Kasus penularan virus Corona COVID-19 di dunia masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Total hingga hari ini, virus Corona sudah menginfeksi lebih dari 42 juta jiwa di dunia, 1 juta diantaranya meninggal, dan sembuh 31 juta jiwa.
Beberapa negara Asia termasuk yang paling terdampak pandemi COVID-19. Seperti India, yang mencatat 100 ribu lebih kematian. Dikutip dari laman Worldometers, hingga hari ini, Minggu (25/10/2020) India mencatat ada 118.567 kematian.
Indonesia juga masuk dalam daftar 10 negara Asia dengan kasus kematian Corona tertinggi per Minggu (25/10/2020). Berdasarkan data terakhir, Sabtu (24/10/2020), Indonesia mencatatkan penambahan kasus kematian sebanyak 128 kasus, sehingga total kasus kematian keseluruhan adalah 13.205.
Berikut daftar 10 negara Asia dengan kasus kematian COVID-19 tertinggi, dikutip dari Worldometers Sabtu (25/10/2020).
1. India
Total kasus: 7.863.892
Kematian: 118.567
2. Iran
Total kasus: 562.705
Kematian: 32.320
3. Indonesia
Total kasus: 385.980
Kematian: 13.205
4. Irak
Total kasus: 449.153
Kematian: 10.568
5. Turki
Total kasus: 359.784
Kematian: 9.727
6. Filipina
Total kasus: 367.819
Kematian: 6.934
7. Pakistan
Total kasus: 327.895
Kematian: 6.736
8. Bangladesh
Total kasus: 397.507
Kematian: 5.780
9. Arab Saudi
Total kasus: 344.552
Kematian: 5.281
10. China
Total kasus: 85.790
Kematian: 4.634
https://kamumovie28.com/loser-lover-2/
Terinspirasi Khabib Nurmagomedov, Ampuhkah MMA Menurunkan Berat Badan?
Mixed Martial Arts (MMA) bukan cuma untuk berantem maupun olahraga kompetitif. Belakangan, pusat-pusat kebugaran juga banyak membuka kelas MMA karena dianggap efektif membakar kalori dan menurunkan berat badan.
Popularitas petarung Rusia Khabib Nurmagomedov turut melambungkan MMA sebagai tren olahraga dan gaya hidup. Tentunya sah-sah saja, tetapi jika mengharapkan goal tertentu seperti menurunkan berat badan, tentunya tidak bisa asal-asalan.
Bebearpa hal yang perlu diperhatikan untuk menurunkan berat badan lewat olahraga MMA bisa disimak dalam rangkuman berikut:
Defisit kalori
Dikutip dari Livestrong, kunci menurunkan berat badan adalah menciptakan defisit kalori. Artinya, kalori yang terbakar harus lebih banyak daripada kalori yang masuk lewat makanan dan minuman. Ada dua pilihan yang bisa diambil yakni makan lebih sedikit kalori dan-atau meningkatkan aktivitas fisik.
MMA bakar berapa kalori?
Pada jenis olahraga apapun, memastikan jumlah kalori yang terbakar tidak pernah mudah. Ada banyak faktor yang berpengaruh, mulai dari sistem metabolisme seseorang hingga intensitas latihan. Meski begitu, selalu ada perkiraan soal itu.
Untuk seorang dengan berat badan 72 kg, satu sesi kelas MMA dengan durasi rata-rata 1 jam bisa membakar sekitar 500 kalori. Jumlah ini belum termasuk pembakaran yang terjadi setelah olarhaga, karena sistem metabolisme basal terpacu untuk lebih aktif membakar kalori ketika istirahat.
Berat badan dalam MMA
Bagi petarung profesional, berat badan adalah bagian penting karena menentukan di kelas mana ia akan berkompetisi. Karenanya, selalu ada sesi khusus untuk mengukur berat badan, yang biasanya didahului dengan program menurunkan berat badan secara intens atau cutting weight.
Khabib Nurmagomedov misalnya, saat tidak sedang mempersiapkan kompetisi, disebut memiliki berat badan hingga 85 kg. Beberapa bulan sebelum bertanding, ia harus memangkas berat badannya secara ekstrem karena ia berlaga di kelas ringan dengan batas maksimal berat badan 72,45 kg.
Pada kondisi ini, para petarung menurunkan berat badan tidak hanya dengan olahraga. Ada progam khusus yang secara intensif disiapkan, dan belum tentu sehat untuk diterapkan dalam keseharian tanpa pengawasan medis.
Komposisi otot
MMA tidak hanya membutuhkan endurance dan kemampuan kardiovaskular yang baik, tetapi juga kekuatan otot. Karenanya, petarung yang kompetitif juga membentuk ototnya dengan latihan beban.
Bagi yang ingin menurunkan berat badan, bagian ini paling tricky. Terkadang, berat badan seolah tidak turun-turun, padahal massa lemaknya berkurang signifikan ketika diukur dengan impedansi. Tidak perlu cemas, bisa jadi itu karena massa ototnya bertambah. Dalam jangka panjang, massa otot yang lebih besar akan lebih menguntungkan karena konsumsi energi jadi lebih besar, yang artinya pembakaran kalori akan lebih aktif lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar