Banyak foto wisatawan yang selfie dengan monyet saat liburan ke Bali yang viral di medsos. Inilah rahasia bisa foto selfie dengan monyet di Bali. Penasaran?
Beberapa waktu lalu dunia maya dihebohkan oleh foto seorang turis yang selfie dengan monyet. Dari foto terlihat seolah-oleh monyetlah yang mengambil foto selfie tersebut.
Namun kenyataannya tidaklah seperti itu. Terdapat trik foto untuk bisa mendapatkan foto keren seolah selfie dengan monyet.
Seorang netizen dengan akun Twitter bernama @giewahyudi membagikan sebuah video yang memperlihatkan rahasia bisa menghasilkan foto seolah sedang selfie dengan monyet. Video yang dilihat detikcom, Rabu (4/9/2019) inipun viral dan mengejutkan para netizen.
Dalam video yang dibagikannya terlihat seorang yang mengambil gambar seekor monyet. Dibelakang monyet tersebut telah duduk dua orang wisatawan asing.
Pria yang mengenakan pakaian Bali inipun memainkan tangannya, menggoda sang monyet dengan mengulurkan tangannya yang berisi makanan ke atas ponsel. Dia terus melakukan itu hingga monyet mengulurkan tangannya ke arah kamera.
Pada saat itulah pria Bali ini terlihat memotret beberapa kali untuk menghasilkan gambar yang diincar. Benar saja, trik ini menghasilkan foto dengan tangan monyet yang menjulur ke kamera, seolah si monyetlah yang memegang kamera untuk berfoto.
Terakhir dilihat detikcom, video ini telah dibagikan lebih dari 29.900 kali dengan jumlah like lebih dari 32 ribu pengguna. Video ini juga telah ditonton lebih dari 660 ribu kali tayang.
Dalam komentar Twitter ini, juga dibagikan beberapa hasil foto yang didapatkan melalui trik ini. Semua fotonya bagus-bagus dan memperlihatkan monyetlah yang memegang kamera.
Banyak dari para netizen yang baru tahu dengan trik foto dengan monyet ini. Bagaimana dengan traveler?
Mengenal Tradisi Hajat Bumi dari Warga Jagabaya Ciamis
Menyambut Tahun Baru Islam, warga Desa Jagabaya, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menggelar tradisi Hajat Bumi. Setahun sekali di awal Bulan Muharram acara ini sebagai bentuk rasa syukur.
Seperti apa kegiatannya?
Prosesi puncak Hajat Bumi ini ditandai dengan berkumpulnya di depan kantor desa. Lalu mereka bersama-sama menuju Situs Gunung Dukuh Jagabaya sambil membawa makanan sesaji seperti tumpeng, buah-buahan, kopi, bubur dan makanan ringan.
Sesaji itu disimpan di makam sesepuh, salah satu tokoh penyebar agama islam di Desa Jagabaya. Hajat Bumi kali ini juga dihadiri langsung oleh Bupati Ciamis Herdiat Sunarya.
Di Situs tersebut warga melaksanakan tawasul dan berdoa di Situs Gunung Dukuh Jagabaya. Sebelum berdoa, warga melaksanakan penyembelihan kambing (embe) kendit berwarna hitam. Nantinya kambing tersebut akan di masak dan dimakan bersama-sama.
Setelah berdoa, kemudian dilanjutkan dengan acara di Aula Desa Jagabaya. Setelah selesai ditutup dengan acara makan bersama.
"Tradisi hajat bumi ini sudah dilaksanakan turun-temurun sejak dulu. Dilaksanakan bulan Muharram dengan hitungan hari yang ditentukan. Karena ada hari yang tidak boleh, kalau dilaksanakan akan menimbulkan hal yang tidak baik," ujar Sutadi, Kuncen Situs Gunung Dukuh Jagabaya, Rabu (4/9/2019).
Menurut Sutadi, makna tradisi hajat bumi untuk mengenang masuknya Islam di Jagabaya pada 1 Muharram 1040 Hijriah. Acara ini juga sekaligus memperingati Tahun Baru Islam.
"Mengenang jasa-jasa para leluhur Jagabaya begitu banyak dalam menyiarkan agama islam, membangun dan membuka Desa Jagabaya," ucap Sutadi.
Tradisi Hajat Bumi ini sebagai ungkapan rasa syukur yang selama setahun telah diberikan nikmat rezeki dari pertanian, persawahan, perkebunan dan hasil bumi lainnya. Mereka sekaligus mempererat tali silaturahmi.
"Mata pencaharian mayoritas masyarakat Desa Jagabaya adalah petani. Kami senantiasa melestarikan dan memelihara tradisi dan budaya Jagabaya. Selain dari Hajat Bumi ada kesenian yang harus tetap dipelihara yaitu kesenian tayub dengan tiga lagu wajib yaitu Titipati, Golewang dan Rajapulang," jelasnya.
Sementara itu, Kasi Pembinaan Kesenian Disbudpora Ciamis Eman Hermansyah mengatakan di Kabupaten Ciamis ada 33 tradisi dan ritual yang sudah diakui. Setiap tahun digelar acara untuk melestarikannya.
"Yang sudah terkenal seperti Nyangku Panjalu, Ngikis di Karangkamulyan. Di Ciamis biasanya tradisi dilaksanakan di Bulan Muharram, Maulid dan menjelang bulan ramadan," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar