Inovasi Qlue untuk membangun smart city diwujudkan salah satunya dengan lampu merah yang dapat disesuaikan berdasarkan situasi lapangan secara riil. Sebab tak terelakkan bahwa kemacetan adalah masalah yang belum bisa terpecahkan secara maksimal khususnya di DKI Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia lainnya.
Andre Hutagalung Co-Founder & CTO Qlue di 'Virtual Press Conference Qlue 5th Anniversary', Kamis (31/3/2021), menuturkan bahwa ada dua hal yang difokuskan Qlue pada tahun ini. antara lain masih smart city dan smart mobility.
"Smart mobility adalah bagaimana kita membantu me-manage traffic light, kita akan monitor dan akan disesuaikan dengan jumlah kendaraan jadi sangat dinamis. Semua traffic akan dinamis, kalau bisa untuk antrean panjang persimpangan akan kita tambahan ke timer di lampu hijaunya," tutur Andre.
"Smart environment misalnya untuk rekayasa biologi, memperbaiki kualitas udara," sambungnya.
Menyambung omongan Andre, Rama Raditya selaku pendiri dan CEO Qlue mengatakan bahwa saat ini adjustable traffic light (lampu merah yang bisa disesuaikan) sudah diterapkan di dua daerah. Pengurangan kemacetannya bahkan bisa mencapai 25%, bukan angka yang kecil.
"Saat ini baru implementasi di dua traffic light, satu di Alam Sutra, satu lagi belum bisa disclose. Alam Sutra mengurangi titik di persimpangan 25% dan bukan hanya traffic light, orang yang nyebrang juga kita atur dan kondisikan dengan mobil. Memang di persimpangan itu banyak orang yang menyebrang jadi bisa lebih aman," ujar Rama.
Qlue telah bekerjasama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk menerapkan solusi tersebut. Diharapkan, kedepannya seluruh lampu merah bisa berkomunikasi dan lebih dinasi mengikuti kondisi traffic di lapangan.
"Harapannya seluruh lampu merah bisa komunikasi dan dinamis, bisa mengubah lampu merah sesuai traffic di lapangan pasti akan mengurangi kemacetan kota besar di Indonesia," ucapnya mengakhiri percakapan.
https://trimay98.com/movies/zero-day-2/
Gandeng Facebook-Keppel T&T, Telkom Bakal Bangun Kabel Laut 15 Ribu Km
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui anak usahanya PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) akan membangun sistem komunikasi kabel laut (SKKL) yang langsung menghubungkan Indonesia dengan Singapura dan Amerika. Dalam proyek ini, Telin bekerja sama dengan anak perusahaan Keppel T&T, yakni Keppel Midgard Holdings Pte. Ltd. (KMH) dan anak perusahaan Facebook Inc. (Facebook).
SKKL yang diberi nama Bifrost ini memiliki panjang lebih dari 15.000 KM dan ditargetkan selesai di awal tahun 2024 mendatang. Nantinya, SKKL Bifrost akan menjadi kabel laut dengan transmisi kecepatan tinggi, teknologi canggih dan terkini, serta kapasitas terbesar yang melintas di Asia Pasifik.
"TelkomGroup melalui Telin berinvestasi dan menjadi anggota konsorsium kabel laut Bifrost bersama Facebook dan Keppel. TelkomGroup bukan sekedar menjadi mitra untuk berlabuh atau landing party untuk SKKL Bifrost, tetapi kita benar-benar berinvestasi dan memiliki hak suara di konsorsium. Bahkan segmen SKKL yang berlabuh ke Jakarta dimiliki 100% oleh Telin. Ini merupakan bukti nyata TelkomGroup menjaga kedaulatan NKRI di bisnis kabel laut," ujar Direktur Wholesale & International Service Telkom, Dian Rachmawan dalam keterangan tertulis, Rabu (31/3/2021).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar