Selasa, 20 Oktober 2020

Makan Nasi 3 Kali Sehari Sebabkan Diabetes, Mitos atau Fakta?

 Sebagai orang Indonesia, mengonsumsi nasi adalah sebuah keharusan. Mungkin Anda tidak asing dengan ungkapan 'belum makan namanya kalau belum makan nasi'.

Ungkapan ini menjelaskan bagaimana masyarakat Indonesia sangat ketergantungan dengan nasi. Namun, makan nasi yang berlebihan memiliki dampak yang tidak baik bagi tubuh. Salah satunya yaitu risiko terkena diabetes tipe 2.


Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health menemukan kaitan di antara keduanya. Dalam penelitian yang dipublikasi oleh British Medical Journal pada 2012 tersebut, peneliti menelaah empat studi yang melibatkan 352 ribu orang dari China, Jepang dan Amerika Serikat.


Penelitian yang dipimpin oleh Emily Hu dan Qi Sun tersebut memantau perkembangan kesehatan dan kebiasaan makan partisipan selama 4-22 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan yang paling banyak makan nasi yaitu 3-4 kali per hari, memiliki risiko 1,5 kali lebih banyak terkena diabetes dibandingkan orang yang makan paling sedikit nasi.


Lebih lanjut, peneliti juga menemukan bahwa risiko terkena diabetes bahkan naik 10 persen untuk setiap tambahan porsi nasi yang dimakan dalam sehari.


Kaitan antara kuantitas makan nasi dengan risiko terkena diabetes tipe 2 berhubungan dengan indeks glikemik pada nasi yang tinggi sekitar 70. Indeks glikemik adalah angka yang menunjukkan potensi meningkatkan gula darah.


Untuk menghindari meningkatnya risiko terkena diabetes tipe 2 dapat dilakukan dengan mengganti kebiasaan mengkonsumsi karbohidrat rafinasi, seperti nasi putih dan roti putih, menjadi serealia utuh.


Selain mengakibatkan diabetes tipe 2, konsumsi nasi yang berlebihan juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan hingga mengganggu pencernaan. Selain mengganti asupan karbohidrat, Anda juga dapat membatasi asupan karbohidrat sebanyak 45-60 gram setiap kali makan agar risiko terkena diabetes tipe 2 dapat ditekan.

https://kamumovie28.com/masked-saint-2016/


Menginfeksi Puluhan Mahasiswa China, Seberapa Bahaya Norovirus?


Lebih dari 70 mahasiswa di China dilaporkan mengidap norovirus dengan gejala diare dan muntah-muntah. Pakar kesehatan Profesor Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD(K), dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menjelaskan norovirus sebetulnya bukan virus baru dan sudah terdeteksi ada juga di Indonesia.

Kasus norovirus di Indonesia dimuat dalam Journal of Medical Virology Mei 2020 lalu. Peneliti menguji 91 sampel feses, hasil studi menemukan 14 sampel atau 15,4 persen di antaranya mengandung norovirus.


Seberapa berbahaya norovirus?

Untuk menjawab pertanyaan seberapa berbahaya suatu penyakit biasanya ada beberapa indikator yang dilihat. Mulai dari gejala yang ditimbulkan, tingkat kematian, hingga tingkat penyebarannya.


1. Gejala

Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), gejala infeksi yang paling umum adalah diare, mual, muntah, dan sakit perut. Gejala lainnya yang bisa turut menyertai mulai dari demam, sakit kepala, dan nyeri tubuh.


"Bila terinfeksi norovirus, kamu bisa merasa sangat sakit dengan gejala sering muntah-muntah dan diare sepanjang hari. Ini bisa berujung pada dehidrasi, terutama pada anak-anak, orang tua, serta orang dengan penyakit bawaaan," tulis CDC seperti dikutip pada Senin (19/10/2020).


2. Tingkat kematian

Secara umum, orang-orang yang terinfeksi norovirus bisa membaik dalam waktu 1-3 hari. Hanya saja pada beberapa kasus, dehidrasi parah akibat muntah dan diare yang ditimbulkan dapat menyebabkan kematian ketika tidak ditangani dengan baik.


CDC memprediksi setiap tahun ada sekitar 685 juta kasus infeksi norovirus di dunia. Hal ini berujung pada sekitar 50 ribu kematian anak-anak setiap tahun yang kebanyakan terjadi di negara berkembang.


3. Tingkat penyebaran

Norovirus menyebar ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh virus. Biasanya ini terjadi bila makanan atau minuman ditaruh di area yang terkontaminasi oleh partikel virus, dicuci dengan air yang terkontaminasi, hingga disentuh oleh orang lain yang terinfeksi.


Menurut studi yang dipublikasi di jurnal Epidemiology and Infection 2018, angka reproduksi atau R0 untuk norovirus bisa bervariasi mulai dari satu hingga tujuh tergantung dari situasi di lingkungan terjadinya wabah. Ini artinya satu kasus norovirus bisa memberikan satu hingga tujuh kasus tambahan tanpa intervensi.

https://kamumovie28.com/night-crew-2015-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar