Kemping Mewah di Destinasi Super Prioritas Borobudur

Borobudur masuk dalam 4 Destinasi Super Prioritas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membuat nomadic tourism berupa glamping di zona otoritas.

Presiden Jokowi telah menetapkan 4 Destinasi Super Prioritas antara lain Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo. Untuk mendukung pengembangan pariwisata super prioritas tersebut, saat ini pihak terkait tengah membuat Integrated Tourism Masterplan.

Program tersebut akan dicapai melalui 4 komponen antara lain meningkatkan kapasitas kelembagaan untuk memfasilitasi pengembangan pariwisata terpadu dan berkelanjutan, meningkatkan kualitas jalan dan akses pelayanan dasar, mendorong partisipasi lokal dalam perekonomian sektor pariwisata, serta meningkatkan lingkungan yang kondusif untuk masuknya investasi swasta dan usaha ke bidang pariwisata.

"Tahun 2020, dana sekitar Rp 6,4 Triliun juga disiapkan oleh pemerintah untuk pengembangan 4 destinasi super prioritas tersebut. Nah, Borobudur melalui PUPR dapat sekitar Rp1,5 Triliun. Tahun sebelumnya Borobudur hanya dapat Rp 300 miliar, artinya untuk pariwisata meningkat 5 kali lipat. Terus kita punya target kunjungan 2 juta wisman untuk DIY-Jateng sampai tahun 2019 ini," papar Menteri Pariwisata Arief Yahya saat meninjau Glamping De Loano, Kamis (22/8/2019).

Kemegahan Borobudur nan menjulang di perbukitan Menoreh tak pernah usang tergerus zaman. Candi ini merupakan candi Buddha terbesar di dunia dan ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO serta diyakini merupakan peninggalan kerajaan Dinasti Sailendra masa pemerintahan Raja Samaratungga dari Kerajaan Mataram Kuno dan selesai dibangun pada abad ke-8.

Untuk menggaet para wisatawan dari segala penjuru dunia, Badan Otorita Borobudur (BOB) meluncurkan nomadic tourism yakni Glamping De Loano di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo sebagai pengembangan kawasan otoritatif Borobudur. Kemping mewah ini berada 12 kilometer dari Candi Borobudur dan 35 kilometer dari bandara NYIA, Yogyakarta.

Untuk terus meningkatkan angka kunjungan wisatawan di daerah DIY-Jateng khususnya destinasi wisata Glamping De Loano, BOB rencananya akan membangun beberapa amenitas di area otorita yang memiliki luas 309 hektare itu.

"BOB terus berbenah mengembangkan kawasan otoritatif menjadi kawasan pariwisata terpadu seperti Nusa Dua Bali sehingga ke depan akan ada multiplayer efek positif bagi kawasan di sekitarnya. Tahap ini, BOB telah mengembangkan Laboratorium Nomadic Tourism atau Glamping De Loano," lanjutnya.

Glamping atau Glamorous Camping yang oleh BOB dikembangkan di area Borobudur High Land ini membuat para wisatawan tak perlu repot menyiapkan peralatan memasak sendiri atau bingung saat akan ke kamar mandi. Dalam glamping, segala kemewahan penginapan ditemukan tanpa kehilangan sensasi berkemah.

Karena tidak seperti tenda biasa, tarifnya pun tak jauh beda seperti sewa hotel yakni berkisar Rp 350.000 per orang dalam semalam. Harga tersebut sudah termasuk makan 2 kali, snack sembari menikmati minuman.

Untuk tenda sendiri memiliki kapasitas 6 orang dengan fasilitas tempat tidur, meja, listrik dan lain-lain. Selain tenda untuk beristirahat, di area ini juga tersedia fasilitas lain seperti musala, toilet, restoran, ruang meeting, arena hiburan anak, hingga panggung pertunjukan.

Udara sejuk nan membius, suasana tenang damai dan panorama sekitar yang memanjakan mata seolah membawa pengunjung untuk singgah di cuilan surga yang terhampar di tengah hutan.

Sementara itu, Direktur Utama BOB, Indah Juanita yang ikut mendampingi Menpar Arief Yahya menambahkan bahwa dalam nomadic tourism sebagai daya dukung Borobudur juga tengah dikembangkan atraksi baru.

"Saat ini kita kembangkan atraksi baru yaitu Tree House, Amphitheater, Homepod, dan Green House. Diharapkan juga BOB bisa menjadi pendongkrak kesejahteraan masyarakat sekitar dengan tetap memperhatikan harmonisasi social culture setempat," ucapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar