Sabtu, 17 Oktober 2020

WHO: Dexamethasone Masih Satu-satunya Obat Efektif untuk Pasien COVID-19

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sampai saat ini, dexamethasone masih satu-satunya obat yang terbukti efektif melawan COVID-19 untuk pasien gejala parah.

Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus mengatakan hasil sementara dari Uji Coba Terapi Solidaritas WHO menemukan bahwa obat remdesivir dan interferon, memiliki sedikit atau tidak ada efek dalam mencegah kematian terkait virus corona atau mengurangi waktu di rumah sakit.


"Untuk saat ini, dexamethasone kortikosteroid masih satu-satunya terapi yang terbukti efektif melawan COVID-19, untuk pasien dengan penyakit parah," kata Tedros dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu (17/10/2020).


Tedros mengatakan, Solidarity Trial adalah uji coba terkontrol acak terbesar di dunia untuk terapi COVID-19, yang melibatkan hampir 13.000 pasien di 500 rumah sakit di 30 negara.


Sebelumnya WHO menghentikan percobaan obat hidroksiklorokuin pada bulan Juni dan kombinasi lopinavir dan ritonavir pada bulan Juli, dengan alasan bahwa kedua terapi tersebut hanya membawa sedikit penurunan pada kematian pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.

https://cinemamovie28.com/a-muse-eungyo/


Diet Gagal Melulu? Mungkin Ini Penyebabnya


Salah satu upaya untuk menurunkan berat badan adalah diet. Namun, tak sedikit orang yang justru gagal dalam menjalankan program diet.

Rupanya, bukan hanya apa makanan yang dikonsumsi saja, melainkan ada banyak faktor yang memengaruhi kegagalan diet seseorang.


Dikutip dari laman Lifehack, berikut faktor-faktor yang memengaruhi kegagalan diet seseorang:


1. Tidak cukup tidur

Tidur memainkan peran penting dalam kesehatan fisik dan mental. Tidur juga membantu menjaga keseimbangan yang sehat dari hormon yang membuat kamu merasa lapar (ghrelin) atau kenyang (leptin). Ketika tidak cukup tidur, tingkat ghrelin kamu akan naik dan tingkat leptin akan turun. Hal ini membuat kamu merasa lebih lapar daripada saat kamu cukup istirahat.


2. Jadwal makan yang buruk

Jadwal makan yang tidak teratur memiliki efek negatif bagi kesehatan. Misalnya, meningkatkan risiko obesitas, diabetes, hipertensi, dan peradangan. Selain itu, jadwal makan yang berantakan bisa menyebabkan kamu terus-terusan makan karena kamu tidak mencatat waktu dan makanan apa saja yang sudah kamu makan sebelumnya.


3. Meremehkan kalori yang dikonsumsi

Menghitung kalori secara akurat memanglah sulit karena hanya bisa dilakukan oleh para ahli gizi. Namun, bukan berarti kamu makan tanpa memikirkan kalori yang ada. Kamu bisa memperkirakan kalori apa saja yang kamu makan, Misalnya, ketika kamu makan dengan porsi besar, perhatikanlah jenis makanan yang ada di piringmu. Asupan gizi seimbang harus disertai dengan protein, karbohidrat, dan serat.


4. Masalah komitmen

Banyak orang yang berekspektasi ingin cepat-cepat menurunkan berat badan dengan bobot yang besar dalam waktu singkat. Namun, dalam menjalankannya, banyak dari mereka yang justru gagal karena tidak memiliki komitmen yang kuat. Dalam menjalankan diet harus dibutuhkan komitmen yang kuat.

https://cinemamovie28.com/best-in-sex-2017-avn-awards/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar