Pemerintah melaporkan 4.106 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Minggu (15/11/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 467.113 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 1.165 kasus, disusul Jawa Tengah sebanyak 1.071 kasus baru per 15 November.
Dikutip dari laman covid19.go.id, hari ini ada sebanyak 3.897 kasus sembuh, sementara kasus kematian Corona sebanyak 63 orang.
Berikut detail sebaran 4.106 kasus baru Corona di Indonesia pada Minggu (15/11/2020):
Aceh: 49 kasus
Bali: 60 kasus
Banten: 159 kasus
Bengkulu: 11 kasus
DI Yogyakarta: 7 kasus
DKI Jakarta: 1.165 kasus
Jambi: 16 kasus
Jawa Barat: 309 kasus
Jawa Tengah: 1.071 kasus
Jawa Timur: 217 vkasus
Kalimantan Barat: 13 kasus
Kalimantan Timur: 206 kasus
Kalimantan Tengah: 50 kasus
Kalimantan Selatan: 74 kasus
Kalimantan Utara: 20 kasus
Nusa Tenggara Barat: 14 kasus
Sumatera Selatan: 44 kasus
Sumatera Barat: 213 kasus
Sulawesi Utara: 49 kasus
Sumatera Utara: 84 kasus
Sulawesi Selatan: 75 kasus
Sulawesi Tengah: 2 kasus
Lampung: 14 kasus
Riau: 163 kasus
Maluku Utara: 4 kasus
Maluku: 14 kasus
Sulawesi Barat: 3 kasus
https://movieon28.com/movies/affair/
Ketua PB IDI: Nakes Banyak yang Gugur, Kami Mohon Hindari Kerumunan!
Kasus penularan COVID-19 di Indonesia masih terus bertambah setiap harinya. Di antara pasien COVID-19, ada juga tenaga kesehatan yang tak hanya berusaha mengakhiri pandemi Corona, tetapi juga berjuang untuk sembuh dari penyakit mematikan tersebut.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng M Faqih menyoroti lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi beberapa hari belakangan. Ia meminta agar masyarakat menghindari kegiatan yang menimbulkan penularan dan memicu lonjakan kasus COVID-19.
"Akhir-akhir ini dengan kegiatan kerumunan, penularan semakin banyak. Petugas kesehatan banyak yang tertular dan banyak yang gugur," kata dr Daeng dalam konferensi pers di kanal Youtube BNPB, Minggu (15/11/2020).
Dari data yang dihimpun Tim Mitigasi IDI, per 10 November 2020, sudah ada 159 dokter yang gugur akibat COVID-19. IDI menyebut kondisi tersebut dipengaruhi lonjakan kasus yang terjadi di Indonesia
"Mohon untuk tidak menambah kasus lebih besar, tidak menambah penularan lebih banyak agar petugas kesehatan tidak gugur lebih banyak," ujar dr Daeng.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum IDI dr. M. Adib Khumaidi, SpOT menyebut kasus positif yang terjadi di masyarakat juga berdampak pada lonjakan kasus kesakitan dan kematian tenaga kesehatan akibat COVID-19.
"Garda terdepannya adalah masyarakat. Jangan sampai ada yang sakit, jangan sampai ada yang kritis dan meninggal," sebut dr Adib.
Curhat Dokter Relawan COVID-19: Hindari Acara Tidak Penting, Menyusahkan!
Usai libur panjang akhir Oktober kemarin, peningkatan kasus baru COVID-19 terjadi di Indonesia selama dua hari ke belakang. Hal ini juga berimbas pada meningkatnya pasien Corona di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Jakarta.
Salah seorang dokter relawan di RSD Wisma Atlet, dr Efriadi, SpP mengeluhkan peningkatan kasus ini. Dokter paru yang sudah bertugas di RSD Wisma Atlet sejak April 2020 ini mengatakan, meningkatnya jumlah pasien Corona bisa menyulitkan para tenaga kesehatan yang sedang bekerja.
"Selama ini kita berharap dengan kita bekerja seperti ini tentunya di luar sana masyarakat mampu untuk menerapkan protokol kesehatan," kata dr Efriadi dalam konferensi pers di kanal Youtube BNPB, Minggu (15/11/2020).
"Jangan sampai kita demi mengikuti acara-acara yang tidak penting, mengikuti kerumunan itu bisa meningkatkan angka penularan bagi kita," tambah dr Efriadi yang mengaku sudah berbulan-bulan tidak pulang ke Sumatera untuk berkumpul dengan keluarga.
Relawan lainnya, dr Doni yang juga bertugas di RSD Wisma Atlet, berharap masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan di mana pun berada dan tidak mengikuti kerumunan yang tak penting, sehingga angka kasus penularan COVID-19 tidak semakin meningkat.
"Jangan sia-siakan pengorbanan kita tenaga kesehatan di sini. Tidak mendekati kerumunan atau mengikuti kerumunan-kerumunan yang tidak perlu. Itu sangat menyusahkan bagi kami di sini," tegas dr Doni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar