Minggu, 29 Desember 2019

Kalau Trump Beli Greenland, Orang Amerika Punya Tempat Liburan Baru

 Isu Presiden AS Donald Trump membeli Greenland sudah mereda. Tapi, sang presiden bikin hal menggelikan di media sosial resminya.

Dilansir CNN, Selasa (27/8/2019), sejak Trump menyatakan minatnya untuk membeli Greenland dan PM Denmark menyebutnya absurd, agen travel pun bergerak. Bersama dewan pariwisata, mereka melihat minat besar paket liburan ke Greenland.

Saat Trump mengumumkan pertimbangannya membeli Greenland pada 16 Agustus, Nordic Visitor, penyedia layanan liburan daerah Arktik mengalami peningkatan signifikan. Karena situsnya banyak diakses pengguna baru.

"Akses ke situs Greenland kami meningkat lebih dari 2.800%, dibandingkan dengan tanggal yang sama pada tahun 2018. Traffic yang sedang berlangsung telah meningkat lebih dari 600% pada tahun lalu," kata agen perjalanan itu dalam sebuah pernyataan.

69% kunjungan ke situs Greenland berasal dari AS yang meningkat 31% dari 2018. Ketika Presiden Trump mengunggah foto Trump Tower di Greenland, traffic-nya melonjak lagi, yakni lebih dari 1.200% dibandingkan dengan tahun lalu.

"Aku berjanji tidak akan melakukan ini ke Greenland!" kicau Trump di Twitter.

"Kami berharap minat baru-baru ini menginspirasi lebih banyak wisatawan dari Amerika Serikat untuk menjelajah Greenland," kata Nordic Visitor.

Intrepid Travel juga melihat perubahan dramatis serupa. Minat pengunjung situsnya amat tinggi saat ada penawaran perjalanan ke Greenland, yakni ada lonjakan 237% traffic ke situs Greenland.

Industri pariwisata Greenland rapuh karena masih cukup muda. Destinasi ini adalah satu dari beberapa tempat liar nan terpencil yang tersisa di Bumi.

Baru-baru ini, Greenland kehilangan 11 miliar ton lapisan esnya dalam satu hari. Itu setara dengan 4,4 juta isi kolam renang di ajang Olimpiade.

Mendengar Nyanyian Merdu Owa Jawa di Situ Patenggang

Situ Patenggang jadi salah satu obyek wisata favorit turis di Bandung. Di danau cantik ini, kita bisa mendengar nyanyian spesies Owa Jawa yang dilindungi.

Situ Patenggang adalah destinasi wisata alam terkenal di wilayah Bandung Selatan. Selain dikenal dengan sejarahnya, obyek wisata ini juga dikenal dengan suasana alamnya yang masih eksotis.

Obyek wisata yang beralamatkan di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung ini memiliki keindahan yang sangat luar biasa. Itu karena danau ini dikelilingi perkebunan teh dan lanskap pemandangan Gunung Patuha yang masih asri.

Kita bisa naik perahu untuk mengitari Situ Patenggang, bila sedang beruntung suasana tak biasa akan kita rasakan saat mesin perahu dimatikan. Wisatawan akan mendengar suara kawanan surili, lutung, dan Owa Jawa di kawasan konservasi yang ada di Situ Patenggang.

"Kalau lagi kebetulan, suara monyet terdengar dari kejauhan. Suaranya kencang, karena di sini merupakan habitat aslinya," kata Asep salah satu penarik perahu di Situ Patenggang.

Asep mengungkapkan, hanya suara Owa saja yang bisa terdengar, pasalnya kita dilarang mendekati kawasan tersebut, karena kawasan itu merupakan kawasan dilindungi.

Selain itu, Asep dan penarik perahu di Situ Patenggang pun turut bersama-sama menjaga kelestarian primata yang hidup di kawasan Situ Patenggang.

"Enggak boleh mendekat, itu kawasan dilindungi, cukup dilihat dari kejauhan atau didengar suaranya," ungkapnya.

Seperti diketahui, kawasan hutan lindung yang ada di Obyek Wisata Situ Patenggang merupakan salah satu lokasi yang kerap digunakan oleh Aspinall Foundation Indonesia untuk melepasliarkan beragam jenis primata. Bulan Juli lalu, sepasang Owa Jawa dilepasliarkan di lokasi tersebut.

detikTravel berkesempatan mendengar suara Owa Jawa saat menaiki perahu di Situ Patenggang, namun rupa dari primata itu tidak dapat terlihat. Pasalnya Owa Jawa tersebut bergelantungan di pepohonan yang ada di dalam hutan.

"Kalau lagi kebetulan ya suka muncul, munculnya bergerombol, yang sering itu Surili," ujar Asep.

Primata Surili yang sebelumnya dilepasliarkan pada tahun 2016 lalu oleh mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di kawasan tersebut sudah beranak-pinak. Hal tersebut diungkap oleh peneliti dari Aspinall Foundation Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar