Kasus COVID-19 di Eropa semakin mengganas. Salah satu negara Eropa yaitu Belgia, disebut menjadi negara yang paling terdampak COVID-19.
"Belgia hampir kewalahan oleh 'tsunami' infeksi COVID-19," jelas Menteri Kesehatan Federal Belgia Frank Vandenbroucke dikutip dari The Guardian.
Kembali lockdown mulai pekan depan
Dikutip dari Reuters, kini Belgia kembali menerapkan lockdown. Lockdown dimulai awal pekan depan, sebut seorang juru bicara dari Belgia pada Rabu (21/10/2020).
Ada lebih dari 10.000 kematian karena COVID-19 di Belgia. Reuters melaporkan, negara dengan 11 juta penduduk itu sudah memiliki tingkat kematian per kapita tertinggi di dunia.
Seperti negara-negara Eropa Barat lainnya, Belgia secara ketat menekan angka infeksi COVID-19 dengan diterapkannya lockdown sebelum musim panas. Namun, kasus COVID-19 kembali meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir ketika anak-anak kembali ke sekolah.
"Secara pribadi, saya pikir kemungkinan kami akan melakukan lockdown lagi pada akhir minggu depan jika tren tidak berbalik antara sekarang dan nanti," jelas juru bicara COVID-19 Belgia, Yves van Laethem, mengatakan kepada saluran berita LN24 TV.
Pemerintah memerintahkan bar dan restoran tutup selama sebulan mulai minggu ini dan memberlakukan jam malam. Van Laethem tidak mengatakan pembatasan apa yang diperketat saat lockdown diterapkan kembali.
"Kemungkinan besar daerah tertentu akan ditutup, meski tidak seluruhnya," ujarnya.
Sempat dipuji karena berhasil menekan kasus COVID-19
Bulan lalu, sekretaris kesehatan Inggris, Matt Hancock, menunjuk Belgia sebagai model penanganan infeksi gelombang kedua yang tepat. Hal ini dinilai karena jumlah kasus COVID-19 di Belgia sebelumnya dapat ditekan Agustus lalu.
Hancock menilai kebijakan Belgia untuk membatasi interaksi orang telah efektif saat ia berusaha meyakinkan publik Inggris tentang aturan di Inggris. Namun, angka di Belgia telah melonjak sejak September, ketika orang dewasa kembali bekerja dan murid kembali ke sekolah setelah liburan musim panas mereka.
"Antara tanggal 9 dan 15 Oktober, rata-rata 7.876 infeksi baru sehari dilaporkan, meningkat 79 persen dari minggu sebelumnya," demikian laporan The Guardian.
https://indomovie28.net/journey-to-the-west-the-demons-strike-back/
Relawan Vaksin AstraZeneca yang Meninggal Terima Plasebo, Komponen Apa Itu?
Sukarelawan uji klinis vaksin COVID-19 AstraZeneca asal Brasil meninggal. Surat kabar lokal Brasil O Globo, melaporkan bahwa relawan tersebut telah diberi plasebo, bukan vaksin COVID-19 eksperimental.
Relawan yang meninggal adalah dokter berusia 28 tahun yang merawat pasien COVID-19 di Rio de Janeiro.
Plasebo atau obat kosong adalah komponen kontrol standar dari uji klinis yang dilakukan untuk membuat penilaian tentang kemanjuran obat atau perawatan medis. Plasebo sendiri merupakan zat tidak aktif yang terlihat seperti obat, vaksin, atau pengobatan yang sedang diuji.
Saat melakukan uji klinis, relawan dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok uji dan kelompok plasebo.
Untuk mendapatkan hasil uji yang objektif dan tidak bias, relawan uji klinis juga tidak tahu akan masuk kelompok mana. Pemberian plasebo dirahasiakan agar pasien yang dijadikan subjek uji dalam kelompok pembanding tidak terpengaruh.
"Kelompok kontrol selalu ada. Jadi diacak, jadi orang yang diberi vaksin atau plasebo tidak boleh dipilih-pilih," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof Amin Soebandrio, saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.
"Misalnya ada 100 orang, siapa yang akan mendapat plasebo atau obat sebenarnya, tidak ada yang tahu. Para peneliti maupun relawannya tidak boleh tahu," sambungnya.
Meski plasebo tidak berisi apa-apa, beberapa studi memperlihatkan efeknya bisa sama seperti kelompok uji atau orang yang diberi pengobatan sebenarnya. Diperkirakan bahwa efek plasebo dihasilkan dari cara pikiran dapat mempengaruhi tubuh.
Plasebo adalah bagian penting dari studi klinis karena memberikan peneliti titik perbandingan untuk terapi baru.
https://indomovie28.net/the-book-thief/
#Cokelathitamdanalmond #Telurrebus #Sardenkalengan #Edamame #camilansehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar