Menjelang libur panjang (long weekend) di akhir bulan Oktober, sebagian orang mungkin punya rencana untuk bepergian ke tempat wisata bersama keluarga. Terkait hal tersebut Satgas COVID-19 mengingatkan agar hati-hati karena pandemi virus Corona COVID-19 belum selesai.
Cara terbaik liburan sambil menghindari ancaman virus Corona ini sebetulnya adalah dengan di rumah saja. Bila memang harus bepergian maka menurut Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, harus benar-benar direncanakan secara matang.
Pertama mulai dari menentukan tempat liburan. Cek zonasi risiko ancaman COVID-19 di lokasi yang akan didatangi.
"Kita harus tahu kita pergi ke mana. Kalau kita berada di kabupaten atau kota zona hijau itu aman tidak ada kasus COVID-nya. Kita mau pergi ke zona merah? Sebaiknya dihindari karena mau apapun kita ke sana punya risiko tinggi untuk tertular COVID-19," kata dr Miko dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB dan dikutip Minggu (25/10/2020).
Tidak lupa juga wajib menerapkan protokol kesehatan pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Protokol kesehatan ini diterapkan oleh tiap individu maupun pengelola tempat wisata.
Hindari tempat wisata yang terlalu ramai sehingga menimbulkan kerumunan.
"Kalau perlu ditambah dengan face shield," lanjut dr Miko.
https://kamumovie28.com/railroad-tigers-2/
Sudah 48 Meninggal Usai Suntik, Vaksinasi Flu di Korsel Tetap Dilanjutkan
Direktur Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), Jeong Eun-kyung, mengatakan setidaknya ada 48 orang warga Korea Selatan meninggal dunia setelah mendapat suntikan vaksin flu pada hari Sabtu (24/10/2020). Namun hingga kini tidak ditemukan kaitan langsung dengan vaksin yang diberikan, sehingga program vaksinasi tetap dilanjutkan.
Merujuk pada sebuah kajian, KDCA menyebut tidak menemukan kaitan langsung antara suntikan vaksin flu dengan 26 kasus kematian yang telah diselidiki, sehingga program vaksin terus dijalankan untuk mencegah terjadinya epidemi flu berbarengan dengan pandemi COVID-19 pada musim dingin.
"Setelah meninjau kasus kematian sejauh ini, ini bukan saatnya untuk menghentikan program vaksinasi flu karena vaksinasi sangat penting tahun ini, mengingat wabah COVID-19," jelas Direktur KDCA Jeong Eun-kyung, dikutip dari laman Reuters.
Sekitar 20 hasil otopsi awal dari kepolisian dan National Forensic Service menunjukkan bahwa 13 orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, dan penyakit lain yang tidak disebabkan oleh vaksinasi.
Meningkatnya kematian telah menyebabkan beberapa dokter dan politisi menyerukan penghentian kampanye pemerintah untuk memvaksinasi sekitar 30 juta dari 54 juta penduduk negara itu.
Sementara mendorong masyarakat untuk mendapat vaksin flu, Jeong menyarankan langkah tindakan pencegahan yang harus dilakukan sebelum mendapatkan suntikan. Seperti minum cukup air dan memberitahu petugas kesehatan tentang kondisi medis yang mendasarinya.
Selain itu, Jeong juga menyarankan orang untuk menunggu 15 hingga 30 menit sebelum meninggalkan klinik tempat mereka menerima vaksin.
"Jika memungkinkan, cobalah untuk mendapatkan vaksinasi flu saat cuaca hangat, karena ada kekhawatiran bahwa suhu rendah dapat mempengaruhi penyakit pembuluh jantung dan penyakit pembuluh otak," jelasnya.
KDCA mengatakan, ada 9,4 juta orang telah mendapat vaksin flu pada hari Jumat (23/10/2020) dalam program yang dimulai pada bulan September, dengan 1.154 kasus reaksi merugikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar