Rabu, 25 Desember 2019

Menjelajahi Kota Batu Petra

Kota Batu adalah julukan dari Petra di Yordania. Sudah eksis sejak tahun 312 Sebelum Masehi, Petra masuk sebagai Warisan Dunia UNESCO.

Petra, salah satu destinasi di Yordania (sekitar 3 jam dari pusat kota Amman) yang masuk di bucket list, wajib banget. Sebagai kota tua yang merupakan warisan sejarah, dibangun pada tahun 312 SM, dari suku Nabathean. Mereka membuat bangunan dengan cara memahat pada batu, sebagai salah satu keahlian utama mereka.

Buka sejak jam 6 pagi, sebaiknya Anda datang sepagi mungkin, karena butuh waktu cukup untuk menjelajah seluruh area yang sangat luas. Tiket seharga 50 JD (1 JD sekitar Rp 20.000) sehingga sayang kalau tidak kita manfaatkan semaksimal mungkin. Bawa bekal air minum dan snack, karena walau ada kedai, mengingat kurs, sehingga lumayan mahal.

Pakai baju yang nyaman untuk berjalan jauh, terutama alas kaki. Ada Kuda, keledai, Unta dan kereta kuda juga sih, tapi akan lebih asyik kalau jalan kaki. Sebab, Anda bisa berhenti setiap saat untuk foto (dan semua tempat adalah spot yang bagus untuk foto). Sementara kalau naik kendaraan, mereka akan terus melaju tanpa berhenti.

Ada 15 obyek yang bisa dikunjungi, semuanya wow! Tapi kami hanya bisa beberapa saja seperti ke  Bab Al Siq (menhir makam), The Siq (1,2 km berupa bukit batu), The Treasury/Al Khaznah (pahatan langsung di batu, setinggi 40 meter), The street of facades, The colonnaded street dan Ad Deir/Monastery (paling jauh harus mendaki naik 1.000 tangga).

The Siq adalah lorong yang selebar 3-5 meter saja, hati-hati kalau berjalan karena sempit. Sehingga kalau kereta kuda lewat, Anda harus menepi terlebih dahulu. Sepanjang 1,2 km berupa bukit batu yang indah berwarna cokelat pink.

Biasanya orang hanya sampai ke Treasury, berupa 'gedung' setinggi 40 meter yang dipahat langsung di batu. Tapi kalau waktu Anda longgar dan suka menjelajah, lanjutkan sampai ke ujung di Monastery, karena lebih wow lagi.

Siapkan stamina karena harus mendaki anak tangga. Sepanjang jalan penuh dengan pedagang suvenir dari penduduk lokal (suku Baduy) dengan penampilan seperti kapten Jack Sparrow. Rasanya speechless deh, semuanya indah pake banget.

Gili Labak, Si Cantik di Madura

Tahukah kamu kalau madura punya berbagai destinasi wisata yang cantik. Salah satunya adalah Gili Labak.

Apa yang pertama kali terbayang ketika mendengar kata 'Madura'? Kebanyakan akan membayangkan logat khasnya dan makanan yang seakan menjadi simbol pulau ini, makanan itu adalah sate. Tetapi tidak sedikit yang tahu bahwa ternyata di balik hal unik tersebut, sebenarnya tersimpan surga tersembunyi dengan panorama yang asri dan membahana.

Pulau ini bernama Gili Labak, sebuah pulau kecil yang terletak di sebalah tenggara pulau Madura. Jika dilihat secara administrasi, Gili Labak masuk dalam wilayah kabupaten Sumenap, Jawa Timur. Gili Labak adalah pulau sekitar 5 hektar serta dikelilingi oleh pasir putih. Untuk bisa ke Gili Labak, wisatawan haruslah menempuh perjalanan laut dengan menyewa perahu untuk bisa berkunjung ke pulau ini.

Ketika tiba di Gili Labak, saya dan teman-teman disabut dengan air laut yang jernih, bersih dan ombaknya tenang. Serta hamparan pasir putihnya memang memberikan pesona luar biasa, sehingga saya pribadi menyebut Gili Labak sebagai surga tersembunyi di tenggara Pulau Madura.

Berkunjung ke Gili Labak adalah sebuah pengalaman luar biasa, apalagi warga lokal sangat terbuka serta ramah dengan pengunjung. Lagi pula, harga makanan dan minuman di lokasi sekitar pantai tidak terlalu mahal, hanya selisih beberapa ribu jika dibandingkan dengan harga di Pulau Madura.

Pulau Gili Labak waktu itu saya kelilingi dengan jalan kaki, dan hanya menempuh waktu kurang dari satu jam. Dan selama kurang dari satu jam itu, sungguh mata dimanjakan dengan panorama pesisir pantai Gili Labak, terlebih lagi dengan desiran ombak dan hamparan pasirnya sangat memesona. Saya juga berkesempatan untuk mencoba menikmati sausana indah bawah lautnya dengan melakukan snorkeling.

Benar-benar suasana yang memukau, hingga rasanya saya enggan untuk naik lagi ke daratan saat itu. Ternyata suasana bawah laut yang asri, dengan terumbu karangnya serta ikan kecilnya memang sangat indah. Bersyukur sekali di lokasi tersebut tidak ada nelayan yang menggunakan bom ikan sehingga bisa merusak ekosistem laut luar biasa yang dimiliki kabupaten Sumenap.

Saya berharap bisa ke Dubai, karena kata orang, kita akan lebih bersyukur dengan Indonesia, ketika kita berkunjung ke Luar Negeri. Seperti ada magnet yang memanggil untuk kembali pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar