Jumat, 13 Desember 2019

Pemprov DKI: Kami Kolaborasi Tangani Banjir, Tak Salahkan Pemkab Bogor

Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta mengaku tidak menyalahkan Kabupaten Bogor sebagai penyebab banjir di Ibu Kota. Pemprov DKI mengatakan terus berkoordinasi dengan Bogor untuk mengantisipasi banjir.

"Kita tidak menyalahkan malah saling koordinasi terkait masalah banjir di DKI," ujar Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini kepada wartawan, Kamis (12/12/2019) malam.

Juaini mengatakan Kabupaten Bogor telah menyiapkan beberapa waduk untuk penampungan air. Dia menyebut DKI Jakarta dan Kabupaten Bogor terus berkolaborasi untuk menangani banjir di Jakarta.

"Kita akui Kabupaten Bogor telah membantu menyiapkan beberapa lokasi waduk untuk digunakan sebagai retensi penampungan air di hulu. Kita udah berkolaborasi dengan Pemda Kabupaten Bogor untuk sama-sama menangani masalah tersebut mulai dari hulu sampe hilir," tuturnya.

Juaini mengatakan pihaknya sudah melakukan antisipasi banjir sejak bulan Juli. Sejumlah persiapan pun juga telah dilakukan seperti pengerukan waduk, pengerukan saluran sungai dan saluran penghubung hingga menyiapkan satgas siaga banjir.

"Untuk antisipasi banjir, sejak bulan Juli kita udah melakukan persiapan-persiapan seperti pengerukan waduk, sungai saluran penghubung (PHB), saluran di jalan-jalan lingkungan dan juga pemeriksaan pompa-pompa pengendali banjir dan pompa-pompa mobil, serta menyiapkan satgas yang selalu standby di 5 wilayah DKI Jakarta," sebut Juaini.

"Insyaallah untuk perlengkapan dan petugas udah siap menghadapi musim hujan. Tinggal ditambah berdoa agar DKI Jakarta aman ketika musim hujan tiba," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemkab Bogor tak terima jika selalu dicap sebagai penyebab banjir di Jakarta. Bupati Bogor Ade Yasin menyalahkan posisi geografis Jakarta yang letaknya di bawah wilayahnya.

"Salahnya Jakarta itu berada di bawah," kata Ade di Royal Tulip Gunung Geulis Resort and Golf, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Kamis (12/12).

Jakarta Ada di Bawah, Dipandang Bupati Bogor Jadi Masalah

 Istilah 'banjir kiriman' sering disebut orang Jakarta dengan berbagai nada bila sedang kebanjiran. Banjir kiriman identik dengan meluapnya sungai, utamanya Ciliwung, sungai yang berhulu di Kabupaten Bogor.

Istilah banjir kiriman bukan baru saja dibikin, melainkan sudah sejak dulu. Gubernur-gubernur Jakarta terdahulu pernah menyebut istilah itu. Gubernur Anies Baswedan pada April lalu tidak secara eksplisit menggunakan istilah 'banjir kiriman', namun esensinya sama saja, seperti saat sekitar aliran Ciliwung kebanjiran.

"Di tempat itu, tidak ada hujan sebetulnya mereka itu, kita ini menerima air dari hulu ketika di sana hujannya keras," kata Anies di gedung Dinas Teknis, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (26/4).

Anies juga menyoroti sampah yang menumpuk di Pintu Air Manggarai. Dia mengatakan sampah yang menumpuk tersebut merupakan kiriman dari hulu Sungai Ciliwung.

"Petugas (Dinas) Lingkungan Hidup bertugas all out membersihkan sampah di Manggarai. Jakarta menampung sampah luar biasa banyaknya. Itu bukan sampah warga kita. Itu sampah yang masuk dari aliran Sungai Ciliwung," ujar Anies.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar