Pulau Sapudi masih minim fasilitas bagi wisawatan. Mulai dari hotel maupun peralatan menyelam dan beberapa ruas jalan berupa tanah berbatu.
Perjalanan yang ditempuh cukup jauh dari Situbondo, tepatnya Pelabuhan Jangkar harus menyeberangi lautan selama 7 jam dari pelabuhan tersebut menuju Pulau Sapudi, pulau yang terkenal dengan sapi kerapnya.
Selain kearifan lokal yang dapat kalian rasakan, di pulau tersebut bisa dikunjungi pantai dan daerah tebing yang membentuk ukiran yang berundak-rundak. Memang tebing tersebut buatan masyarakat lokal dengan penggalian batu kapur sepanjang tebing Pulau Sapundi tepatnya di Kecamatan Gayam, Desa Prambanan.
Tiket penyeberangan dikenakan biaya sekitar Rp 30.000 untuk kapal fery dari Pelabuhan Jangkar, sementara jika keberangkatan perahu dari Kalianget maupun Dunke dikenakan tarif sebesar Rp 45.000 sudah termasuk tarif tarik perahu atau perahu transit. Sebaiknya perjalanan dari Sumenep dimulai pada pagi hari dengan perhitungan ombak yang tidak terlalu besar.
Karena, sering sekali perahu mengalami mati mesin akibat ombak yang tinggi di Perairan Masalembu, Sumenep. Namun sayang fasilitas penginapan hanya tersedia di Kota Sumenep saja, sementara di Kalianget maupun Dunke belum tersedia fasilitas penginapan yang memadai. Untuk di Pelabuhan Jangkar kalian bisa menginap di sekitar Pelabuhan atau di dekat Alun-alun Asembagus, Situbondo. Harga yang dikenakan sekitar Rp 200.000 per malamnya di wilayah Pelabuhan Jangkar.
Jika keberangkatan dari Pelabuhan Jangkar diharapkan koordinasi dengan kepala pelabuhan untuk mengetahui jadwal keberangkatan kapal ke Pulau Sapudi, Sumenep. Bila keberangkatan dari Pelabuhan Jangkar, kalian jangan lupa untuk singgah dengan kuliner di Rumah Makan Srikandi.
Di sini kalian bisa memesan menu khas Situbondo, tempat rekomended banget di wilayah itu. Selain itu, tempat makan ini sempat disinggahi oleh putra dari Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia.
Harga relatif murah dan nyaman menjadi target dalam pemenuhan perut Anda jika lapar. Es tape juga mantap untuk menghilangkan dahaga siang hari karena amat panas di wilayah itu.
Perekonomian masyarakat akan terbantu dengan adanya wisatawan yang masuk ke wilayah tersebut jika fasilitas sudah memadahi di pulau itu. Masyarakat di Pulau Sapudi pekerjaan mayoritasnya didominasi dengan pembuatan kerupuk ikan.
Kerupuk ikan dari Pulau Sapudi telah mencapai penjualan di wilayah Jawa Timur. Bahkan beberapa pekan lalu mencapai luar negeri karena dibawa TKI yang bekerja di Arab Saudi, Hongkong, Taiwan dan lain-lain.
Himpunan Pengusaha Siap Dukung Kemajuan Wisata Sekitar Borobudur
Badan Otorita Borobudur kini tengah gencar mengembangkan potensi pariwisata di zona otorita termasuk di Purworejo. Untuk menunjang hal tersebut, BOB merangkul HIPMI Purworejo agar bisa bekerjasama dengan baik.
Gayung bersambut, pihak HIPMI pun siap memajukan potensi wisata bekerjasama dengan BOB. Dalam waktu dekat ini, pihak HIPMI akan melakukan pemetaan wilayah sehingga langkah riil untuk mengembangkan potensi yang ada bisa terwujud sesuai yang diharapkan.
"Yang kita bahas tentunya yang lebih banyak kaitan dengan peluang bisnis apa yang akan dikembangkan. Karena HIPMI kan pengusaha, jadi bagaimana nanti memulai sebuah usaha. Dengan adanya Yogyakarta International Airport dan BOB, bagaimana HIPMI bisa memanfaatkan," kata Direktur Pemasaran Pariwisata BOB, Agus Rochiyardi dalam acara pelantikan pengurus HIPMI Purworejo di Pendopo Kabupaten Purworejo, Rabu (4/9/2019).
Agus menambahkan, banyak hal yang bisa dikerjasamakan dalam menunjang kemajuan pariwisata tersebut. Rencananya, berbagai fasilitas dan akomodasi penunjang pun akan dibangun di Perbukitan Menoreh.
Dengan rencana itu, diharapkan HIPMI bisa menangkap peluang yang ada. Karena tergabung dalam himpunan pungusaha muda, maka keberadaan HIPMI juga diharapkan mampu menjadi agen perubahan demi kemajuan Purworejo.
"Semua bisa dikerjasamakan, yang paling penting profesionalisme dan kompetensi. Sebentar lagi kita akan buat hotel bintang di Bukit Menoreh yakni di Benowo, Sedayu dan area De Loano. Ada resort juga seperti villa, itu HIPMI Purworejo harus bisa mengembangkan dan kerjasama, jangan sampai jadi ayam yang mati di lumbung padi. Kami juga berharap HIPMI menjadi agent of change dan mampu merubah Kabupaten Purworejo ini," lanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar