Jumat, 30 Oktober 2020

Peneliti Ungkap Gejala COVID-19 yang Bisa Dilihat dari Mata, Ini Cirinya

 Semakin banyak pasien COVID-19 mengeluhkan gejala beragam. Tak hanya demam, batuk, atau sesak napas, gejala COVID-19 tak biasa kerap dilaporkan beberapa studi.

Dikutip dari The Sun, studi terbaru mengungkap konjungtivitis bisa menjadi gejala COVID-19, gejala ini dilihat dari kondisi mata. Gejala COVID-19 ini berkaitan dengan risiko masuknya virus Corona melalui mata.


"Studi terbaru menunjukkan bahwa konjungtivitis bisa menjadi manifestasi dari COVID-19," ungkap studi yang dimuat dalam Wiley Online Library terkait konjungtivitis dan COVID-19.


"Karena mata dapat dianggap sebagai portal masuk potensial langsung untuk virus, maka menarik untuk menganalisis hubungan antara konjungtivitis dan tingkat keparahan COVID-19," lanjut para peneliti.


Bagaimana kaitan antara COVID-19 dengan konjungtivitis?

Gejala COVID-19 konjungtivitis yang dialami pasien disebut peneliti menjadi tanda atau tingkat keparahan pasien Corona saat terpapar. Gejala khas konjungtivitis sendiri biasanya bisa dilihat dari mata yang memerah dan terasa terbakar.


"Sebagai kesimpulan, hasil meta-analisis ini menunjukkan bahwa konjungtivitis mungkin merupakan tanda infeksi COVID-19 yang terkait dengan bentuk penyakit yang lebih parah," jelas peneliti.


Deretan tanda gejala COVID-19 yang berkaitan dengan konjungtivitis bisa dilihat dari kondisi mata seperti berikut.


Mata merah

Perasaan terbakar atau berpasir

Keluarnya cairan dari satu atau kedua mata

Nanah yang menempel di bulu mata

Rasa gatal dan kemerahan.

https://kamumovie28.com/life-line-2016/


Mengenal Vaskulistis Sistemik yang Diidap Pangeran Brunei Abdul Azim Sebelum Wafat


Suasana duka masih menyelimuti Brunei Darussalam. Baru-baru ini terungkap, Pangeran Haji Abdul Azim wafat karena kegagalan multiorgan terkait penyakit autoimun vaskulitis sistemik yang diidapnya.

"Awal tahun ini, kakak saya didiagnosis vaskulitis sistemik parah, yang merupakan sebuah penyakit autoimun," ungkap Abdul Mateen, adik kandung Abdul Azim, di akun Instagram @tmski.


Apa itu vaskulitis?

Dikutip dari Mayo Clinic, vaskulitis adalah suatu kondisi radang pembuluh darah yang menyebabkan perubahan pada dinding pembuluh darah.


Perubahan ini bisa berupa penebalan, penyempitan, dan pelemahan pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat menghambat aliran darah dan mengakibatkan kerusakan pada organ dan jaringan tubuh.


Apa penyebab vaskulitis?

Hingga kini belum diketahui penyebab pasti seseorang mengalami vaskulitis. Meski begitu, beberapa kondisi vaskulitis bisa berhubungan dengan faktor genetik dan gangguan sistem kekebalan tubuh (autoimun).


Gangguan sistem kekebalan tubuh bisa dipicu oleh beberapa kondisi, seperti berikut.


Infeksi, seperti hepatitis B dan hepatitis C

Kanker darah

Reaksi tubuh terhadap obat-obatan

Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis, skleroderma atau lupus.

Apa yang terjadi jika terkena vaskulitis?

Vaskulitis bisa berakibat serius. Ketika pembuluh darah melemah, mereka akan mudah berdarah atau meradang. Jika pembuluh darah meradang, dindingnya akan menebal dan membuat rongga pembuluh darah menyempit, sehingga aliran darah akan terganggu.


Kondisi tersebut jika dibiarkan bisa mengancam nyawa pengidapnya. Berikut beberapa komplikasi yang bisa dialami pengidap vaskulitis.


Kerusakan organ. Vaskulitis yang kian memburuk dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ penting di tubuh.

Gangguan penglihatan. Kondisi ini umumnya terjadi pada jenis vaskulitis giant cell arteritis yang tidak diobati.

Penggumpalan darah dan aneurisma. Meski jarang terjadi, tetapi vaskulitis dapat menyebabkan pembuluh darah membengkak, sehingga aliran darah terganggu dan menggumpal.

https://kamumovie28.com/ride-along-2-2016/

Terima Perawatan Seperti Trump, Pasien Ini Berhasil 'Pulih' dari COVID-19

  - Seorang pasien COVID-19 bernama Melanie James merasa jauh lebih baik setelah menerima perawatan antibodi eksperimental. Perawatan ini sebelumnya diberikan pada Presiden Amerika Serikat Donald Trump, saat terinfeksi COVID-19.

Wanita yang tinggal di Cardiff, menerima transfusi antibodi monoklonal di Llandough University Hospital dan termasuk bagian dari uji klinis. Meski masih merasa sesak dan membutuhkan bantuan oksigen, ia merasa jauh lebih baik setelah menerima perawatan yang ditambahkan ke dalam uji klinis Randomized Evaluation of COVID-19 Therapy atau Recovery.


Dalam uji coba tersebut, para peneliti berusaha untuk menentukan keefektifan antibodi monoklonal dalam mencegah virus masuk ke sel tubuh dan mencegah mereka menjadi sakit yang lebih parah.


Saat virus masuk ke dalam tubuh, antibodi itu akan mencegah virus menempel pada sel tubuh. Tetapi, setiap orang menghasilkan jenis antibodi yang berbeda, salah satunya antibodi penetral.


Untuk mengetahuinya, para ilmuwan 'menyaring' antibodi untuk menemukan yang terbaik dan bisa menempel pada sel. Selanjutnya, antibodi itu akan digandakan di laboratorium, diproduksi dalam jumlah besar, dan diberikan pada pasien COVID-19 untuk meningkatkan respons kekebalan mereka.


"Saya mulai merasa lebih baik setelah melakukan transfusi, dan jumlah bantuan oksigen yang saya dapatkan malam itu lebih sedikit dari biasanya," kata Melanie yang dikutip dari New York Post, Rabu (28/10/2020).


"Meskipun saya masih dalam pemulihan, saya sudah merasa jauh lebih baik daripada minggu lalu," lanjutnya.


Pemimpin tim peneliti dewan kesehatan, Zoe Hilton, merasa senang karena Melanie bisa merasa lebih baik setelah menerima perawatan tersebut. Tetapi, ia menegaskan bahwa ini masih dalam tahap percobaan yang sangat awal.


Sebelumnya, saat terinfeksi COVID-19 Presiden Donald Trump menerima pengobatan berupa dexamethasone, remdesivir, hingga koktail antibodi Regeneron. Selain itu, adapun beberapa obat pendukung yang juga diberikan yaitu vitamin D, zinc, melatonin, dan aspirin.

https://kamumovie28.com/dear-eleanor-2016/


Peneliti Ungkap Gejala COVID-19 yang Bisa Dilihat dari Mata, Ini Cirinya


Semakin banyak pasien COVID-19 mengeluhkan gejala beragam. Tak hanya demam, batuk, atau sesak napas, gejala COVID-19 tak biasa kerap dilaporkan beberapa studi.

Dikutip dari The Sun, studi terbaru mengungkap konjungtivitis bisa menjadi gejala COVID-19, gejala ini dilihat dari kondisi mata. Gejala COVID-19 ini berkaitan dengan risiko masuknya virus Corona melalui mata.


"Studi terbaru menunjukkan bahwa konjungtivitis bisa menjadi manifestasi dari COVID-19," ungkap studi yang dimuat dalam Wiley Online Library terkait konjungtivitis dan COVID-19.


"Karena mata dapat dianggap sebagai portal masuk potensial langsung untuk virus, maka menarik untuk menganalisis hubungan antara konjungtivitis dan tingkat keparahan COVID-19," lanjut para peneliti.


Bagaimana kaitan antara COVID-19 dengan konjungtivitis?

Gejala COVID-19 konjungtivitis yang dialami pasien disebut peneliti menjadi tanda atau tingkat keparahan pasien Corona saat terpapar. Gejala khas konjungtivitis sendiri biasanya bisa dilihat dari mata yang memerah dan terasa terbakar.


"Sebagai kesimpulan, hasil meta-analisis ini menunjukkan bahwa konjungtivitis mungkin merupakan tanda infeksi COVID-19 yang terkait dengan bentuk penyakit yang lebih parah," jelas peneliti.


Deretan tanda gejala COVID-19 yang berkaitan dengan konjungtivitis bisa dilihat dari kondisi mata seperti berikut.


Mata merah

Perasaan terbakar atau berpasir

Keluarnya cairan dari satu atau kedua mata

Nanah yang menempel di bulu mata

Rasa gatal dan kemerahan.

https://kamumovie28.com/clover-2014/

5 Gejala 'Long Covid' yang Paling Awet Nggak Hilang-hilang

 Fenomena 'long Covid' kini mulai sering terdengar bahkan telah dialami banyak pasien yang masih atau telah pulih dari infeksi COVID-19. Saat mengalami kondisi ini, seseorang terus-menerus merasakan gejala Corona dalam waktu yang lama.

Untuk mengetahui seseorang mengalami 'long Covid' atau tidak, ada beberapa tanda yang diduga kuat menjadi gejala dari fenomena tersebut. Menurut peneliti, kesulitan saat bernapas yang menjadi prediksi paling signifikan dari 'long Covid' ini.


"Meski laporan terkait 'long Covid' meningkat, tetapi masih sedikit yang mengetahui tentang prevalensi, faktor risiko, atau apapun yang bisa memprediksinya," kata para peneliti yang dikutip dari Express UK, Rabu (28/10/2020).


"Ketika dianalisis secara individual serta disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin, setiap gejala dalam masa isolasi ini bisa memprediksi durasi penyakit itu bisa bertahan," lanjutnya.


Ada lima gejala yang diduga kuat menjadi tanda seseorang mengalami 'long Covid', yaitu:


Kelelahan

Sakit kepala

Dispnea

Suara serak

Mialgia

"Secara khusus, dispnea sudah terbukti menjadi prediktor yang signifikan dari gejala jangka panjang," jelasnya.


Selain itu, pasien yang mengalami beberapa gejala sekaligus selama tahap awal infeksi juga lebih mungkin mengalami 'long Covid'. Lebih dari 170 pasien yang mengalami gejala jangka panjang.

https://kamumovie28.com/miracles-heaven-2016/


Terima Perawatan Seperti Trump, Pasien Ini Berhasil 'Pulih' dari COVID-19


 - Seorang pasien COVID-19 bernama Melanie James merasa jauh lebih baik setelah menerima perawatan antibodi eksperimental. Perawatan ini sebelumnya diberikan pada Presiden Amerika Serikat Donald Trump, saat terinfeksi COVID-19.

Wanita yang tinggal di Cardiff, menerima transfusi antibodi monoklonal di Llandough University Hospital dan termasuk bagian dari uji klinis. Meski masih merasa sesak dan membutuhkan bantuan oksigen, ia merasa jauh lebih baik setelah menerima perawatan yang ditambahkan ke dalam uji klinis Randomized Evaluation of COVID-19 Therapy atau Recovery.


Dalam uji coba tersebut, para peneliti berusaha untuk menentukan keefektifan antibodi monoklonal dalam mencegah virus masuk ke sel tubuh dan mencegah mereka menjadi sakit yang lebih parah.


Saat virus masuk ke dalam tubuh, antibodi itu akan mencegah virus menempel pada sel tubuh. Tetapi, setiap orang menghasilkan jenis antibodi yang berbeda, salah satunya antibodi penetral.


Untuk mengetahuinya, para ilmuwan 'menyaring' antibodi untuk menemukan yang terbaik dan bisa menempel pada sel. Selanjutnya, antibodi itu akan digandakan di laboratorium, diproduksi dalam jumlah besar, dan diberikan pada pasien COVID-19 untuk meningkatkan respons kekebalan mereka.


"Saya mulai merasa lebih baik setelah melakukan transfusi, dan jumlah bantuan oksigen yang saya dapatkan malam itu lebih sedikit dari biasanya," kata Melanie yang dikutip dari New York Post, Rabu (28/10/2020).


"Meskipun saya masih dalam pemulihan, saya sudah merasa jauh lebih baik daripada minggu lalu," lanjutnya.


Pemimpin tim peneliti dewan kesehatan, Zoe Hilton, merasa senang karena Melanie bisa merasa lebih baik setelah menerima perawatan tersebut. Tetapi, ia menegaskan bahwa ini masih dalam tahap percobaan yang sangat awal.


Sebelumnya, saat terinfeksi COVID-19 Presiden Donald Trump menerima pengobatan berupa dexamethasone, remdesivir, hingga koktail antibodi Regeneron. Selain itu, adapun beberapa obat pendukung yang juga diberikan yaitu vitamin D, zinc, melatonin, dan aspirin.

https://kamumovie28.com/sayonara-debussy-pianist-tantei-misaki-yosuke-2016/

4 Fakta Meninggalnya Pangeran Brunei Abdul Azim di Usia 38 Tahun

 Baru-baru ini kabar duka datang dari Brunei Darussalam. Pangeran Brunei Darussalam Pangeran Haji Abdul Azim, meninggal dunia di usia 38 tahun pada Sabtu (24/10/2020).

Kabar duka meninggalnya Pangeran Haji Abdul Azim juga diunggah dalam akun pribadi saudara kandungnya, Abdul Mateen.


"Sampai bertemu lagi," duka Pangeran Mateen, saudara kandung Pangeran Haji Abdul Azim, di akun Instagram @tmski.


Sebelum meninggal, Pangeran Brunei Darussalam Haji Abdul Azim disebut mengidap vaskulitis. Media lokal setempat juga mengabarkan Pangeran Brunei Darussalam Haji Abdul Azim sempat dirawat di rumah sakit dalam beberapa waktu.


Berikut fakta-fakta meninggalnya Pangeran Brunei Darussalam dirangkum detikcom dari berbagai sumber.


1. Meninggal di usia muda 38 tahun

Pangeran Abdul Azim meninggal kemarin, Sabtu (24/10), pada pukul 10.08 waktu setempat. Pangeran Brunei itu meninggal di usia 38 tahun. Pangeran Abdul Azim berada di baris keempat takhta Brunei.


Dilansir dari berbagai sumber, Pangeran Abdul Azim merupakan putra Raja Brunei Darussalam dengan mantan istri keduanya, Hajah Mariam. Pangeran Abdul Azim merupakan anak pertama dari perkawinan tersebut.


2. Mengidap vaskulitis sistemik

Saudara kandungnya, Abdul Mateen, menyebut sang pangeran mengidap vaskulitis sistemik, sebuah kondisi autoimun.


"Awal tahun ini, kakak saya didiagnosis vaskulitis sistemik parah, yang merupakan sebuah penyakit autoimun," ungkap Pangeran Mateen di akun Instagram @tmski.


Dikutip dari Mayo Clinic, vaskulitis adalah suatu kondisi radang pembuluh darah yang menyebabkan perubahan pada dinding pembuluh darah.


Perubahan ini bisa berupa penebalan, penyempitan, dan pelemahan pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat menghambat aliran darah dan mengakibatkan kerusakan pada organ dan jaringan tubuh.


3. Pangeran Abdul Azim mengidap gangguan bipolar dan kematiannya dipicu gagal multiorgan

Selain berjuang melawan penyakit vaskulitis sistemik, Pangeran Abdul Azim juga berjuang melawan gangguan bipolar. Meninggalnya Pangeran juga dipicu karena kegagalan multiorgan.


"Pada akhirnya, kakak saya mengalami kegagalan multiorgan yang disebabkan infeksi menetap, terkait penyakit autoimun, yang membuatnya meninggal pada pagi hari, 24 Oktober 2020," sebut Pangeran Mateen di akun Instagram @tmski.


4. Sempat disebut dirawat di rumah sakit

Dikutip dari Sky News, sang pangeran disebut sempat dirawat di rumah sakit dalam beberapa waktu. Hal ini dilaporkan media lokal setempat.

https://kamumovie28.com/sundown-2016/


5 Gejala 'Long Covid' yang Paling Awet Nggak Hilang-hilang


Fenomena 'long Covid' kini mulai sering terdengar bahkan telah dialami banyak pasien yang masih atau telah pulih dari infeksi COVID-19. Saat mengalami kondisi ini, seseorang terus-menerus merasakan gejala Corona dalam waktu yang lama.

Untuk mengetahui seseorang mengalami 'long Covid' atau tidak, ada beberapa tanda yang diduga kuat menjadi gejala dari fenomena tersebut. Menurut peneliti, kesulitan saat bernapas yang menjadi prediksi paling signifikan dari 'long Covid' ini.


"Meski laporan terkait 'long Covid' meningkat, tetapi masih sedikit yang mengetahui tentang prevalensi, faktor risiko, atau apapun yang bisa memprediksinya," kata para peneliti yang dikutip dari Express UK, Rabu (28/10/2020).


"Ketika dianalisis secara individual serta disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin, setiap gejala dalam masa isolasi ini bisa memprediksi durasi penyakit itu bisa bertahan," lanjutnya.


Ada lima gejala yang diduga kuat menjadi tanda seseorang mengalami 'long Covid', yaitu:


Kelelahan

Sakit kepala

Dispnea

Suara serak

Mialgia

"Secara khusus, dispnea sudah terbukti menjadi prediktor yang signifikan dari gejala jangka panjang," jelasnya.


Selain itu, pasien yang mengalami beberapa gejala sekaligus selama tahap awal infeksi juga lebih mungkin mengalami 'long Covid'. Lebih dari 170 pasien yang mengalami gejala jangka panjang.

https://kamumovie28.com/hidden-wrath-2015/

Iran Catat 1 Kematian Akibat COVID-19 Tiap 5 Menit, Apa yang Terjadi?

  Iran melaporkan rata-rata ada satu penduduk di negara tersebut yang meninggal akibat virus Corona COVID-19 setiap lima menit sekali, atau setara dengan kematian sekitar 300 jiwa setiap harinya.

Dikutip dari laman Middle East Eye, otoritas kesehatan setempat mengatakan bahwa rumah sakit di banyak provinsi di Iran mulai tidak mampu menampung pasien kasus virus Corona COVID-19.


Wakil Menteri Kesehatan Iran, Iraj Harirchi, mengatakan pandemi dapat menyebabkan 600 kematian setiap hari jika negara tersebut gagal menghormati protokol kesehatan. Pemerintah setempat menyatakan penduduk kerap mengabaikan aturan untuk menjaga jarak.


Dalam keterangan stasiun televisi setempat, pemerintah mengatakan seorang warga Iran kritis akibat COVID-19 setiap lima menit. Angka tersebut sesuai dengan penghitungan kematian harian yang dilaporkan oleh pemerintah setempat, yakni sedikit di atas atau di bawah 300 selama 20 hari terakhir.


Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran, Sima Sadat Lari, mengatakan pada Minggu pekan lalu, bahwa 32.616 orang telah meninggal karena virus tersebut dan jumlah kasus yang dikonfirmasi mencapai 568.896 orang.


Akan tetapi, beberapa ahli meragukan keakuratan jumlah korban resmi COVID-19 di Iran. Sebuah laporan oleh pusat penelitian parlemen Iran pada April lalu menunjukkan bahwa jumlah kasus virus Corona yang sebenarnya mungkin hampir dua kali lipat dari yang diumumkan oleh Kemenkes Iran.


Laporan itu mengatakan angka resmi COVID-19 Iran hanya didasarkan pada jumlah kematian di rumah sakit dan orang-orang yang telah dites positif terpapar COVID-19.


Sejak tanggal 3 Oktober, Teheran telah menutup sekolah, masjid, toko, restoran, dan institusi publik lainnya. Stasiun televisi pemerintah melaporkan karena kasus Corona dan kematian akibat Corona terus mencapai rekor tertinggi, penutupan pun akan diperpanjang hingga 20 November mendatang.


Para pejabat mengatakan "tindakan dan pembatasan ekstrem" akan diberlakukan setidaknya di 43 daerah di seluruh negeri selama satu minggu, di mana tingkat infeksi telah mengkhawatirkan.


Sampai saat ini tercatat 21 dari 31 provinsi di Iran berada dalam status siaga merah virus Corona.


Hingga saat ini jumlah kasus virus Corona di Iran mencapai 581.824 orang, 33.299 kematian, dan 463.611 orang dinyatakan sembuh.

https://kamumovie28.com/fear-2015/


4 Fakta Meninggalnya Pangeran Brunei Abdul Azim di Usia 38 Tahun


Baru-baru ini kabar duka datang dari Brunei Darussalam. Pangeran Brunei Darussalam Pangeran Haji Abdul Azim, meninggal dunia di usia 38 tahun pada Sabtu (24/10/2020).

Kabar duka meninggalnya Pangeran Haji Abdul Azim juga diunggah dalam akun pribadi saudara kandungnya, Abdul Mateen.


"Sampai bertemu lagi," duka Pangeran Mateen, saudara kandung Pangeran Haji Abdul Azim, di akun Instagram @tmski.


Sebelum meninggal, Pangeran Brunei Darussalam Haji Abdul Azim disebut mengidap vaskulitis. Media lokal setempat juga mengabarkan Pangeran Brunei Darussalam Haji Abdul Azim sempat dirawat di rumah sakit dalam beberapa waktu.


Berikut fakta-fakta meninggalnya Pangeran Brunei Darussalam dirangkum detikcom dari berbagai sumber.


1. Meninggal di usia muda 38 tahun

Pangeran Abdul Azim meninggal kemarin, Sabtu (24/10), pada pukul 10.08 waktu setempat. Pangeran Brunei itu meninggal di usia 38 tahun. Pangeran Abdul Azim berada di baris keempat takhta Brunei.


Dilansir dari berbagai sumber, Pangeran Abdul Azim merupakan putra Raja Brunei Darussalam dengan mantan istri keduanya, Hajah Mariam. Pangeran Abdul Azim merupakan anak pertama dari perkawinan tersebut.


2. Mengidap vaskulitis sistemik

Saudara kandungnya, Abdul Mateen, menyebut sang pangeran mengidap vaskulitis sistemik, sebuah kondisi autoimun.


"Awal tahun ini, kakak saya didiagnosis vaskulitis sistemik parah, yang merupakan sebuah penyakit autoimun," ungkap Pangeran Mateen di akun Instagram @tmski.


Dikutip dari Mayo Clinic, vaskulitis adalah suatu kondisi radang pembuluh darah yang menyebabkan perubahan pada dinding pembuluh darah.


Perubahan ini bisa berupa penebalan, penyempitan, dan pelemahan pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat menghambat aliran darah dan mengakibatkan kerusakan pada organ dan jaringan tubuh.

https://kamumovie28.com/grasshopper-2015/

Karyawan Sering Lembur dan Efeknya bagi Kesehatan Jantung

 Selama pandemi, seluruh kegiatan kegiatan dilakukan di rumah saja, termasuk dalam hal bekerja. Kondisi work from home (WFH) ini bisa jadi menguntungkan sekaligus merugikan.

Keuntungan dari WFH ini adalah dapat menghemat uang makan maupun uang transportasi. Namun, WFH juga membuat jam kerja menjadi lebih fleksibel, sehingga pekerjaan bisa dikerjakan kapan saja, bahkan hingga malam hari.


Padahal, banyak ulasan dan penelitian yang menunjukkan jam kerja yang panjang memiliki efek buruk pada kesehatan. Dalam hal ini yang menjadi perhatian yaitu peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.


Penelitian University College London mengungkapkan karyawan yang setiap hari bekerja lebih dari 11 jam lebih rentan mengalami serangan jantung. Risikonya sekitar 67 persen lebih tinggi dibandingkan karyawan yang bekerja 7-8 jam/hari.


Melansir WebMD, dalam sebuah penelitian terhadap sekitar 6.000 pegawai sipil Inggris yang diikuti selama sekitar satu dekade mengungkapkan bekerja lembur selama 3 jam atau lebih dalam sehari bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebanyak 60 persen.

https://kamumovie28.com/green-room-2016/


Beberapa penelitian lain pun segera dilakukan dan mendapatkan hasil yang hampir sama. Mengapa lembur bisa berakibat fatal bagi kesehatan jantung?


Saat lembur, tubuh yang seharusnya beristirahat dipaksa untuk bekerja lebih keras. Selain itu, lembur juga memangkas waktu tidur. Padahal agar tubuh terasa bugar dan tidak mudah lelah, orang dewasa membutuhkan waktu sekitar 6-8 jam/hari untuk tidur.


Lembur karena pekerjaan yang menumpuk juga bisa meningkatkan kadar stress. Saat stress, banyak orang yang kerap melakukan hal-hal merugikan. Contohnya seperti merokok atau makan berlebihan.


Merokok, bisa mempersempit dinding arteri karena adanya plak. Plak ini juga akan mengikat lemak-lemak jahat yang masuk ke dalam tubuh lewat makanan sehingga lambat laun dinding arteri akan semakin tebal dan mengakibatkan penyumbatan.


Penyumbatan pada arteri tentu sangat berbahaya, inilah yang bisa mengakibatkan munculnya serangan jantung. Agar hal itu tidak terjadi maka hindari rokok dan makan-makanan berlemak yang terlalu banyak.


Anda juga harus mengecek kadar kolesterol secara rutin sejak dini. Sebab, serangan jantung karena penyempitan dinding arteri akibat kolesterol ini bisa terjadi tiba-tiba tanpa menunjukkan gejala. Jika kadar kolesterol Anda tinggi, segera turunkan dengan cara berolahraga serta konsumsi makanan yang banyak mengandung serat seperti buah dan sayur.


Selain itu, Anda juga bisa bantu menurunkan kadar kolesterol dengan minum Nestlé ACTICOR dua kali sehari setelah makan. Bagi yang suka minuman dingin, Nestlé ACTICOR juga bisa dikonsumsi dengan dikombinasikan bersama es batu atau diminum dalam kondisi dingin.


Nestlé ACTICOR merupakan minuman susu rendah lemak yang mengandung Beta Glucan dan Inulin. Kandungan Beta Glucan dan Inulin teruji klinis mampu menurunkan kolesterol jahat (LDL) yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner.


Nestlé ACTICOR juga terbuat dari bahan alami dan rasanya pun sangat enak. Ada 4 varian rasa, antara lain avocado, chocolate, green-tea latte, dan banana. Nestlé ACTICOR baik dikonsumsi oleh orang dewasa yang peduli akan kesehatan tubuh.


Nestlé ACTICOR, Cara Alami Turunkan Kolesterol

https://kamumovie28.com/iron-girl-ultimate-weapon-2015/

Peneliti Sebut Dampak COVID-19 Bisa Bikin Otak 'Menua' 10 Tahun

 Hingga saat ini peneliti terus berusaha menguak teka-teki berbagai aspek virus Corona COVID-19. Salah satunya adalah dampak apa saja yang bisa dilakukan penyakit ini pada tubuh.

Terkait hal tersebut, studi terbaru yang dilakukan peneliti dari Imperial College London menemukan virus Corona COVID-19 bisa mempengaruhi fungsi otak. Hal ini diketahui setelah peneliti memeriksa data tes kognitif lebih dari 84.000 orang.


Tes kognitif mengukur kemampuan berpikir otak dengan teka-teki mulai dari mengingat kata, memecahkan masalah, hingga menghubungkan titik-titik. Tes ini biasanya dipakai untuk membantu dokter mendiagnosis penyakit Alzheimer dan semacamnya.


Pemimpin studi Adam Hampshire menemukan hasilnya diketahui beberapa orang yang mengalami kasus infeksi COVID-19 parah mengalami penurunan fungsi kognitif. Skor tes pasien yang paling parah disebut bisa sama dengan skor orang yang 10 tahun lebih tua dari dirinya.


"Analisis kami... mendukung pandangan bahwa ada konsekuensi kognitif kronis dari infeksi COVID-19," tulis peneliti seperti dikutip dari Reuters, Rabu (28/10/2020).


"Orang-orang yang sudah sembuh, termasuk mereka yang sudah tidak menunjukkan gejala, mengalami defisit fungsi kognitif yang signifikan," lanjutnya.


Studi ini dipublikasi di situs medis MedRxiv dan belum mendapat penelaahan sejawat (peer review).

https://kamumovie28.com/guest-house-2020/


Karyawan Sering Lembur dan Efeknya bagi Kesehatan Jantung


Selama pandemi, seluruh kegiatan kegiatan dilakukan di rumah saja, termasuk dalam hal bekerja. Kondisi work from home (WFH) ini bisa jadi menguntungkan sekaligus merugikan.

Keuntungan dari WFH ini adalah dapat menghemat uang makan maupun uang transportasi. Namun, WFH juga membuat jam kerja menjadi lebih fleksibel, sehingga pekerjaan bisa dikerjakan kapan saja, bahkan hingga malam hari.


Padahal, banyak ulasan dan penelitian yang menunjukkan jam kerja yang panjang memiliki efek buruk pada kesehatan. Dalam hal ini yang menjadi perhatian yaitu peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.


Penelitian University College London mengungkapkan karyawan yang setiap hari bekerja lebih dari 11 jam lebih rentan mengalami serangan jantung. Risikonya sekitar 67 persen lebih tinggi dibandingkan karyawan yang bekerja 7-8 jam/hari.


Melansir WebMD, dalam sebuah penelitian terhadap sekitar 6.000 pegawai sipil Inggris yang diikuti selama sekitar satu dekade mengungkapkan bekerja lembur selama 3 jam atau lebih dalam sehari bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebanyak 60 persen.


Beberapa penelitian lain pun segera dilakukan dan mendapatkan hasil yang hampir sama. Mengapa lembur bisa berakibat fatal bagi kesehatan jantung?


Saat lembur, tubuh yang seharusnya beristirahat dipaksa untuk bekerja lebih keras. Selain itu, lembur juga memangkas waktu tidur. Padahal agar tubuh terasa bugar dan tidak mudah lelah, orang dewasa membutuhkan waktu sekitar 6-8 jam/hari untuk tidur.


Lembur karena pekerjaan yang menumpuk juga bisa meningkatkan kadar stress. Saat stress, banyak orang yang kerap melakukan hal-hal merugikan. Contohnya seperti merokok atau makan berlebihan.


Merokok, bisa mempersempit dinding arteri karena adanya plak. Plak ini juga akan mengikat lemak-lemak jahat yang masuk ke dalam tubuh lewat makanan sehingga lambat laun dinding arteri akan semakin tebal dan mengakibatkan penyumbatan.


Penyumbatan pada arteri tentu sangat berbahaya, inilah yang bisa mengakibatkan munculnya serangan jantung. Agar hal itu tidak terjadi maka hindari rokok dan makan-makanan berlemak yang terlalu banyak.


Anda juga harus mengecek kadar kolesterol secara rutin sejak dini. Sebab, serangan jantung karena penyempitan dinding arteri akibat kolesterol ini bisa terjadi tiba-tiba tanpa menunjukkan gejala. Jika kadar kolesterol Anda tinggi, segera turunkan dengan cara berolahraga serta konsumsi makanan yang banyak mengandung serat seperti buah dan sayur.

https://kamumovie28.com/vacance-1997/

Langkah BPOM Jika Vaksin COVID-19 Ternyata Berisiko Tinggi

  Vaksin COVID-19 rencananya tiba November 2020 dan vaksinasi tahap awal diberikan pada tenaga kesehatan serta pelayanan publik. Meski begitu, BPOM menegaskan hingga saat ini belum ada satu pun vaksin COVID-19 yang uji klinisnya sudah selesai.

"Sampai saat ini belum ada vaksin COVID-19 yang sudah mendapatkan izin edar. Semua kandidat vaksin COVID-19 yang ada masih dalam proses pengembangan uji klinik," tegas Dra Togi J Hutadjulu, Apt, MHA, Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM dalam konferensi pers Rabu (28/10/2020).


Meski nanti vaksin COVID-19 sudah mendapatkan penggunaan darurat atau emergency use of authorization (EUA), BPOM akan terus melakukan pemantauan terkait keamanan vaksin COVID-19. Jika pasca imunisasi, efek samping yang dikeluhkan semakin sering, BPOM akan meninjau kembali keamanan vaksin.


"Apabila terdapat peningkatan frekuensi efek samping, BPOM berhak untuk meninjau kembali aspek keamanan dan khasiat vaksin dengan ditemukan bukti baru terkait dengan keamanan vaksin tersebut," lanjutnya.


Pemantauan BPOM ini akan dilakukan dengan berbagai ahli di bidangnya untuk kembali meninjau keamanan vaksin COVID-19. Hal ini disebutnya sebagai salah satu langkah kehati-hatian terhadap kemungkinan risiko yang muncul usai vaksinasi.


"Dan jika ditemukan risiko lebih besar dari manfaatnya, hasil keputusan BPOM berdasarkan pemantauan tersebut akan ditindak lanjuti, dengan melakukan komunikasi risiko," ungkapnya.


"Dan dapat juga kalau memang ini memiliki risiko yang tinggi akan dilakukan pencabutan EUA," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/forever-strong-2008/


Peneliti Sebut Dampak COVID-19 Bisa Bikin Otak 'Menua' 10 Tahun


Hingga saat ini peneliti terus berusaha menguak teka-teki berbagai aspek virus Corona COVID-19. Salah satunya adalah dampak apa saja yang bisa dilakukan penyakit ini pada tubuh.

Terkait hal tersebut, studi terbaru yang dilakukan peneliti dari Imperial College London menemukan virus Corona COVID-19 bisa mempengaruhi fungsi otak. Hal ini diketahui setelah peneliti memeriksa data tes kognitif lebih dari 84.000 orang.


Tes kognitif mengukur kemampuan berpikir otak dengan teka-teki mulai dari mengingat kata, memecahkan masalah, hingga menghubungkan titik-titik. Tes ini biasanya dipakai untuk membantu dokter mendiagnosis penyakit Alzheimer dan semacamnya.


Pemimpin studi Adam Hampshire menemukan hasilnya diketahui beberapa orang yang mengalami kasus infeksi COVID-19 parah mengalami penurunan fungsi kognitif. Skor tes pasien yang paling parah disebut bisa sama dengan skor orang yang 10 tahun lebih tua dari dirinya.


"Analisis kami... mendukung pandangan bahwa ada konsekuensi kognitif kronis dari infeksi COVID-19," tulis peneliti seperti dikutip dari Reuters, Rabu (28/10/2020).


"Orang-orang yang sudah sembuh, termasuk mereka yang sudah tidak menunjukkan gejala, mengalami defisit fungsi kognitif yang signifikan," lanjutnya.


Studi ini dipublikasi di situs medis MedRxiv dan belum mendapat penelaahan sejawat (peer review).

https://kamumovie28.com/my-girlfriend-is-an-agent-2009/

Peneliti Gunakan 'Rumus' Berburu Alien untuk Prediksi Persebaran COVID-19

 Persamaan Drake atau Drake Equation yang terkenal dalam perburuan kehidupan alien telah menginspirasi model baru untuk memprediksi kemungkinan penularan COVID-19.

Model baru ini pada dasarnya merupakan persamaan tunggal dengan beberapa istilah, lalu dikalikan bersamaan. Nantinya, akan keluar risiko penularan COVID-19 melalui udara.


Para peneliti menginginkan untuk bekerja menggunakan rumus matematika sederhana yang signifikan secara historis, yakni dikenal sebagai Persamaan Drake. Model ini pun sebelumnya digunakan untuk mencari kemungkinan adanya kehidupan di luar angkasa.


Persamaan Drake dihitung menggunakan tujuh variabel dan menyediakan kerangka yang mudah dipahami, untuk melihat jumlah peradaban alien.


"Masih banyak kebingungan soal penularan COVID-19. Karena, tidak ada bahasa umum yang mudah untuk memahami faktor resiko yang terlibat," jelas penulis studi dan profesor Departemen Teknik Mesin di John Hopkins University, Rajat Mittal, seperti dilansir dari laman Live Science.


Selain itu, Rajat saat ini tengah sedang mencari tahu bagaimana seseorang bisa terinfeksi COVID-19. Jika dapat memvisualisasikan lebih jelas dan kuantitatif, mereka dapat memutuskan kegiatan mana yang perlu dilakukan dan dihindari.


Model baru ini dipecah dalam tiga tahap. Pertama penularan droplet mengandung virus dari orang yang terinfeksi Corona ke udara. Lalu, tahap penyebaran droplet. Terakhir, droplet dihirup oleh orang yang rentan.


Secara keseluruhan, model tersebut memiliki 10 variabel dalam penularan COVID-19. Termasuk mengenai tingkat pernapasan orang terinfeksi dan rentan, jumlah partikel virus droplet yang dikeluarkan dan jumlah waktu seseorang untuk terpapar.


Para peneliti juga menggunakan model lain yang disebut ketidaksetaraan Contagion Airborne Transmission (CAT).

https://kamumovie28.com/qi-men-dun-jia-2020/


Langkah BPOM Jika Vaksin COVID-19 Ternyata Berisiko Tinggi


 Vaksin COVID-19 rencananya tiba November 2020 dan vaksinasi tahap awal diberikan pada tenaga kesehatan serta pelayanan publik. Meski begitu, BPOM menegaskan hingga saat ini belum ada satu pun vaksin COVID-19 yang uji klinisnya sudah selesai.

"Sampai saat ini belum ada vaksin COVID-19 yang sudah mendapatkan izin edar. Semua kandidat vaksin COVID-19 yang ada masih dalam proses pengembangan uji klinik," tegas Dra Togi J Hutadjulu, Apt, MHA, Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM dalam konferensi pers Rabu (28/10/2020).


Meski nanti vaksin COVID-19 sudah mendapatkan penggunaan darurat atau emergency use of authorization (EUA), BPOM akan terus melakukan pemantauan terkait keamanan vaksin COVID-19. Jika pasca imunisasi, efek samping yang dikeluhkan semakin sering, BPOM akan meninjau kembali keamanan vaksin.


"Apabila terdapat peningkatan frekuensi efek samping, BPOM berhak untuk meninjau kembali aspek keamanan dan khasiat vaksin dengan ditemukan bukti baru terkait dengan keamanan vaksin tersebut," lanjutnya.


Pemantauan BPOM ini akan dilakukan dengan berbagai ahli di bidangnya untuk kembali meninjau keamanan vaksin COVID-19. Hal ini disebutnya sebagai salah satu langkah kehati-hatian terhadap kemungkinan risiko yang muncul usai vaksinasi.


"Dan jika ditemukan risiko lebih besar dari manfaatnya, hasil keputusan BPOM berdasarkan pemantauan tersebut akan ditindak lanjuti, dengan melakukan komunikasi risiko," ungkapnya.


"Dan dapat juga kalau memang ini memiliki risiko yang tinggi akan dilakukan pencabutan EUA," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/jagdzeit-2020/

BPOM Tegaskan Belum Ada Vaksin COVID-19 yang Mendapat Izin Edar

 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada vaksin COVID-19 yang sudah mendapatkan izin edar. Semua kandidat vaksin yang ada kini ada masih dalam tahap uji klinik.

"Sampai saat ini, belum ada vaksin covid yang sudah mendapatkan izin edar. Semua kandidat vaksin COVID-19 yang ada masih dalam proses pengembangan uji klinik, baik praklinik maupun uji klinik itu sendiri," jelas Dra Togi J Hutadjulu, Apt, MHA, Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM dalam konferensi pers Rabu (28/10/2020).


Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diperbarui pada tanggal 19 Oktober 2020, sampai saat ini sudah ada 44 kandidat vaksin COVID-19 yang sudah memasuki tahap uji klinik. Sementara, ada juga 154 kandidat vaksin yang sedang menjalani tahapan uji praklinik.


Adapun beberapa nama kandidat vaksin yang sudah memasuki tahap uji klinik fase 3, di antaranya vaksin COVID-19 dari Sinovac, Sinopharm, University of Oxford yang bekerja sama dengan AstraZeneca, Cansino, Gamalea dari Rusia, Janssen Pharmaceutical, Novavax, dan Moderna.


"BPOM sebagai bagian dari komite penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional mendukung persiapan pemerintah dalam pemberian vaksin COVID-19, serta memperhatikan arahan presiden tentang perlunya kehati-hatian terkait rencana vaksinasi COVID-19 pada masyarakat luas," ujarnya.

https://kamumovie28.com/basic-instinct-2-2006/


Peneliti Gunakan 'Rumus' Berburu Alien untuk Prediksi Persebaran COVID-19


Persamaan Drake atau Drake Equation yang terkenal dalam perburuan kehidupan alien telah menginspirasi model baru untuk memprediksi kemungkinan penularan COVID-19.

Model baru ini pada dasarnya merupakan persamaan tunggal dengan beberapa istilah, lalu dikalikan bersamaan. Nantinya, akan keluar risiko penularan COVID-19 melalui udara.


Para peneliti menginginkan untuk bekerja menggunakan rumus matematika sederhana yang signifikan secara historis, yakni dikenal sebagai Persamaan Drake. Model ini pun sebelumnya digunakan untuk mencari kemungkinan adanya kehidupan di luar angkasa.


Persamaan Drake dihitung menggunakan tujuh variabel dan menyediakan kerangka yang mudah dipahami, untuk melihat jumlah peradaban alien.


"Masih banyak kebingungan soal penularan COVID-19. Karena, tidak ada bahasa umum yang mudah untuk memahami faktor resiko yang terlibat," jelas penulis studi dan profesor Departemen Teknik Mesin di John Hopkins University, Rajat Mittal, seperti dilansir dari laman Live Science.


Selain itu, Rajat saat ini tengah sedang mencari tahu bagaimana seseorang bisa terinfeksi COVID-19. Jika dapat memvisualisasikan lebih jelas dan kuantitatif, mereka dapat memutuskan kegiatan mana yang perlu dilakukan dan dihindari.


Model baru ini dipecah dalam tiga tahap. Pertama penularan droplet mengandung virus dari orang yang terinfeksi Corona ke udara. Lalu, tahap penyebaran droplet. Terakhir, droplet dihirup oleh orang yang rentan.


Secara keseluruhan, model tersebut memiliki 10 variabel dalam penularan COVID-19. Termasuk mengenai tingkat pernapasan orang terinfeksi dan rentan, jumlah partikel virus droplet yang dikeluarkan dan jumlah waktu seseorang untuk terpapar.


Para peneliti juga menggunakan model lain yang disebut ketidaksetaraan Contagion Airborne Transmission (CAT).

https://kamumovie28.com/the-unborn-2009/

Rabu, 28 Oktober 2020

Viral Aliansi Dokter Dunia Sebut COVID-19 Tak Ada, Satgas: Misinformasi!

  Dalam sebuah video viral, sekelompok orang mengatasnamakan Aliansi Dokter Dunia mengklaim bahwa COVID-19 sebenarnya tidak ada. Mereka menyamakan COVID-19 dengan flu biasa dan menganggap tes PCR tidak akurat.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menegaskan klaim yang disampaikan dalam video viral tersebut adalah misinformasi.


"Konten informasi dalam video ini dapat diidentifikasikan sebagai misinformasi yang muncul dengan menyamakan COVID-19 dengan influenza," kata Prof Wiku saat dihubungi detikcom, Senin (27/10/2020).


"Kita tahu penyebab, dinamika transimisi dan akibat dari keduanya pun berbeda," tegas Prof Wiku.


Dokter jantung yang juga relawan COVID-19, dr Vito A Damay, SpJP(K) juga mempertanyakan klaim Aliansi Dokter Dunia bahwa tes PCR (polymerase chain reaction) tidak akurat. Terlepas dari akurasi tes, penyakit ini menurut dr Vito telah memicu berbagai komplikasi pada pasien.


"Pertanyaannya tugas mereka selama ini di mana sebagai dokter. Masa sih nggak tahu kalau virus ini bikin pneumonia," kata dr Vito.


"Bagaimana menjelaskan timbulnya penyakit pneumonia dengan gambaran GGO (ground glass opacity) pada pasien pasien yang terkonfirmasi COVID-19? Kalau belum bisa dijelaskan, artinya ya kita tetap harus waspada," tegas dr Vito.


Maraknya hoax dan misinformasi seperti disampaikan Aliansi Dokter Dunia dikhawatirkan berpengaruh pada respons individu dalam menyikapi pandemi. Di antaranya jadi tidak patuh lagi pada protokol pencegahan, serta tidak percaya pada vaksin maupun guideline pengobatan medis yang berlaku.


"Masyarakat harus didorong untuk mengevaluasi kredibilitas informasi serta merujuk informasi tentang COVID-19 kepada lembaga yang dapat dipercaya seperti WHO, PBB, CDC," pesan Prof Wiku.


"Di Indonesia tentunya sumber terpercaya diperoleh dari Kemenkes dan Satgas COVID-19," tegasnya.

https://indomovie28.net/nice-guys-2016/


Ayah Khabib Nurmagomedov Meninggal Karena Corona? Berikut Faktanya


UFC champion Khabib Nurmagomedov memang telah pensiun dari arena kompetisi dan memegang gelar juara dunia tak terkalahkan. Namun berita tentang atlet ini masih menarik perhatian, termasuk meninggalnya sang ayah Abdulmanap Nurmagomedov.

Dikutip dari CNN, Abdulmanap ternyata positif virus corona sebelum meninggal dunia. Kabar meninggalnya Abdulmanap pada usia 57 tahun telah dikonfirmasi manajemen Khabib Nurmagomedov dalam pernyataan yang dikirim ke redaksi CNN.


Abdulmanap meninggal di rumah sakit di Moskow, akibat komplikasi terkait infeksi COVID-19. Pada Mei 2020 Khabib mengatakan ayahnya dalam kondisi serius dan kembali ke rumahnya di Dagestan, Rusia, saat diterapkan lockdown.


Pada Juni 2020, kondisi Abdulmanap sempat dikabarkan membaik. Dalam wawancara dengan ESPN, Ali Abdelaziz yang merupakan manajer Khabib mengatakan, Abdulmanap mulai memberi respon meski terbatas.


"Khabib sangat kuat, keluarganya juga sangat kuat. Ayahnya sangat kuat dengan kondisi yang terus membaik. Dia membuka matanya dan sedikit merespon, sebuah tanda yang baik. Allah SWT dalam kontrol," kata Ali.


Situs RT.com melaporkan, Abdulmanap mengalami serangan jantung usai didiagnosa COVID-19. Dia kemudian menjalani operasi bypass dalam kondisi emergency dan dua kali mengalami koma.


Terkait COVID-19, Abdulmanap kemungkinan terinfeksi virus corona pada April 2020. Saat itu dia telah berada di Dagestan bersama keluaganya. Abdulmanap sempat dirawat di rumah sakit setempat dengan diagnosa pneumonia.


Namun selama perawatan kondisi Abdulmanap justru makin buruk, hingga dipindahkan ke rumah sakit militer. Selain COVID-19 dan operasi jantung, Abdulmanap juga dua kali mengalami stroke.


"Mereka bisa merawat jantungnya tapi tidak dengan otaknya. Sehingga dia tidak pernah sadar dari koma. Situasinya sudah sangat serius dan terlambat," kata Ramazan Rabadanov yang merupakan saudara keluarga Nurmagomedov.


Dikutip dari Insider, Rabadanov mengatakan dokter telah melakukan hal terbaik untuk kesembuhan ayah Khabib Nurmagomedov. Namun situasinya sudah sangat buruk hingga Abdulmanap akhirnya meninggal dunia pada 3 Juli 2020.


Dalam wawancara pada Mei 2020, Khabib pernah mengatakan sedikitnya 20 orang dalam keluarganya terinfeksi virus corona. Sebagian masih menjalani perawatan namun yang lain telah meninggal dunia.

https://indomovie28.net/operation-chromite-2016/

Update Corona Indonesia 27 Oktober: Tambah 3.520, Positif 396.454

 Kasus positif virus Corona di Indonesia bertambah 3.520 kasus. Total kasus positif tercatat 396.454, sembuh 322.248, meninggal 13.512.

Sementara itu jumlah pemeriksaan dalam sehari tercatat sebanyak 37.438 spesimen. Jumlah suspek mencapai 169.479.


Detail perkembangan virus Corona di Indonesia pada Selasa (27/10/2020), adalah sebagai berikut:


1. Kasus positif bertambah 3.520 menjadi 396.454


2. Pasien sembuh bertambah 4.576 menjadi 322.248


3. Pasien meninggal bertambah 101 menjadi 13.512


Sebelumnya pada Senin (26/10/2020), jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 tercatat 392.934 kasus, sembuh 317.672, dan meninggal 13.411 kasus.

https://indomovie28.net/interrogation-2016/


1.670 WNI di Luar Negeri Positif COVID-19, Ini Sebarannya


 Ada lebih dari 1.600 warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif virus Corona COVID-19 di luar negeri.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri Indonesia per 26 Oktober 2020, total ada 1.670 WNI yang dinyatakan positif COVID-19 di luar negeri. Sementara WNI yang sudah sembuh ada sebanyak 1.203 orang dan 152 lainnya meninggal dunia.


Dari data tersebut juga diketahui saat ini ada 315 WNI yang sedang menjalani perawatan agar bisa sembuh dari COVID-19.


Negara dengan WNI positif COVID-19 terbanyak ada di Arab Saudi, yakni 267 orang.


Di Indonesia sendiri, saat ini total kasus COVID-19 sudah sebanyak 392.934 kasus. Sementara pasien sembuh sudah mencapai 317.672 orang dan 13.411 lainnya meninggal dunia.


Berikut sebaran 1.670 WNI yang dinyatakan positif COVID-19 di luar negeri per 26 Oktober 2020.


Aljazair: 3 WNI (dalam perawatan)

Amerika Serikat: 105 WNI (78 sembuh, 8 dalam perawatan, dan 19 meninggal)

Arab Saudi: 267 WNI (85 sembuh, 83 dalam perawatan, dan 99 meninggal)

Australia: 8 WNI (3 sembuh dam 8 dalam perawatan)

Azerbaijan: 1 WNI (sembuh)

Bahrain: 2 WNI (1 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Bahama: 1 WNI (dalam perawatan)

Bangladesh: 1 WNI (dalam perawatan)

Belanda: 9 WNI (5 sembuh dan 4 meninggal)

Belgia: 6 WNI (4 sembuh dan 2 dalam perawatan)

Brunei Darussalam: 6 WNI (5 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Ceko: 7 WNI (2 sembuh dan 5 dalam perawatan)

Chile: 1 WNI (dalam perawatan)

Denmark: 1 WNI (dalam perawatan)

Ekuador: 1 WNI (sembuh)


Ethiopia: 5 WNI (sembuh)

Filipina: 32 WNI (sembuh)

Finlandia: 2 WNI (1 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Ghana: 1 WNI (meninggal)

Hong Kong: 88 WNI (85 sembuh dan 3 meninggal)

India: 75 WNI (sembuh)

Inggris: 22 WNI (17 sembuh, 2 dalam perawatan, dan 3 meninggal)

Irlandia: 1 WNI (sembuh)

Italia: 3 WNI (sembuh)

Jepang: 3 WNI (2 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Jerman: 13 WNI (7 sembuh, 4 dalam perawatan, dan 2 meninggal)

Kamboja: 5 WNI (2 sembuh dan 3 dalam perawatan)

Kazakhstan: 2 WNI (1 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Korea Selatan: 41 WNI (sembuh)

Uzbekistan: 19 WNI (13 sembuh, 5 dalam perawatan, dan 1 meninggal)

Suriname: 2 WNI (sembuh)


Timor Leste: 2 WNI (1 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Kuwait: 138 WNI (126 sembuh, 8 dalam perawatan, dan 4 meninggal)

Kanada: 6 WNI (3 sembuh dan 3 dalam perawatan)

Lebanon: 1 WNI (dalam perawatan)

Madagaskar: 1 WNI (dalam perawatan)

Makau: 3 WNI (sembuh)

Makedonia Utara: 1 WNI (sembuh)

Maladewa: 9 WNI (7 sembuh, 1 dalam perawatan, dan 1 meninggal)

Malaysia: 168 WNI (52 sembuh,114 dalam perawatan, dan 2 meninggal)

Meksiko: 2 WNI (1 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Mesir: 14 WNI (12 sembuh dan 2 dalam perawatan)

Mozabique: 1 WNI (dalam perawatan)

Nigeria: 2 WNI (sembuh)

Oman: 4 WNI (2 sembuh dan 2 dalam perawatan)

Pakistan: 33 WNI (sembuh)

Polandia: 1 WNI (dalam perawatan)

Portugal: 1 WNI (dalam perawatan)

https://indomovie28.net/faith-anna-waters-2016/

1.670 WNI di Luar Negeri Positif COVID-19, Ini Sebarannya

  Ada lebih dari 1.600 warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif virus Corona COVID-19 di luar negeri.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri Indonesia per 26 Oktober 2020, total ada 1.670 WNI yang dinyatakan positif COVID-19 di luar negeri. Sementara WNI yang sudah sembuh ada sebanyak 1.203 orang dan 152 lainnya meninggal dunia.


Dari data tersebut juga diketahui saat ini ada 315 WNI yang sedang menjalani perawatan agar bisa sembuh dari COVID-19.


Negara dengan WNI positif COVID-19 terbanyak ada di Arab Saudi, yakni 267 orang.


Di Indonesia sendiri, saat ini total kasus COVID-19 sudah sebanyak 392.934 kasus. Sementara pasien sembuh sudah mencapai 317.672 orang dan 13.411 lainnya meninggal dunia.

https://indomovie28.net/port-call-2015/


Berikut sebaran 1.670 WNI yang dinyatakan positif COVID-19 di luar negeri per 26 Oktober 2020.


Aljazair: 3 WNI (dalam perawatan)

Amerika Serikat: 105 WNI (78 sembuh, 8 dalam perawatan, dan 19 meninggal)

Arab Saudi: 267 WNI (85 sembuh, 83 dalam perawatan, dan 99 meninggal)

Australia: 8 WNI (3 sembuh dam 8 dalam perawatan)

Azerbaijan: 1 WNI (sembuh)

Bahrain: 2 WNI (1 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Bahama: 1 WNI (dalam perawatan)

Bangladesh: 1 WNI (dalam perawatan)

Belanda: 9 WNI (5 sembuh dan 4 meninggal)

Belgia: 6 WNI (4 sembuh dan 2 dalam perawatan)

Brunei Darussalam: 6 WNI (5 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Ceko: 7 WNI (2 sembuh dan 5 dalam perawatan)

Chile: 1 WNI (dalam perawatan)

Denmark: 1 WNI (dalam perawatan)

Ekuador: 1 WNI (sembuh)


Ethiopia: 5 WNI (sembuh)

Filipina: 32 WNI (sembuh)

Finlandia: 2 WNI (1 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Ghana: 1 WNI (meninggal)

Hong Kong: 88 WNI (85 sembuh dan 3 meninggal)

India: 75 WNI (sembuh)

Inggris: 22 WNI (17 sembuh, 2 dalam perawatan, dan 3 meninggal)

Irlandia: 1 WNI (sembuh)

Italia: 3 WNI (sembuh)

Jepang: 3 WNI (2 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Jerman: 13 WNI (7 sembuh, 4 dalam perawatan, dan 2 meninggal)

Kamboja: 5 WNI (2 sembuh dan 3 dalam perawatan)

Kazakhstan: 2 WNI (1 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Korea Selatan: 41 WNI (sembuh)

Uzbekistan: 19 WNI (13 sembuh, 5 dalam perawatan, dan 1 meninggal)

Suriname: 2 WNI (sembuh)


Timor Leste: 2 WNI (1 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Kuwait: 138 WNI (126 sembuh, 8 dalam perawatan, dan 4 meninggal)

Kanada: 6 WNI (3 sembuh dan 3 dalam perawatan)

Lebanon: 1 WNI (dalam perawatan)

Madagaskar: 1 WNI (dalam perawatan)

Makau: 3 WNI (sembuh)

Makedonia Utara: 1 WNI (sembuh)

Maladewa: 9 WNI (7 sembuh, 1 dalam perawatan, dan 1 meninggal)

Malaysia: 168 WNI (52 sembuh,114 dalam perawatan, dan 2 meninggal)

Meksiko: 2 WNI (1 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Mesir: 14 WNI (12 sembuh dan 2 dalam perawatan)

Mozabique: 1 WNI (dalam perawatan)

Nigeria: 2 WNI (sembuh)

Oman: 4 WNI (2 sembuh dan 2 dalam perawatan)

Pakistan: 33 WNI (sembuh)

Polandia: 1 WNI (dalam perawatan)

Portugal: 1 WNI (dalam perawatan)


Prancis: 4 WNI (3 sembuh dan 1 dalam perawatan)

UEA: 64 WNI (57 sembuh, 2 dalam perawatan, dan 5 meninggal)

Qatar: 155 WNI (148 sembuh, 6 dalam perawatan, dan 1 meninggal)

Rusia: 23 WNI (22 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Singapura: 57 WNI (47 sembuh, 8 dalam perawatan, dan 2 meninggal)

Serbia: 2 WNI (dalam perawatan)

Spanyol: 13 WNI (sembuh)

Sudan: 18 WNI (6 sembuh, 12 dalam perawatan)

Swedia: 1 WNI (dalam perawatan)

Taiwan: 4 WNI (sembuh)

Thailand: 1 WNI (sembuh)

Turki: 12 WNI (9 sembuh, 1 dalam perawatan, dan 2 meninggal)

Vatikan: 8 WNI (sembuh)

Vietnam: 1 WNI (dalam perawatan)

Yordania: 2 WNI (dalam perawatan)

Kapal pesiar: 185 WNI (170 sembuh, 9 dalam perawatan, dan 6 meninggal).

https://indomovie28.net/good-take-2016/

Sebaran Virus Corona Indonesia 27 Oktober: 3.520 Kasus Baru, DKI Sumbang 781

 Pemerintah melaporkan 3.520 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Selasa (27/10/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 396.454 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 781 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 390 kasus baru per 27 Oktober.


Berikut detail sebaran 3.520 kasus baru Corona di Indonesia pada Selasa (27/10/2020):


DKI Jakarta: 781 kasus

Jawa Barat: 390 kasus

Jawa Tengah: 316 kasus

Sumatera Barat: 313 kasus

Jawa Timur: 289 kasus

Riau: 246 kasus

Sulawesi Selatan: 205 kasus

Banten: 124 kasus

Kalimantan Timur: 124 kasus

Kepulauan Riau: 103 kasus

Sumatera Utara: 90 kasus

Papua Barat: 83 kasus

Bali: 65 kasus

Sumatera Selatan: 43 kasus

DI Yogyakarta: 41 kasus

Lampung: 40 kasus

Sulawesi Tenggara: 38 kasus

Maluku: 33 kasus

Kalimantan Barat: 29 kasus

NTB: 29 kasus

Bengkulu: 22 kasus

Sulawesi Tengah: 17 kasus

NTT: 14 kasus

Aceh: 13 kasus

Bangka Belitung: 12 kasus

Kalimantan Selatan: 12 kasus

Sulawesi Utara: 11 kasus

Kalimantan Tengah: 10 kasus

Kalimantan Utara: 9 kasus

Sulawesi Barat: 9 kasus

Jambi: 7 kasus

Gorontalo: 2 kasus

Maluku Utara: 1 kasus

https://indomovie28.net/agoraphobia-2015/


Update Corona Indonesia 27 Oktober: Tambah 3.520, Positif 396.454


Kasus positif virus Corona di Indonesia bertambah 3.520 kasus. Total kasus positif tercatat 396.454, sembuh 322.248, meninggal 13.512.

Sementara itu jumlah pemeriksaan dalam sehari tercatat sebanyak 37.438 spesimen. Jumlah suspek mencapai 169.479.


Detail perkembangan virus Corona di Indonesia pada Selasa (27/10/2020), adalah sebagai berikut:


1. Kasus positif bertambah 3.520 menjadi 396.454


2. Pasien sembuh bertambah 4.576 menjadi 322.248


3. Pasien meninggal bertambah 101 menjadi 13.512


Sebelumnya pada Senin (26/10/2020), jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 tercatat 392.934 kasus, sembuh 317.672, dan meninggal 13.411 kasus.


1.670 WNI di Luar Negeri Positif COVID-19, Ini Sebarannya


 Ada lebih dari 1.600 warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif virus Corona COVID-19 di luar negeri.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri Indonesia per 26 Oktober 2020, total ada 1.670 WNI yang dinyatakan positif COVID-19 di luar negeri. Sementara WNI yang sudah sembuh ada sebanyak 1.203 orang dan 152 lainnya meninggal dunia.


Dari data tersebut juga diketahui saat ini ada 315 WNI yang sedang menjalani perawatan agar bisa sembuh dari COVID-19.


Negara dengan WNI positif COVID-19 terbanyak ada di Arab Saudi, yakni 267 orang.


Di Indonesia sendiri, saat ini total kasus COVID-19 sudah sebanyak 392.934 kasus. Sementara pasien sembuh sudah mencapai 317.672 orang dan 13.411 lainnya meninggal dunia.


Berikut sebaran 1.670 WNI yang dinyatakan positif COVID-19 di luar negeri per 26 Oktober 2020.


Aljazair: 3 WNI (dalam perawatan)

Amerika Serikat: 105 WNI (78 sembuh, 8 dalam perawatan, dan 19 meninggal)

Arab Saudi: 267 WNI (85 sembuh, 83 dalam perawatan, dan 99 meninggal)

Australia: 8 WNI (3 sembuh dam 8 dalam perawatan)

Azerbaijan: 1 WNI (sembuh)

Bahrain: 2 WNI (1 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Bahama: 1 WNI (dalam perawatan)

Bangladesh: 1 WNI (dalam perawatan)

Belanda: 9 WNI (5 sembuh dan 4 meninggal)

Belgia: 6 WNI (4 sembuh dan 2 dalam perawatan)

Brunei Darussalam: 6 WNI (5 sembuh dan 1 dalam perawatan)

Ceko: 7 WNI (2 sembuh dan 5 dalam perawatan)

Chile: 1 WNI (dalam perawatan)

Denmark: 1 WNI (dalam perawatan)

Ekuador: 1 WNI (sembuh)

https://indomovie28.net/momentum-2015/

RI Jadi Beli Vaksin COVID-19 AstraZeneca Nggak Sih? Ini Penjelasannya

 Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto membantah kabar yang menyebut Indonesia batal membeli vaksin Corona Oxford-AstraZeneca. Menurutnya, kabar tersebut sepenuhnya tidak benar.

"Berita tersebut tidak sepenuhnya benar, karena kita belum diputuskan," jelasnya dalam siaran pers di BNPB melalui kanal YouTube Selasa (27/10/2020).


Airlangga menjelaskan, vaksin Corona Oxford-AstraZeneca menjadi salah satu kandidat vaksin yang risetnya dilakukan di negara lain. Selain itu, harga vaksin AstraZeneca paling mendekati harga publik.


Kelebihan lainnya adalah vaksin AstraZeneca mampu meyakinkan bisa memproduksi vaksin dalam volume yang besar. Namun, disebutkan Airlangga, ketersediaan vaksin tersebut belum bisa diadakan dalam waktu dekat.


"Vaksin tersebut masuk ke dalam kuartal ke 2 tahun depan. Oleh karena itu, arahan Pak Presiden terhadap vaksin-vaksin seperti AstraZeneca, Novavax dan lainnya, itu tetap di kaji dan tentunya nanti dilihat sesuai dengan kebutuhan yang ada di Indonesia," tambahnya.


"Bisa tidak vaksin-vaksin ini seperti vaksin Merah Putih yang nanti ke depannya diproduksi di dalam negeri," pungkasnya.

https://indomovie28.net/born-dance-2015/


Sebaran Virus Corona Indonesia 27 Oktober: 3.520 Kasus Baru, DKI Sumbang 781


Pemerintah melaporkan 3.520 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Selasa (27/10/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 396.454 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 781 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 390 kasus baru per 27 Oktober.


Berikut detail sebaran 3.520 kasus baru Corona di Indonesia pada Selasa (27/10/2020):


DKI Jakarta: 781 kasus

Jawa Barat: 390 kasus

Jawa Tengah: 316 kasus

Sumatera Barat: 313 kasus

Jawa Timur: 289 kasus

Riau: 246 kasus

Sulawesi Selatan: 205 kasus

Banten: 124 kasus

Kalimantan Timur: 124 kasus

Kepulauan Riau: 103 kasus

Sumatera Utara: 90 kasus

Papua Barat: 83 kasus

Bali: 65 kasus

Sumatera Selatan: 43 kasus

DI Yogyakarta: 41 kasus

Lampung: 40 kasus

Sulawesi Tenggara: 38 kasus

Maluku: 33 kasus

Kalimantan Barat: 29 kasus

NTB: 29 kasus

Bengkulu: 22 kasus

Sulawesi Tengah: 17 kasus

NTT: 14 kasus

Aceh: 13 kasus

Bangka Belitung: 12 kasus

Kalimantan Selatan: 12 kasus

Sulawesi Utara: 11 kasus

Kalimantan Tengah: 10 kasus

Kalimantan Utara: 9 kasus

Sulawesi Barat: 9 kasus

Jambi: 7 kasus

Gorontalo: 2 kasus

Maluku Utara: 1 kasus


Update Corona Indonesia 27 Oktober: Tambah 3.520, Positif 396.454


Kasus positif virus Corona di Indonesia bertambah 3.520 kasus. Total kasus positif tercatat 396.454, sembuh 322.248, meninggal 13.512.

Sementara itu jumlah pemeriksaan dalam sehari tercatat sebanyak 37.438 spesimen. Jumlah suspek mencapai 169.479.


Detail perkembangan virus Corona di Indonesia pada Selasa (27/10/2020), adalah sebagai berikut:


1. Kasus positif bertambah 3.520 menjadi 396.454


2. Pasien sembuh bertambah 4.576 menjadi 322.248


3. Pasien meninggal bertambah 101 menjadi 13.512


Sebelumnya pada Senin (26/10/2020), jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 tercatat 392.934 kasus, sembuh 317.672, dan meninggal 13.411 kasus.

https://indomovie28.net/seondal-man-sells-river-2016/

Satgas COVID-19: Persentase Kesembuhan di Indonesia Kini 80,84 Persen

 Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo mengungkap bahwa saat ini selisih rata-rata kesembuhan COVID-19 di Indonesia dengan global sebesar 7,24 persen. Di mana, rata-rata kesembuhan virus Corona di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan global.

"Kita harus bersyukur, selama satu bulan terakhir ini ada kemajuan yang sangat menggembirakan. Yang pertama adalah pasien yang sembuh yang terpapar COVID-19 itu jumlahnya telah mencapai 315 ribu orang," ungkapnya dalam siaran pers di BNPB melalui kanal YouTube Selasa (27/10/2020)


"Sebuah angka yang sangat besar sekali kalau kita bandingkan pada posisi awal, di mana angka kesembuhan kita sangat kecil waktu itu," tambahnya.


Disebutkan Doni, persentase rata-rata kesembuhan di Indonesia kini mencapai 80,84 persen. Dan ini menjadi sebuah angka yang sangat baik sekali.

Kemudian, Doni menuturkan perbedaan angka kesembuhan Indonesia dengan angka global sebelumnya pada satu bulan yang lalu masih berada di bawah rata-rata angka kesembuhan Global. Hari ini selisih angka Indonesia dengan global itu mencapai 7,24 persen.


Doni pun mengatakan bahwa kenaikan angka kesembuhan ini merupakan hasil kerja keras dari semua pihak.


"Ini tentunya kerja keras dari tim dokter yang ada di seluruh rumah sakit, rumah sakit COVID dan juga rumah sakit darurat serta beberapa fasilitas lainnya yang disiapkan oleh pemerintah baik di pusat maupun di daerah," pungkasnya.

https://indomovie28.net/pixels-2015/


RI Jadi Beli Vaksin COVID-19 AstraZeneca Nggak Sih? Ini Penjelasannya


Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto membantah kabar yang menyebut Indonesia batal membeli vaksin Corona Oxford-AstraZeneca. Menurutnya, kabar tersebut sepenuhnya tidak benar.

"Berita tersebut tidak sepenuhnya benar, karena kita belum diputuskan," jelasnya dalam siaran pers di BNPB melalui kanal YouTube Selasa (27/10/2020).


Airlangga menjelaskan, vaksin Corona Oxford-AstraZeneca menjadi salah satu kandidat vaksin yang risetnya dilakukan di negara lain. Selain itu, harga vaksin AstraZeneca paling mendekati harga publik.


Kelebihan lainnya adalah vaksin AstraZeneca mampu meyakinkan bisa memproduksi vaksin dalam volume yang besar. Namun, disebutkan Airlangga, ketersediaan vaksin tersebut belum bisa diadakan dalam waktu dekat.


"Vaksin tersebut masuk ke dalam kuartal ke 2 tahun depan. Oleh karena itu, arahan Pak Presiden terhadap vaksin-vaksin seperti AstraZeneca, Novavax dan lainnya, itu tetap di kaji dan tentunya nanti dilihat sesuai dengan kebutuhan yang ada di Indonesia," tambahnya.


"Bisa tidak vaksin-vaksin ini seperti vaksin Merah Putih yang nanti ke depannya diproduksi di dalam negeri," pungkasnya.


Sebaran Virus Corona Indonesia 27 Oktober: 3.520 Kasus Baru, DKI Sumbang 781


Pemerintah melaporkan 3.520 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Selasa (27/10/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 396.454 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 781 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 390 kasus baru per 27 Oktober.


Berikut detail sebaran 3.520 kasus baru Corona di Indonesia pada Selasa (27/10/2020):


DKI Jakarta: 781 kasus

Jawa Barat: 390 kasus

Jawa Tengah: 316 kasus

Sumatera Barat: 313 kasus

Jawa Timur: 289 kasus

Riau: 246 kasus

Sulawesi Selatan: 205 kasus

Banten: 124 kasus

Kalimantan Timur: 124 kasus

Kepulauan Riau: 103 kasus

Sumatera Utara: 90 kasus

Papua Barat: 83 kasus

Bali: 65 kasus

Sumatera Selatan: 43 kasus

DI Yogyakarta: 41 kasus

Lampung: 40 kasus

Sulawesi Tenggara: 38 kasus

Maluku: 33 kasus

Kalimantan Barat: 29 kasus

NTB: 29 kasus

Bengkulu: 22 kasus

Sulawesi Tengah: 17 kasus

NTT: 14 kasus

Aceh: 13 kasus

Bangka Belitung: 12 kasus

Kalimantan Selatan: 12 kasus

Sulawesi Utara: 11 kasus

Kalimantan Tengah: 10 kasus

Kalimantan Utara: 9 kasus

Sulawesi Barat: 9 kasus

Jambi: 7 kasus

Gorontalo: 2 kasus

Maluku Utara: 1 kasus

https://indomovie28.net/level-2016/

Update Corona Sepekan Terakhir: Tren Kasus Baru Turun, Kematian Meningkat

  - Satgas COVID-19 mengumumkan kondisi wabah Corona di Indonesia saat ini. Tren kasus baru dalam sepekan terakhir disebut menurun, namun angka kematian meningkat.]

Satgas Penanganan COVID-19 lewat juru bicaranya, Wiku Adisasmito, mengumumkan kondisi wabah Corona di Indonesia saat ini semakin membaik. Dalam sepekan terakhir disebut tren kasus baru COVID-19 semakin menurun.


"Di minggu ini terlihat perkembangan kasus COVID-19 di tingkat nasional cenderung menurung dibandingkan pekan sebelumnya. Pada level nasional di pekan ini terjadi penurunan kasus positif sebesar 4,5 persen. Ini adalah perkembangan ke arah yang lebih baik karena kasus positif mengalami penurunan," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Selasa (27/10/2020).


Dalam catatan Satgas COVID-19, terhitung dalam seminggu hingga tanggal 18 Oktober terdapat 28.539 kasus COVID-19 baru. Sementara di minggu lalu hingga tanggal 25 Oktober kasus baru COVID-19 berada di angka 27.225.


Wiku mengimbau meski ada tren penurunan kasus baru, daerah tetap harus waspada karena kasus dapat kembali meningkat bila lengah.


Lebih lanjut Wiku juga membeberkan tren angka kematian pasien Corona di Indonesia meningkat. Di minggu ini terjadi peningkatan 18 persen kasus kematian pasien positif COVID-19 dibandingkan minggu sebelumnya.


Sebelumnya dalam periode seminggu hingga tanggal 18 Oktober terdapat total 665 pasien COVID-19 yang meninggal. Pada minggu berikutnya hingga tanggal 25 Oktober, angka tersebut meningkat jadi 785 pasien meninggal.


"Meski penambahan kasus positif mingguan menurun, namun jumlah kematian pekan ini mengalami kenaikan dengan angka yang lebih besar dibandingkan sebelumnya," ungkap Wiku.

https://indomovie28.net/almost-human-2020/


Satgas COVID-19: Persentase Kesembuhan di Indonesia Kini 80,84 Persen


Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo mengungkap bahwa saat ini selisih rata-rata kesembuhan COVID-19 di Indonesia dengan global sebesar 7,24 persen. Di mana, rata-rata kesembuhan virus Corona di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan global.

"Kita harus bersyukur, selama satu bulan terakhir ini ada kemajuan yang sangat menggembirakan. Yang pertama adalah pasien yang sembuh yang terpapar COVID-19 itu jumlahnya telah mencapai 315 ribu orang," ungkapnya dalam siaran pers di BNPB melalui kanal YouTube Selasa (27/10/2020)


"Sebuah angka yang sangat besar sekali kalau kita bandingkan pada posisi awal, di mana angka kesembuhan kita sangat kecil waktu itu," tambahnya.


Disebutkan Doni, persentase rata-rata kesembuhan di Indonesia kini mencapai 80,84 persen. Dan ini menjadi sebuah angka yang sangat baik sekali.

Kemudian, Doni menuturkan perbedaan angka kesembuhan Indonesia dengan angka global sebelumnya pada satu bulan yang lalu masih berada di bawah rata-rata angka kesembuhan Global. Hari ini selisih angka Indonesia dengan global itu mencapai 7,24 persen.


Doni pun mengatakan bahwa kenaikan angka kesembuhan ini merupakan hasil kerja keras dari semua pihak.


"Ini tentunya kerja keras dari tim dokter yang ada di seluruh rumah sakit, rumah sakit COVID dan juga rumah sakit darurat serta beberapa fasilitas lainnya yang disiapkan oleh pemerintah baik di pusat maupun di daerah," pungkasnya.

https://indomovie28.net/role-models-2008/

Satgas COVID-19 Tegaskan Video Aliansi Dokter Dunia Termasuk Misinformasi

 Baru-baru ini viral sebuah video dari aliansi dokter dunia yang menyebut COVID-19 tidak nyata. Video ini, menurut sosok yang berbicara di dalamnya, dibuat pada 10 Oktober 2020 lalu.

Dalam video tersebut, beberapa dokter meyakini bahwa fakta yang diungkapkan selama ini soal data kapasitas rumah sakit dan hasil tes COVID-19 hanya dibuat-buat.


Menanggapi ini, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito memberikan klarifikasi dan menegaskan konten tersebut sebagai misinformasi.


"Saya juga ingin melakukan klarifikasi terhadap video pernyataan aliansi dokter dokter dunia tentang COVID-19. Penting untuk diketahui, bahwa konten yang disebarkan oleh kelompok aliansi dokter dunia masuk ke dalam kategori misinformasi," tegasnya siaran pers di BNPB melalui kanal YouTube Selasa (27/10/2020).


Prof Wiku menjelaskan ada tiga bentuk misinformasi terkait COVID-19, yaitu misinformasi keyakinan yang bersifat umum, keyakinan terhadap teori konspirasi, dan keyakinan dari agama.


Ia menjelaskan bahwa konten informasi dalam video tersebut berisi misinformasi dengan menyamakan COVID-19 dengan virus influenza.


"Penting untuk diketahui, penyebab dinamika transmisi dan akibat dari kedua penyakit tersebut sangat berbeda," jelas Prof Wiku.


Prof Wiku juga mengatakan, misinformasi ini bisa menghambat respon seseorang terhadap informasi. Akan lebih baik jika masyarakat mengevaluasi informasi tersebut ke sumber terpercaya, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), CDC, PBB, Kementerian Kesehatan, dan Satgas Penanganan COVID-19.

https://indomovie28.net/avenging-force-1986/


Update Corona Sepekan Terakhir: Tren Kasus Baru Turun, Kematian Meningkat


 - Satgas COVID-19 mengumumkan kondisi wabah Corona di Indonesia saat ini. Tren kasus baru dalam sepekan terakhir disebut menurun, namun angka kematian meningkat.]

Satgas Penanganan COVID-19 lewat juru bicaranya, Wiku Adisasmito, mengumumkan kondisi wabah Corona di Indonesia saat ini semakin membaik. Dalam sepekan terakhir disebut tren kasus baru COVID-19 semakin menurun.


"Di minggu ini terlihat perkembangan kasus COVID-19 di tingkat nasional cenderung menurung dibandingkan pekan sebelumnya. Pada level nasional di pekan ini terjadi penurunan kasus positif sebesar 4,5 persen. Ini adalah perkembangan ke arah yang lebih baik karena kasus positif mengalami penurunan," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Selasa (27/10/2020).


Dalam catatan Satgas COVID-19, terhitung dalam seminggu hingga tanggal 18 Oktober terdapat 28.539 kasus COVID-19 baru. Sementara di minggu lalu hingga tanggal 25 Oktober kasus baru COVID-19 berada di angka 27.225.


Wiku mengimbau meski ada tren penurunan kasus baru, daerah tetap harus waspada karena kasus dapat kembali meningkat bila lengah.


Lebih lanjut Wiku juga membeberkan tren angka kematian pasien Corona di Indonesia meningkat. Di minggu ini terjadi peningkatan 18 persen kasus kematian pasien positif COVID-19 dibandingkan minggu sebelumnya.


Sebelumnya dalam periode seminggu hingga tanggal 18 Oktober terdapat total 665 pasien COVID-19 yang meninggal. Pada minggu berikutnya hingga tanggal 25 Oktober, angka tersebut meningkat jadi 785 pasien meninggal.


"Meski penambahan kasus positif mingguan menurun, namun jumlah kematian pekan ini mengalami kenaikan dengan angka yang lebih besar dibandingkan sebelumnya," ungkap Wiku.

https://indomovie28.net/adventures-of-power-2008/

Studi Ungkap Pasien OTG Corona Kehilangan Antibodi Lebih Cepat

 Pasien virus Corona COVID-19 tanpa gejala atau (OTG) tampaknya kehilangan antibodi lebih cepat daripada pasien yang menunjukkan gejala COVID-19. Temuan ini diungkap oleh satu penelitian terbesar di Inggris yang diterbitkan pada Selasa (27/10/2020).

Penemuan oleh Imperial College London dengan Ipsos Mori menunjukkan, bahwa hilangnya antibodi pasien berusia 18 hingga 24 tahun terjadi lebih lambat dibandingkan dengan pasien yang berusia 75 tahun ke atas.


Secara keseluruhan, riset terhadap sampel yang diambil dari ratusan ribu orang di seluruh Inggris antara pertengahan Juni dan akhir September itu menunjukkan prevalensi antibodi virus turun lebih dari seperempat.


Penelitian ini ditugaskan oleh pemerintah Inggris oleh Imperial College menunjukkan, respons kekebalan orang terhadap COVID-19 berkurang seiring waktu setelah infeksi.


"Penelitian ini penting, membantu kita memahami sifat antibodi COVID-19 dari waktu ke waktu," jelas Menteri Kesehatan Inggris, James Bethell, dikutip dari laman France 24.


Kendati demikian, para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian tersebut memperingatkan bahwa masih banyak hal yang belum diketahui soal respons antibodi orang dalam jangka panjang terhadap virus corona.


"Masih belum jelas tingkat imunitas seperti apa yang disediakan antibodi, atau berapa lama imunitas ini bertahan," kata peneliti dari Imperial College, Paul Elliott.


Studi ini melibatkan 365.000 orang dewasa yang dipilih secara acak yang melakukan tiga putaran tes tusuk jari di rumah untuk antibodi virus Corona antara 20 Juni dan 28 September. Hasilnya menunjukkan, jumlah orang dengan antibodi turun 26,5 persen dalam perkiraan tiga bulan.


Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa proporsi populasi Inggris dengan antibodi turun dari 6,0 persen menjadi 4,4 persen.


Penurunan jumlah penduduk dengan antibodi COVID-19 tersebut bertepatan dengan prevalensi virus yang turun secara dramatis di seluruh Inggris. Pasca pemberlakuan lockdown secara nasional selama berbulan-bulan.


Namun, riset tersebut juga menemukan bahwa jumlah petugas kesehatan yang dites positif untuk antibodi COVID-19 tidak berubah dari waktu ke waktu, berpotensi mencerminkan paparan virus yang berulang atau lebih tinggi.


"Penelitian yang besar ini telah menunjukkan bahwa proporsi orang dengan antibodi yang terdeteksi menurun seiring waktu," kata Helen Ward, salah satu peneliti utama.


"Kami belum tahu apakah ini akan membuat orang-orang ini berisiko terinfeksi ulang oleh virus yang menyebabkan COVID-19. Akan tetapi, penting bagi setiap orang untuk terus mengikuti panduan untuk mengurangi risiko bagi diri mereka sendiri dan orang lain," pungkasnya.

https://indomovie28.net/kiss-of-the-spider-woman-1985/


Satgas COVID-19 Tegaskan Video Aliansi Dokter Dunia Termasuk Misinformasi


Baru-baru ini viral sebuah video dari aliansi dokter dunia yang menyebut COVID-19 tidak nyata. Video ini, menurut sosok yang berbicara di dalamnya, dibuat pada 10 Oktober 2020 lalu.

Dalam video tersebut, beberapa dokter meyakini bahwa fakta yang diungkapkan selama ini soal data kapasitas rumah sakit dan hasil tes COVID-19 hanya dibuat-buat.


Menanggapi ini, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito memberikan klarifikasi dan menegaskan konten tersebut sebagai misinformasi.


"Saya juga ingin melakukan klarifikasi terhadap video pernyataan aliansi dokter dokter dunia tentang COVID-19. Penting untuk diketahui, bahwa konten yang disebarkan oleh kelompok aliansi dokter dunia masuk ke dalam kategori misinformasi," tegasnya siaran pers di BNPB melalui kanal YouTube Selasa (27/10/2020).


Prof Wiku menjelaskan ada tiga bentuk misinformasi terkait COVID-19, yaitu misinformasi keyakinan yang bersifat umum, keyakinan terhadap teori konspirasi, dan keyakinan dari agama.


Ia menjelaskan bahwa konten informasi dalam video tersebut berisi misinformasi dengan menyamakan COVID-19 dengan virus influenza.


"Penting untuk diketahui, penyebab dinamika transmisi dan akibat dari kedua penyakit tersebut sangat berbeda," jelas Prof Wiku.


Prof Wiku juga mengatakan, misinformasi ini bisa menghambat respon seseorang terhadap informasi. Akan lebih baik jika masyarakat mengevaluasi informasi tersebut ke sumber terpercaya, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), CDC, PBB, Kementerian Kesehatan, dan Satgas Penanganan COVID-19.

https://indomovie28.net/the-abduction-of-jennifer-grayson-2017/