Sabtu, 21 Desember 2019

Mengenal Cikal Bakal Mobil Listrik Indonesia

 Ada yang menarik di Museum Angkut di Kota Batu. Ada cikal bakal mobil listrik Indonesia yang dipamerkan!

Saat ini pemerintah sedang mengintensifkan program mobil dan motor listrik. Tapi tahukah traveller bahwa pengembangan mobil listrik di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 2012 dengan proyek mobil listrik bernama Tuxuci yang dirintis oleh Dahlan Iskan dan Danet Suryatama.

Namun sayangnya walau sempat dibanggakan sejak awal, cerita manis Tuxuci harus berakhir dengan kejadian kecelakaan pada bulan Jaunuari 2013.

Namun terlepas dari segala cerita di balik proyek mobil listrik Tuxuci tetaplah hal yang patut dibanggakan, sebab membuktikan bahwa mobil listrik bisa diproduksi oleh anak bangsa. Jika penasaran dengan wujud dari Tuxuci, traveler masih bisa menjumpainya di Museum Angkut Kota Batu.

Walaupun terdapat berbagai jenis kendaraan yang unik dan menarik di museum angkut, namun tetap saja banyak pengunjung yang masih tertarik untuk berfoto di depan Tuxuci. Walaupun kondisi Tuxuci sudah tidak lagi utuh, dan masih dibiarkan dalam kondisi aslinya selepas kecelakaan, namun tetap saja cerita menarik di baliknya tetap membuat pengunjung antusias.

Tuxuci memiliki motor listrik berkekuatan 200 kWh (268 HP), atau setara dengan 3.000 cc untuk kendaraan konvensional. Baterai yang digunakan adalah jenis Lithium Iron Phosphate atau Nano Lithium. Untuk mengisi baterai Tuxuci membutuhkan waktu 3 hingga 5 jam. Saat baterai terisi penuh mobil ini mampu menempuh jarak maksimum 321 kilometer.

Jika traveler penasaran, datang saya ke Museum Angkut yang beralamat di Jl Terusan Sultan Agung No 2, Ngaglik, Kota Batu. Mobil listrik Tuxuci ini bisa ditemukan di hall pameran lantai dua. Walaupun tidak utuh lagi, namun sisi elegan dan model kerennya masih bisa kita nikmati sampai saat ini.

Arab Saudi: Dari Bebas Bikini Sampai Visa Turis

 Arab Saudi tampaknya kian menaruh perhatian penting pada sektor pariwisata. Beberapa kebijakan pun dibuatnya.

Baru-baru ini, Arab Saudi mengeluarkan kebijakan penerbitan visa turis untuk 49 negara. Hal itu guna mendorong sektor pariwisata.

"Untuk pertama kalinya kami membuka petualangan, warisan, dan sejarah bagi orang-orang yang akan mengunjungi Arab Saudi sebagai turis," kata Ketua Komisi Pariwisata dan Warisan Nasional Saudi Ahmad Al-Khateeb kepada CNBC, yang dikutip detikcom, Senin (30/9/2019).

Para warga negara dari 49 negara kini bisa mengajukan aplikasi visa turis secara online melalui portal visa elektronik (eVisa), atau visa on arrival setibanya di Arab Saudi. Namun dari 49 negara itu, Indonesia belum termasuk.

Merujuk ke visa.visitsaudi.com disebutkan bahwa, 'eVisa ini akan berupa visa multiple entry yang berlaku satu tahun, memungkinkan wisatawan menghabiskan hingga 90 hari di sini.'

Kembali soal pariwisata, di tahun 2017 lalu pemerintah Arab Saudi merencanakan pembangunan 'mega resort' di kawasan Laut Merah. Diprakasai oleh Pangeran Arab Saudi Muhammed bin Salman, pembangunan resortnya ada di kawasan sepanjang 200 km yang direncanakan mulai dibangun tahun 2019 dan akan selesai pada 2022.

Dikabarkan, resortnya akan dilengkapi berbagai fasilitas mewah. Dana yang dihabiskan sekitar USD 5 M!

Khusus kawasan resort tersebut, Muhammed bin Salman memberikan berbagai peraturan khusus buat wisata. Salah satunya, mengizinkan turis memakai bikini.

Khaleej Times, media Arab Saudi tidak merincikan alasan Pangeran Arab Saudi, Muhammed bin Salman memberlakukan aturan tersebut. Hanya saja tertulis, kalau aturan wanita berbikini hanya boleh di resor pada kawasan pesisir Laut Merah. Sebab, itu adalah daerah wisata.

Dari pemberitaan media-media internasional, itu adalah cara pemerintah Arab Saudi agar pendapatan negara tak lagi tergantung dengan minyak. Usut punya usut, itulah visi Pangeran Arab Saudi Muhammed bin Salman demi negaranya di tahun 2030 mendatang.

Media The Sun menulis, Arab Saudi mengikuti apa yang dilakukan Dubai. Sama-sama negara Timur Tengah, Dubai sudah lebih dulu membebaskan wanita berbikini di pantai. Lihatlah di Pantai Jumeirah, wanita dan turis dari berbagai negara bebas untuk berbikini dan berjemur.

Pesisir Laut Merah sendiri punya panorama yang cantik. Lautnya bergeradasi dan terumbu karang di bawah airnya cantik jelita. Laut Merah sendiri sebenarnya sudah menjadi destinasi tersohor di Arab Saudi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar