- Masyarakat diminta untuk tidak khawatir mengenai isu vaksin Sinovac yang disebut kedaluwarsa 25 Maret. Juru bicara vaksinasi Bio Farma Bambang Heriyanto menegaskan 3 juta dosis vaksin CoronaVac yang datang di tahap awal sudah habis terpakai.
"Ya sudah habis, itu kan buat nakes ya. Dari 3 juta ini juga batchnya bermacam-macam. Bukan 3 juta di Maret semua," ujarnya kepada detikcom, Selasa (16/3/2021).
Vaksin yang disebut kedaluwarsa atau lebih tepatnya memiliki shelf life (masa simpan) hingga Maret adalah CoronaVac yang diproduksi Sinovac. Berbentuk vaksin siap pakai, diterima secara total sebanyak 3 juta dosis. Vaksin ini sudah tiba di Desember 2020 dan Januari 2021.
Bambang menjelaskan dari total 3 juta dosis yang diterima, tidak semua masa pakainya habis di Maret 2021. Untuk 1,8 juta dosis yang diterima pada Januari 2021, masa tahannya disebut sampai Mei 2021.
"Semua bilangnya tanggal 25 Maret, ini yang mana. Itu hanya satu batch dari sekian batch. Jangankan yang 1,2 juta, yang 1,8 juta yang ED (expired date)-nya Mei juga sudah habis," terang Bambang.
"Jadi sebetulnya nggak ada isu. Barangnya sudah nggak ada, tapi ribut," lanjutnya.
Seluruh vaksin CoronaVac siap pakai berjumlah 3 juta dosis sudah didistribusikan kepada kelompok prioritas dan sudah disuntikkan. Saat ini yang beredar adalah vaksin Corona produksi Bio Farma, yang bahan baku atau bulk-nya dari Sinovac.
Sama seperti CoronaVac, masa simpan vaksin produksi Bio Farma juga tetap mengikuti keputusan BPOM yakni 6 bulan, menggunakan real time stability test.
"Kami mengikuti keputusan BPOM. Untuk itu, sejak awal, kami jaga betul agar penggunaannya tetap dalam rentang shelf life," jelasnya.
https://nonton08.com/movies/leak/
Heboh Gara-gara Vaksin AstraZeneca, Apa yang Dimaksud Pembekuan Darah?
- Vaksin virus Corona AstraZeneca menjadi sorotan, pada beberapa kasus terjadi pembekuan darah setelah vaksin ini disuntikkan. Hal ini membuat beberapa negara menunda sementara pemberian vaksin buatan Inggris tersebut.
Terkait soal pembekuan darah, dokter jantung yang juga influencer kesehatan dari RS Siloam Karawaci dr Vito A Damay, SpJP menjelaskan pembekuan darah merupakan proses normal yang terjadi di dalam tubuh kita.
dr Vito memberi gambaran, jika seseorang terjatuh, terluka biasanya ada bekas luka atau disebut dengan koreng. Sebenarnya koreng bisa terjadi karena adanya darah yang membeku.
Bekas luka atau koreng bisa terjadi ketika ada jaringan jaringan kulit misalnya yang tercabik atau tersayat pembuluh darah akan mengeluarkan darah terus-menerus.
"Nah tubuh kita punya kompensasinya secara alami, natural, dia akan membuat darah itu membeku, sehingga pendarahannya akan berhenti. Itu namanya pembekuan darah alami, dan itu memang terjadi," jelas dr Vito, saat dihubungi detikcom Selasa (16/3/2021).
"Kalau darah membeku, itukan tadi kita sebut alami, tapi kalau terjadi hal lainnya, proses itu menjadi lebih berat ketika orang sakit berat. Misalnya, kalau orang berbaring lama ada infeksi, nanti ada gangguan mekanisme pembekuan darah atau koagulopati, akibatnya darahnya jadi gampang membeku, atau menggumpal," tambahnya.
Apakah faktor genetik bisa menyebabkan gangguan pembuluh darah?
dr Vito menambahkan, faktor genetik bisa menyebabkan gangguan pembuluh darah. Bisa jadi darah lebih mudah encer atau malah mudah membeku.
"Misalkan sekali berdarah, itu lama berhentinya," lanjutnya.
Salah satu penyakit yang melibatkan mekanisme pembekuan darah dijelaskan oleh dr Vito adalah serangan jantung, karena terjadi bekuan darah di pembuluh darah koroner.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar