Jumat, 13 Desember 2019

Benarkah Nafsu Seks Wanita Lebih Besar daripada Pria?

Soal gairah atau nafsu seksual cukup penting berperan pada hubungan intim suami-istri. Ada beberapa informasi yang beredar di kalangan masyarakat, bahwa nafsu seks wanita lebih besar daripada pria. Benarkah demikian?

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ada gairah seksual pada pria memang tidak selalu lebih besar dari wanita, namun jauh lebih sering. Sebaliknya, gairah seksual wanita jauh lebih sulit dijelaskan karena menurut sosiolog di University of Chicago sekaligus peneliti praktik seksual, Prof Edward O. Laumann, PhD, dipengaruhi oleh sosial dan budaya.

"Hasrat seksual pada wanita sangat sensitif terhadap lingkungan dan konteks," katanya dikutip dari WebMD.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Prof Laumann, mayoritas pria yang berusia di bawah 60 tahun setidaknya memikirkan soal seks sekali dalam sehari. Sementara wanita dengan usia yang sama, hanya seperempat yang selalu memikirkan seks.

Dalam sebuah survei penelitian lain yang dilakukan psikolog sosial di Florida State University, Roy Baumeister, menunjukkan bahwa pria melaporkan lebih banyak gairah seks spontan dan memiliki fantasi seks yang lebih sering dan beragam.

"Pria menginginkan seks lebih sering daripada wanita di awal hubungan, di tengah-tengahnya, dan setelah bertahun-tahun," ungkap Baumeister.

Bau Tak Sedap Bukanlah Bau Alami Miss V, Ini Faktanya

Umumnya, vagina memiliki bau yang khas. Namun terkadang bau Miss V dianggap mengganggu. Banyak informasi yang beredar di kalangan masyarakat bahwa Miss V alaminya berbau tak sedap, benarkah?

Dikutip dari Cosmopolitan, hal tersebut adalah mitos belaka. Faktanya, vagina yang normal memiliki sedikit bau, dan baunya dapat bervariasi tergantung pada siklus menstruasi. Atau tergantung pada banyak keringat serta aktivitas seks yang baru saja dilakukan.

Menurut ahli kesehatan reproduksi Karen Elizabeth Boyle, MD, FACS, bau yang tak sedap pada vagina disebabkan adanya pertumbuhan bakteri vaginosis yang berlebih, yaitu bakteri yang ada pada vagina.

"Penyebab lainnya adalah tidak memiliki kebersihan yang baik, trikomoniasis, infeksi menular seksual, atau tampon yang terlalu lama dipakai," ungkapnya.

Sementara itu, spesialis kandungan dr Mary Jane Minkin menyebut vagina bisa memiliki beberapa bau khas yang penyebabnya berbeda-beda. Bau yang sangat amis seperti ikan busuk misalnya bisa karena bakteriosis vagina, infeksi akibat ketidakseimbangan bakteri yang umum menyebabkan masalah keputihan, demikian dikutip dari Healthline.

Bau vagina lainnya yang dideskripsikan dr Mary seperti asam layaknya fermentasi, logam, manis, keringat, hingga zat kimia.

Penularan HIV di Indonesia Diprediksi Meningkat di 2020

Data UNAIDS atau program PBB untuk HIV-AIDS, menyebutkan bahwa setiap tahun ada 46 ribu kasus infeksi baru di Indonesia. Namun, apakah tahun depan jumlah infeksi HIV baru di Indonesia akan bertambah atau justru berkurang?

Indonesia saat ini menempati posisi ketiga di Asia-Pasifik, setelah India dan China. Menanggapi hal ini, ketua tim HIV terpadu RSUI (Rumah Sakit Universitas Indonesia), Dr dr Alvina Widhani, SpPD, KAI, menyatakan, bahwa jumlah infeksi penularan HIV di Indonesia diprediksi akan meningkat pada tahun depan.

"Jumlahnya saya rasa akan tetap atau lebih tinggi. Sekitar tahun ini saja sekitar 46 ribuan per tahun kasus baru, tahun depan kemungkinan akan sama atau bisa lebih banyak, karena pertama faktor pendeteksian akan lebih intensif. Bahkan, sekarang kalau mau menikah ada beberapa yang menerapkan harus cek HIV dulu," kata dr Alvina saat ditemui detikcom, pada Kamis (12/12/2019).

dr Alvina pun menjelaskan, faktor risiko penularan seksual yang kian meningkat menjadi salah satu penyebabnya, setelah penggunaan narkoba suntik.

"Jadi, satu sisi pendeteksian semakin intensif, tapi di sisi lain juga proses penularan melalui faktor perilaku seksual berisiko itu juga meningkat sih. Jadi, ada dua faktor yang membuat tetap tinggi atau meningkat," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar