Selama September ini akan ada acara seru di Yogyakarta, namanya Jogja Tourism Festival. Acara ini diharapkan menarik wisatawan banyak datang ke Yogyakarta.
Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) DIY terus berupaya mengembangkan pariwisata yang maju dan berdaya saing kuat di DIY, salah satunya dengan mengadakan Jogja Tourism Festival (JTF). Acara yang berlangsung selama bulan September 2019 ini memiliki serangkaian kegiatan menarik dan sayang dilewatkan.
Ketua DPD Asita DIY, Sudianto mengatakan, bahwa JTF adalah serangkaian kegiatan yang berlangsung hingga tanggal 27 September 2019. Menginap tanggal tersebut bertepatan dengan Hari Pariwisata Dunia (World Tourism Day).
Pria yang kerap disapa Udi ini melanjutkan, terdapat perbedaan antara JTF tahun lalu dengan tahun ini. Di mana tahun ini JTF tidak menggunakan embel-embel nama ASITA.
"Sebetulnya tujuan JTF ini adalah ingin menyatukan visi dan misi pariwisata DIY dari semua stakeholder yang ada di DIY. Artinya, kita ingin melebur menjadi satu dan betul-betul tanggalkan ego masing-masing untuk membuat branding Jogja lebih mendunia," katanya saat ditemui di Swiss-Bel Hotel, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Yogyakarta, Selasa (10/9/2019).
ASITA Minta Bandara Kertajati Promosikan Cirebon
Penerbangan di Bandara Internasional Jabar (BIJB) atau juga dikenal Bandara Kertajati masih sepi. ASTIA meminta pihak bandara untuk mempromosikan Cirebon.
Association of Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) atau asosiasi perusahaan perjalanan wisata menilai wilayah Cirebon Raya sekitarnya bisa menjadi penopang untuk tumbuhnya geliat penerbangan di Bandara Internasional Jabar (BIJB) yang berada di Kecematan Kertajati, Kabupaten Majalengka.
Cirebon Raya atau yang lebih dikenal dengan sebytan Ciayumajkuning (Cirebon, Majalengka, Indramayu dan Kuningan) dinilai memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata. Ketua ASITA Jabar Budijanto Ardiansjah mengatakan saat ini sepinya aktivitas penerbangan di BIJB salah satu faktorny ada belum maksimalnya pengelolaan sektor wisata di Ciayumajkuning.
"Kita sedang mencoba membantu kawasan Ciayumajkuning bisa tumbuh menjadi destinasi wisata yang diandalkan, selaras dengan beroperasinya BIJB. Saat ini BIJB masih terseok-seok jalannya, karena kurangnya dukungan dari masyarakat Ciayumajkuning," kata Budi kepada awak media dalam acara ASITA West Java Travel Market (AWJTM) 2019 di Hotel Aston Cirebon, Jabar, Rabu (11/9/2019).
Budi mengatakan AWJTM tahun ini sengaja digelar di Cirebon guna membantu mempromosikan potensi wisata yang ada. Namun, Budi juga menyayangkan minimnya pertisipasi BIJB terkait promosi wisata.
"Dukungan dari BIJB sangat lemah. Kita di sini sebenarnya untuk mendukung BIJB. Pemerintah melalui dinas berperan, tapi BIJB tidak ada," katanya.
Selain menyinggung peran BIJB dalam mempromosikan wisata, ASITA juga menilai penguatan pasar menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan aktivitas penerbangan di BIJB. Sayangnya, dikatakan Budi, BIJB terlalu fokus menguatkan pasar di wilayah Bandung Raya.
"Seharusnya BIJB itu menguatkan pasar juga di Cirebon, ini kan yang lebih dekat. Saya lihat konsenstrasinya masoih di Bandung, seperti pelayanan bus dan lainnya. Pasar yang dekat (Cirebon) ini jangan dicuekin," ucap Budi.
Budi menambahkan ASITA akan terus berupaya untuk memaksimalkan aktivitas penerbangan di BIJB. Ia juga tak ingin salah satu bandara terbesar di Indonesia yang dibangun triliunan tupiah itu tak kunjung ramai.
"Kita berharap bisa menghidupkan BIJB. Sekarang yang dilakukan adalah menguatkan perjalanan umroh dan haji. Ada juga kargo, di sini kuat kok di sektor begitu. Kedepannya kalau tiga sektor itu berjalan, maka pariwisata juga akan berjalan," kata Budi.
Budi juga menceritakan tentang acara AWTJM 2019 yang untuk pertama kalinya digelar di Cirebon. Tujuannya agar Cirebon menjadi penyangga BIJB. Budi mengatakan AWTJM diikuti 77 perusahaan yang terdiri dari berbagai agen perjalanan wisata, tours and travel, hotel, restoran, toko oleh-oleh dan lainnya.
"Untuk buyer yang ikut acara ini ada 120 perusahaan dari 24 provinsi. Ada juga dari luar negeri seperti Malaysi, Thailand, Singapura dan India. AWTJM ini memfasilitasi pelaku usaha pariwisata melakukan kegiatan bussines to bussines dalam waktu yang efektif dan efesien," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar