Sore itu, di Pantai Timbako, derai tawa anak-anak bersahutan. Mereka kesenangan mengadu nyali dengan melompat dari tepian tebing dan menceburkan diri ke laut.
Di sisi pantai lain, dua remaja tanggung sibuk memandangi telur yang mereka celupkan. Menarik sekaligus buat penasaran. Rupanya mereka menunggu telur tersebut matang untuk disantap.
Ajaib! Pantai Timbako memang istimewa karena mempunyai air yang hangat, bahkan di saat dan di bagian tertentu airnya memanas. Tak heran warga sering datang berbondong-bondong. Berendam dan merasakan sensasi sauna dengan pemandangan laut lepas.
"Itu air hangatnya di tempat lain kan bau belerang tetapi pantai kami tidak. Ini berasal dari gunung bukan cuma hangat tapi hangat sekali. Bahkan karena ada cahaya matahari terkadang warnanya berubah," ucap Bupati Sitaro Evangelian Sasingen memperkenalkan wisata Pantai Timbako, Pulau Siau, Sitaro, kepada detikcom, Rabu (16/8/2019).
Lebih lanjut, kepala desa Mini yang mengelola objek wisata ini Pitheim Bastian Gandaria mengatakan panas yang mengalir ke laut ini akibat pengaruh panas Gunung Karangetang.
"Air panas yang lain di Siau Barat Utara tidak semua ada. hanya di kampung ini dan kampung sebelah," jelas Pitheim.
Pantai Timbako ini memnag dikelola oleh Desa Mini menggunakan dana desa sejak tahun lalu. Kepala desa Pitheim Bastian Gandaria
mengatakan dia bersama masyarakat membuat perencanaan dan tata kelola pantai ini. Sebagai langkah awal, desa sudah membuat fasilitas toilet dan juga tempat parkir.
"Ini memakai anggaran dana desa tahun 2018 anggaran sebesar Rp 400 sekian juta. Itu 30 persen dari dana desa itu," kata Pitheim.
Sebab baru dikelola, Pitheim dan perangkat desa belum memberlakukan tiket masuk untuk ke wisata air hangat dan pantai ini. Kendati demikian, sudah ada iuran parkir yang dipungut, yaitu sebesar Rp 5 sampai Rp 10 ribu.Begitu pun dengan BUMDes, dana yang masuk belum dikelola secara maksimal karena tempat ini baru berjalan hitungan bulan.
"Ke depan kami rencanakan ada penataan dengan membuat jembatan agar bisa menarik pengunjung," tandasnya. Untuk mengetahui informasi lainnya dari Kemendes PDTT klik di sini.
Ini Kisah Asli Rowo Bayu yang Diduga Terkait KKN Desa Penari
Tempat wisata Rowo Bayu di Banyuwangi dikait-kaitkan dengan cerita horor 'KKN di Desa Penari'. Padahal danau ini punya ceritanya sendiri, mistis juga sih.
Rowo Bayu berada di Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi menjadi viral lantaran dihubungkan dengan cerita horor 'KKN di Desa Penari'. Meskipun penulis cerita mengatakan hanya memakai foto Rowo Bayu sebagai ilustrasi, namun netizen terlanjur percaya tempat ini adalah setting cerita horor itu.
Telaga ini bersembunyi di balik rimbunnya hutan di kaki Gunung Raung di sisi Kabupaten Banyuwangi. Masyarakat setempat lebih sering menyebutnya Rowo Bayu. Rowo dalam bahasa Indonesia adalah Rawa, sementara Bayu berarti angin.
detikcom pun mendatangi area telaga yang berada di kawasan KRPH Perhutani Banyuwangi Barat, atau di Dusun Sambungrejo Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Danau ini memang menyimpan misteri, tapi bukan cerita horor mahasiswa, melainkan kepingan sejarah Kerajaan Blambangan, sebuah Kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa.
Tempat ini dipercaya sebagai tempat favorit Prabu Tawang Alun memerintah Kerajaan Blambangan untuk berapa dan meditasi. Lokasi meditasi sang Raja berada di pojok kanan sebelah utara dari telaga. Lokasi itu kini dibangun seperti candi, menutupi sebuah batu yang tercetak bekas kaki sang Prabu Tawang Alun selama meditasi.
"Di sini ada cetakan kaki saat meditasi Prabu Tawang Alun, Raja Blambangan kala itu. Ini dipercaya masyarakat tempat yang sakral," ujar Mbah Saji, juru kunci Rowo Bayu kepada detikcom, Jumat (30/8/2019).
Telaga ini memang sangat rimbun dan menyejukkan. Apalagi ditambah dengan gemericik air dari tiga mata air di sekitar lokasi bangunan meditasi. Yaitu Sumber Kamulyan, Sumber Rahayu dan Sumber Panguripan.
Mata air ini belum pernah berhenti mengalir meski musim kemarau panjang sekalipun. Keberadaannya sangat dihormati dan disakralkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar