Cerita pilu datang dari pegulat profesional yang masih berusia remaja. Remaja berusia 19 tahun ini tiba-tiba jatuh sakit saat tertular COVID-19 pekan lalu.
Adalah Cameron Wellington asal Inggris yang akhirnya tak berhasil melawan COVID-19. Padahal berjam-jam sebelum ia meninggal, ia meyakinkan sang ibu bahwa dirinya baik-baik saja.
Saat pertama kali terinfeksi, kondisi Cameron terus memburuk dari hari ke hari. Awalnya remaja ini hanya mengeluhkan gejala COVID-19 batuk, tetapi ia terus merasa kesulitan bernapas setiap berbicara.
Sang ibu langsung bergegas membawa Cameron ke Rumah Sakit Glenfield di Leicester dan ia pun harus menerima bantuan oksigen. Namun, sayangnya Cameron tak selamat dari COVID-19.
"Awalnya Cam batuk, tapi kondisinya cepat memburuk," curhat sang ibu, Jane Wellington.
"Cam bersikukuh bahwa dia baik-baik saja tapi aku tahu ia mulai kritis," tuturnya.
Rupanya, Cameron tertular COVID-19 dari sang ayah yang lebih dulu dinyatakan positif COVID-19. Jane, ibu dari Cameron juga dinyatakan positif namun kondisinya berangsur baik.
"Suami saya didiagnosis COVID-19 Senin lalu. Baik Cameron dan saya kemudian mengalami gejala dan dinyatakan positif keesokan harinya," kata Jane.
"Seluruh situasi telah menjadi kejutan besar bagi kami. Cam kelebihan berat badan tetapi dia bugar dan sehat," duka sang ibu.
Sang ibu masih tak percaya di usia Cameron yang masih terbilang muda, dalam kondisi sehat dan bugar, COVID-19 bisa merenggut nyawa anaknya dalam waktu yang singkat.
https://movieon28.com/movies/dimsum-martabak/
Bebas COVID-19, Kini Wuhan Bikin Museum Virus Corona, Ini Penampakannya
Kota Wuhan, China, adalah wilayah pertama yang melaporkan adanya virus Corona pada akhir Desember 2019 lalu. Selang beberapa waktu, Kota Wuhan kembali terlihat normal dan disebut berhasil menekan penularan COVID-19.
Kini di sana sebuah museum di bangun untuk mengingat perjuangan petugas medis melawan pandemi COVID-19 yang sampai saat ini masih menginfeksi ratusan ribu orang setiap harinya.
Museum Anti COVID-19 yang dibangun di Wuhan ini dikunjungi sekitar 3.000 orang per hari sejak pembukaan perdananya untuk umum pada 15 Oktober 2020. Pengunjung belum dibebankan biaya masuk jika ingin berkunjung ke museum ini.
"Sejak dibuka sampai sekarang, masih gratis," kata seorang petugas yang memandu ANTARA saat mengunjungi museum tersebut, Sabtu (21/11).
Di dalam museum tersebut, pengunjung akan mendapatkan gambaran secara detail peristiwa saat COVID-19 mulai mewabah di Wuhan. Ada juga foto dan video yang menggambarkan situasi menegangkan di salah satu rumah sakit saat Ibu Kota Provinsi Hubei di wilayah tengah daratan China itu kala dilanda wabah yang sangat tiba-tiba menjelang perayaan Imlek.
Terdapat juga ambulans dan peralatan kesehatan dari mulai yang sederhana hingga yang memang diciptakan khusus untuk penanganan wabah. Bahkan, ada juga beberapa ranjang pasien COVID-19 karena museum itu memang tadinya berfungsi sebagai rumah sakit sementara.
Selain itu dihadirkan pula diorama yang menggambarkan saat-saat menegangkan di ruang ICU rumah sakit saat petugas medis merawat pasien COVID-19.
"Mungkin saja tempat ini nanti akan menjadi objek wisata baru di Wuhan," kata Li Qiaoling, warga Wuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar