Saat ini penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor satu baik di dunia maupun di Indonesia. Stroke juga merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia.
Namun dalam keseharian, masih banyak mitos-mitos yang beredar di masyarakat terkait penyakit stroke. Menurut dokter saraf dari rumah sakit Atma Jaya, Pluit, dr RR Josephine, SpS, mitos-mitos berikut seharusnya sudah ditinggalkan jauh-jauh karena terbukti menyesatkan:
1. Mitos: Menusuk jari dengan jarum bisa mencegah atau menyembuhkan stroke
Fakta: Pada intinya hal ini tidak benar. Tusuk jarum ini memang menstimulasi otak agar menimbulkan awareness pada otak. Namun Dr Josephine mengatakan, sterilisasi jarum menjadi isu utama ketika seseorang sembarangan menusuk jari pasien.
"Jangan sampai jarum yang digunakan kotor karena malah bisa infeksi tetanus. Lalu juga jangan sampai hal-hal ini dilakukan saat golden period dan memperhambat kita mencari pertolongan saat seseorang terkena stroke. Kalau nunggu nusuk-nusuk dulu baru cari bantuan ya ini bahaya bisa fatal," terangnya pada detikcom, Sabtu (16/11/2019).
2. Mitos: Dipijat, pasien stroke akan membaik
Fakta: Menurut dr Josephine, hal ini tidak sepenuhnya benar. Pijat-pijat memang baik untuk relaksasi, tapi tidak bisa untuk menyembuhkan.
3. Mitos: Keramas saat panas bisa kena stroke
Fakta: Hal ini juga kurang tepat. Menurut dr Josephine, kemungkinan bisa muncul stroke ini jika hal ini dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang. Tidak bisa sekali terjadi dan langsung stroke.
Ketika kepala panas dan terkena air dingin, terjadi ketidakseimbangan di daerah kulit kepala sehingga mempengaruhi pembuluh darah. Pembuluh darah bisa terjadi inflamasi atau peradangan jika terus menerus dilakukan. Ada kemungkinan munculnya plak di pembuluh darah menuju otak yang menyebabkan stroke.
"Jadi ya gak bisa langsung. Kalau jangka panjang terus-terusan ya mungkin," pungkasnya. 
https://bit.ly/2Op4ZK1
Geger Aksi Lempar Sperma di Tasikmalaya, Bagaimana Cara Hadapi Eskhibisionis?
Aksi cabul seorang pria di Tasikmalaya bikin gempar kaum perempuan. Bagaimana tidak, selain mempertontonkan perilaku seksual yang menjijikkan ia juga melemparkan cairan diduga sperma ke arah korban.
Kasus tersebut menimpa LR, dan dikisahkan oleh suaminya RF baru-baru ini. Saat tengah menunggu ojek online di Jl Letjen Mashudi, LR dihampiri seorang pria dengan motor matic dan jaket hitam.
Di depan korban, pria ini meraba dan memainkan alat kelaminnya sendiri. Tak lama, ia juga melempar cairan yang diduga sperma ke tubuh korban.
Perilaku mempertontonkan alat vital maupun aktivitas seksual ke orang asing merupakan salah satu indikasi ekshibisionisme, meski butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya. Para ahli kejiwaan menggolongkan ekshibisionisme sebagai tipe kelainan seksual yang disebut paraphilia.
"Pelaku mendapat kepuasan dengan mempertontonkan alat kelaminnya di depan orang banyak," jelas seksolog Prof dr Wimpie Pangkahila, SpAnd dari Universitas Udayana, dalam wawancara dengan detikcom beberapa waktu lalu.
Korban pelemparan sperma oleh ekshibisionis di Tasikmalaya melapor ke polisi.Korban pelemparan sperma oleh ekshibisionis di Tasikmalaya melapor ke polisi. Foto: Deden Rahadian
Bagi korban, aksi seperti ini jelas meresahkan. Secara psikologis, perilaku ini menyebabkan rasa cemas dan tidak aman. Semakin korban panik dan ketakutan, biasanya pelaku makin kegirangan.
Lalu bagaimana cara menghadapinya? Tak mudah memang, namun psikolog klinis Felicia Illina Nainggolan menyebut pura-pura tidak peduli bisa 'menggagalkan' niat pelaku, sambil pelan-pelan menyingkir ke tampat yang lebih aman.
"Pelaku ekshibisionisme puas ketika melihat orang lain kaget, takut, cemas, atau jijik. Ekspresi ini akan membuat pelaku senang. Selain itu, segera alihkan posisi tubuh supaya tidak lagi menghadapi pelaku," jelasnya.
Seorang pembaca detikcom, Netty, membuktikan bahwa pelaku ekshibisionisme juga bisa panik ketika menghadapi respons tak terduga dari korban. Pada suatu kesempatan, ia bersama teman-temannya mempersiapkan diri berhadapan pelaku ekshibisionisme yang sering beraksi di suatu tempat.
"Sampai di dekat, bapak itu kembali si bapak membuka jas hujannya. Dan tanpa tedeng aling-aling kami semua mengeluarkan gunting besar dari dalam tas dan berteriak, 'Ayo sini biar kami gunting aja burungnya'," kisah Netty.
Tentu saja trik ini tidak selalu bisa diterapkan. Dalam situasi seperti ini, tidak ada yang tahu siapa yang lebih nekat. Nyatanya, ada yang tidak cuma mempertontonkan alat vital tapi juga melemparkan sperma, seperti yang terjadi di Tasikmalaya. Seram juga ya! https://bit.ly/2KwNOoq
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar