Sabtu, 21 November 2020

Sama-sama Bakar Kalori, Mending Lari atau Jalan Santai?

 Berjalan dan berlari adalah aktifitas fisik yang menyehatkan tubuh. Berjalan dapat memperkuat jantung, meningkatkan fungsi pernapasan, membakar kalori ekstra, dan meningkatkan suasana hati. Selain itu, berjalan juga dianggap lebih efektif untuk menurunkan berat badan.

Pakar nutrisi Albert Matheny, RD, CSCS mengatakan bahwa berjalan cukup efektif mempengaruhi metabolisme tubuh dan berat badan. Selain itu, cobalah hal lain seperti berjalan menaiki tangga untuk membakar kalori.


Dikutip dari Insider, intensitas juga menjadi faktor penurunan berat badan, semakin intens kegiatan fisik, maka semakin besar penurunan berat badan. Meskipun demikian, berlari dapat membakar kalori lebih cepat dari sekedar berjalan dan lebih berpengaruh terhadap diet.


Jika Anda merasa tidak fit, berjalan dapat membantu Anda untuk tetap melakukan program diet. Berjalan secara teratur dapat menghilangkan lemak tubuh di awal, sebelum menambahkan aktifitas lainnya seperti berlari atau bersepeda. Tidak perlu terburu-buru, cukup tingkatkan waktu dan intensitas berjalan dari waktu ke waktu.


Memilih aktivitas berjalan atau berlari juga tergantung prioritas waktu. Jika memilik waktu yang terbatas, gunakanlah lari sebagai cara terbaik untuk memaksimalkan pembakaran kalori. Namun, lari dapat memberi banyak tekanan pada kaki, paha belakang, otot inti, bahkan bahu sehingga mudah lelah.


Waktu terbaik untuk berjalan kaki adalah 5-6 kali seminggu karena dapat membakar kalori tanpa banyak usaha. Untuk berlari, dapat dilakukan 3-4 kali seminggu dengan diselingi hari untuk istirahat karena menyebabkan mudah lelah. Berjalan atau berlari dapat disesuaikan dengan detak jantung untuk menentukan berapa lama kita dapat bertahan dengan aktifitas fisik yang dilakukan.

https://movieon28.com/movies/tone-deaf-clinic/


Fakta-fakta Vaksin COVID-19 Moderna yang Diklaim 94,5 Persen Efektif


 Perusahaan farmasi Amerika Serikat Moderna mengumumkan hasil analisis awal uji klinis vaksin COVID-19 buatannya. Sama seperti Pfizer-BioNTech, Moderna juga mengklaim efektivitas di atas 90 persen.

Meski baru analisis awal, hasil ini dinilai cukup menjanjikan karena membuktikan bahwa vaksin COVID-19 jauh lebih efektif dari yang diperkirakan.


Beberapa fakta tentang vaksin COVID-19 yang dikembangkan Moderna terangkum sebagai berikut.


Tipe

Seperti halnya yang dikembangkan Pfizer, vaksin COVID-19 Moderna yang disebut mRNA-1273 ini juga berbasis messenger RNA (mRNA). Dikutip dari Reuters, platform ini menggunakan kode genetik virus yang diciptakan manusia dan bisa dibuat dengan lebih cepat dibanding vaksin konvensional.


Uji klinis

Moderna merupakan salah satu yang pertama melakukan uji klinis vaksin COVID-19 pada manusia. Dimulai pada Maret, dan tahap akhir yang melibatkan 30 ribu partisipan dimulai 27 Juli di Amerika Serikat.


Hasil analisis awal menunjukkan dari 95 kasus COVID-19 yang ditemukan, hanya 5 kasus yang ditemukan pada kelompok penyuntikan vaksin. Sisanya sebanyak 90 kasus berasal dari kelompok plasebo. Sebanyak 11 kasus dikategorikan severe atau parah.


Efek samping

Efek samping yang ditemukan umumnya ringan-sedang. Namun beberapa partisipan mengalami keluhan parah setelah penyuntikan kedua, termasuk 10 persen yang mengalami fatigue atau kelelahan parah sehingga sulit melakukan aktiviyas sehari-hari. Sebanyak 9 persen mengalami nyeri di badan.


"Sebagian besar hanya sementara," kata Moderna.


Distribusi dan penyimpanan

Dibandingkan vaksin Pfizer yang harus disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius, vaksin COVID-19 Moderna diklaim lebih mudah didistribusikan. Pada suhu pendingin biasa diklaim bisa bertahan selama 30 hari, dan pada suhu minus 20 derahat Celcius bisa bertahan hingga 6 bulan.

https://movieon28.com/movies/nina-forever/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar