Kemendikbud menetapkan Kesenian Bantengan sebagai warisan budaya tak benda. Seni pertunjukan ini lestari di tengah masyarakat lereng pegunungan di Jawa Timur.
"Bantengan Jawa Timur ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan kebudayaan kategori seni pertunjukkan. Diwakili Kabupaten Pasuruan dan Kota Batu," kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan Nurul Hudayati, Rabu (11/9/2019).
Kesenian Bantengan disahkan sebagai warisan budaya tak benda berdasarkan Berita Acara Sidang Penetapan Nomor 7744/E.E6/KB/2019, tanggal 5 Agustus 2019. Selain Bantengan, juga ditetapkan 266 warisan budaya tak benda di seluruh Indonesia.
"Semua kabupaten kota diminta mengajukan WBTB (warisan budaya tak benda). Kebetulan kita mengusulkan seni pertunjukan Bantengan. Dan ternyata di Jawa Timur ada daerah yang sama, Kota Batu juga mengajukan Bantengan. Akhirnya Seni Bantengan Pasuruan dan Batu dinyatakan lolos. Sertipikatnya nanti diberikan pada Pekan Kebudayaan Nasional 7-13 Oktober 2019," terang Nurul.
Bantengan sebenarnya merupakan seni pertunjukkan yang ada di beberapa daerah di Jatim. Kesenian tradisional ini tumbuh desa-desa yang berada di lereng Bromo-Tengger-Semeru, Arjuno-Welirang, Anjasmoro, Kawi dan Raung-Argopuro.
Di lereng Gunung Arjuno-Welirang, Kabupaten Pasuruan, Bantengan masih lestari dan digandrungi warga. Banyak kelompok Kesenian Bantengan di desa-desa yang ada di Prigen, Purwosari, Sukorejo dan Purwodadi. Biasanya kesenian ini digelar pada acara tertentu seperti sunatan, pernikahan, dan perayaan desa.
Kesenian Bantengan merupakan pertunjukkan yang menggabungkan unsur sendratari, olah kanuragan, musik, dan syair/mantra yang sangat kental dengan nuansa magis. Kesenian ini membutuhkan keahlian khusus sehingga tak bisa dimainkan semua orang.
Kesenian Bantengan ini terdiri dari dua pemain yang berperan menjadi seekor banteng. Pemain pertama menjadi kaki bagian depan serta dan pemain kedua menjadi kaki bagian belakang.
Tubuh banteng dibentuk dari selembar kain hitam yang berfungsi untuk menghubungkan kepala banteng dengan ekor banteng yang dimainkan oleh pemain yang di belakang. Kedua pemain harus bermain menjadi satu tubuh, satu jiwa, satu karakter, satu roh, layaknya pasangan yang kompak.
Umumnya dalam sebuah pertunjukan, terdapat dua bantengan. Mereka saling diadu agar penampilan kesenian bantengan lebih meriah. Adu bantengan tersebut sejatinya merupakan bentuk tarian sehingga wajib diiringi musik.
Selain itu, dalam Bantengan juga terdapat unsur lain, seperti menuntun Bantengan, tukang pecut dan beberapa penari. Terdapat pula tribut yang biasanya mencirikan daerah masing-masing.
Jawa: Pulau Paling Padat Penduduknya di Dunia
Indonesia punya belasan ribu pulau. Satu pulau yang mencuri perhatian dunia adalah Jawa, sebab disebut sebagai pulau paling padat di dunia.
Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, Rabu (11/9/2019) terdapat 3 pulau yang paling padat penduduknya. Posisi pertama ditempat Pulau Jawa di Indonesia, kedua Pulau Honshu di Jepang dan ketiga Britania Raya di Inggris.
Menariknya, ketiga pulau-pulau tersebut juga sebagai pusat ibukota negara. Jakarta di Pulau Jawa, Tokyo di Pulau Honshu dan London di Great Britain.
Namun di Britania Raya, juga ada ibukota negara lain tapi turut masuk dalam kerajaan Inggris seperti Edinburgh ibukota negara Skotlandia dan Cardiff ibukota negara Wales.
Situs World Atlas menyebut, Jawa adalah pulau terpadat di Bumi dengan 141 juta penduduk. Bahkan, 56 persen penduduk Indonesia menetap di Pulau Jawa.
Pulau Jawa masuk urutan pulau terbesar kelima di Indonesia dan menepati urutan ke-13 sebagai pulau terbesar di dunia. Bahkan disebut-sebut, Pulau Jawa mewakili 1 persen penduduk di dunia.
Sedangkan Pulau Honshu merupakan pulau terbesar di Jepang. Dihuni 100 juta penduduk, 25 persennya tinggal di Tokyo.
Kita tahu bahwa Tokyo merupakan ibukota negara Jepang. Namun tahukah kamu, sebelum Tokyo sudah ada beberapa kota yang menyandang status tersebut. Sebut saja Kamakura, Nara dan Kyoto yang mana kota-kota itu juga berada di Pulau Honshu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar